"Hari ini ulangan bahasa Indonesia yah bapak harap kalian bisa mengerjakannya dengan jujur." ucap Sanga guru bahasa Indonesia.
"Bapak ada rapat, dan sekarang bapak tinggal dulu, kalo udah selesai ketua kelas kumpulkan di meja saya okey."
Hal itu pun membuat Satria berdiri dari duduknya.
"Baik pak."Satria kembali duduk stelah guru bahasa Indonesia itu keluar kelasnya.
Lantas satria menatap teman teman kelasnya satu persatu.
"Inget yah, gak ada yang boleh nyontek di sini, kalo ketawan gua..." Satria menggantungkan ucapannya."Gua tebas pala lo semua" ucap staria sedikit menyeramkan. Dengan matanya yang melotot tajam.
Julio memutar bola matanya malas. Ia beranjak berdiri dari kursinya dan ingin menuju ke suatu tempat.
"Pinjemin pulpen lagi dong, yang kemarin gak ke bawa soalnya, ketinggalan di rumah." Ucapnya melemas.
Yula mendongak kan kepalanya sembari tersenyum sumringah.
'gak punya malu nih cowok' batin Yula berusaha untuk tetep sabar.
"Denger yah tuan.. saya ini tuh bukan tempat koperasi kamu loh." ucap Yula dilebih lebihkan.
Julio tersenyum puas.
"Heheh, iya sih. Tapiii ini tuh darurat, mending pinjemin gua, dari pada gua gak bisa ngerjain ulangan."Yula memincingkan mantanya emosi.
"Yah itu urusan elo, bukan gua."Yula menatap Julio lagi dengan ekspresi ingin memangsanya.
"Udah deh, mending sana pergi pinjem ke orang lain, jangan ke gua."
Julio kikkuk ditempat.
Yula membulat kan matanya.
"Heh, Julio bin adulah, dengerin gua yah."Julio mendekatkan kupingnya ke arah Yula.
"Apa tuh cantik?" Tanyanya tanpa beban.
Yula semakin dibuat emosi.
Ia mendekatkan bibirnya kepada wajah Julio. Hal itu sediki membuat Julio bergetar, jantungnya berdetak sangat kencang sekarang.'anjir, Yula mau cium gua nih kenya' batin Julio deg deg kan.
"PERGIIIIIIII."
Yula berteriak tepat di wajah Julio.
Sontak seluruh kelas mengarahkan pandangannya kepada Yula. Julio mundur dan langsung mengusap telinganya pengang.
Semuanya menatap Yula binggung.
Kara yang disebelahnya langsung menenangkan Yula yang sedikit menahan emosi itu."Yula sabar Yula, jangan emosi." ucap kara mengelus punggung cewek itu lembut.
Yula menatap kara sinis.
"Diem deh lo kar." sinis Yula.Kara pun tak menjawab, ia pun diam dan memilih melanjutkan tugasnya lagi.
"Heh," Yula berdiri dari kursinya.
"Lo" tujuknya pada Julio.
"G-gua?" Tunjuk Julio pada dirinya.
"Gua mau lo balikin semua barang gua, dan jangan pernah lagi pinjem apa pun dari gua mulai sekarang!"
"Gua tunggu Sampek besok" lanjut Yula dan duduk kembali ketempatnya.
Julio terdiam, hal itu sedikit mengetuk hatinya, tidak bisa pinjem barang lagi kepada Yula? Ia tidak bisa membayangkan itu.
***
"Bro, kalo lo gak ada pulpen atau semacamnya, lo bisa kok pinjem ke gua." tawar Satria saat melihat Julio sudah kembali ke mejanya dengan perasaan malu.
Juni berdecak sebal.
"CK, emangnya elo bawa pulpen berapa Sat?" Tanya Juni dengan raut mengejek.Satria tersenyum dan menunjukan pulpen warna hitamnya.
"Satu." Jawab Satria.Hal itu pun membuat mereka tertawa satu sama lain.
"Wahahahahahah, terus gimana caranyao mau minjemin tuh pulpen pada Julio dah sat, aneh aneh aja deh lo." Haidar tertawa hampir ingin menangis.
Emang dasar receh banget.
"Lu pikir pensil apa bisa di bagi dua." celetuk Yolga geleng geleng.
"Lah emangnya...pensil satu bisa di bagi menjadi Dua?" Tanya Helon binggung sembari menunjuk dua jari tangannya.
Juni merangkul Helon.
"Bisalah, gampang. Tinggal gua bawa ke mbah dukun, terus gua tinggal bilang. 'mbahhh bisa lipat gandakan pensil ini' ahahaahhahah" tawa Juni pecah setelahnya. Namun hal itu membuatnya terdiam karena tidak ada yang tertawa karnanya.Kan malu.
Julio menatap temen temennya itu dengan tatapan tak bersahabat. Yula tadi bener bener memalukannya. Tapi gak juga sih.
"Garing lu Jun." sahut Satria.
"Oh yah, btw. Katanya lo mau nembak cewek Jul." tanya Satria pada Julio. Hal itu di angguki boleh semuanya.
"Hooh Sia....."
Brakkk
"Gua pergi dulu." kata Julio yang langsung berlari keluar kelas.
"Kerjain ulangan dulu hoy." Triak Satria.
"Anjing, sialan tuh anak, belom juga gua ngomong, dasar babi." maki Juni emosi pada Julio.
"Jun, positif abis ini lo masuk BK lagi." ucap Staria membuat Juni melebarkan matanya.
"Hah?"
_pulpen_

KAMU SEDANG MEMBACA
BOLPOIN✓
Science Fiction[complete]✓ ini tentang Julio yang selalu meminjam pulpen terus terus kepada Yula. Julio yang terus terusan meminjam pulpen pada Yula membuat gadis itu semakin risih dan gak suka pada sifat cowok itu. Namun di saat Julio sudah tidak meminjam pulpen...