BAGIAN 10

60 20 0
                                    

"Oke semua, keluar kan alat tulis kalian dan ibu mintak kalian menggambar seni rupa sekarang, cepat yah waktunya terbatas." ucap salah satu guru seni budaya.

Julio yang berada di belakang tersentak.

"Hah?"

Juni menoleh ke pada Julio.

"Ngapa lo? Lagak bawa buku gambar?" Tanya Juni yang langsung di angguki oleh Julio.

"Iyah bangsat gua gak bawa masak. Lupa kirain gak bakal ini materinya."

Juni berdecak.
"Cih, kebiasaan. Ilangin dah sifat buruk lo tuh, gak baik di terapin di masa depan nanti." kata Juni sedikit menusuk hati Julio.

Julio menatap Juni dalam.
"Terus gua harus gimana?, Pinjemin punya lo dong, satu sobek aja deh gapapa."

"Gak ada gak ada. Males mintak ke yang lain aja sana."

Julio menghela napasnya pasrah.
"Ohh ayolah, lo tau kan kalo gua gak bisa pinjem pada Yula lagi, kalik kalik kek lo yang bantuin gua ngapa."

"Emang minjem harus ke Yula doang?"

Ucapan Juni membuat Julio terdiam.

Juni mengangkat bahunya tak perduli.
"Udah deh cari yang mau minjemin sana." ucapnya dan langsung melanjutkan tugasnya lagi.

Julio menhela napasnya lagi.
"Jun, lo gak mau penjemin gua?"

Gak ada respon dari Juni. Julio beralih ke depan.

"Gak ada." ucap Staria.

"Gua baru aja buang napas njir, belom ngomong udah di tolak aja." kesal Julio.

"Lu tuh emang pantes buat di tolak." kata Haidar asal.

"Danjok lo dar"

Satria menoleh ke belakang dengan tatapan yang tajam.

"Lo mau nama lo gua catet dan masuk BK sama kayak Juni hah?"

Julio tersenyum pasrah.
"Iyeh maap, gak lagi gua ngomong kasar"

Satria ini sensitif banget kalo ada yang ngomong kasar.

"Nih, gua kasih sobekan buku gambar gua."

Julio melotot mendapati kertas itu di mejanya. Julio mengangkat dagu dan melihat Gelia berdiri disana.

Juni kaget dengan apa yang di lakukan Gelia.

"Anjir, ngapain nih cewek bantu si Julyon" gumam Juni yang masih bisa di dengar oleh Julio dan Gelia.

"Lo...emmm makasih." Julio tersenyum Canggung.

"Kalo lo butuh krayon atau apa lah itu, aku ada kok, kalo kamu mau kamu bisa langsung ambil di meja aku." kata Gelia dan langsung pergi dari sana.

Anjay aku kamu.

Satria menatap Gelia curiga.

"Widihh, baik banget dia mau minjemin barangnya ke Julio, gak tau aja Yula udah jadi korbannya." Haidar melirik Julio.

Julio cuma membulatkan matanya sebal.

"Maklum sih, baru beberapa hari sekolah di sini, coba aja kalo satu Minggu? Behh yakin dah langsung lari dah tuh anak lihat Julio." sahut Juni.

"Asem banget mulut lo berdua, awas aja nanti." ancam Julio kesal.

"Dia Kenya suka deh sama lo Jul. Yakin." ucap Satria tiba tiba.

_pulpen_

BOLPOIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang