"Yula." pangil Lala pelan.
Yula yang sedang membaca buku kala itu mengangkat dagunya dengan satu alis yang terangkat. Menandakan ia sedang bertanya kenapa.
"Lo gak cemburu lihat Gelia selalu minjemin pulpennya ke Julio?" Tanya Lala spontan.
Kara menepuk jidatnya tak abis pikir atas pertanyaan aneh yang keluar dari mulut lala.
"Aduh Lala, kamu ngapain sih tanya hal kayak gitu? Gak penting banget. Lagian ngapain juga Yula cemburu, emang dia suka sama Julio?" Kara menoleh ke pada Yula."Bener kan? Masak iya Yula suka sama Julio?" Mata kara menatap Yula penuh selidik.
Yula malah memalingkan pandangannya dari kara. Kini pandangannya tertuju kepada segerombolan anak laki laki yang tengah asik bercanda di bangku sebrang sana. Terlihat mereka sangat sangat berisik sekalih.
Dari pertanyaan Lala tadi, Yula ingin menjawab kalau dia sangat risih dengan perlakuan Gelia kepada Julio yang menurutnya sangat berlebihan.
Jujur ia kangen denger Julio yang selalu memangil namanya cuma buat minjem pulpen doang.
"Yula."
Kara menepuk pundak Yula.
Yula tersentak kaget karenanya.
"Hahh."Kara menatap Yula aneh.
"Lo lihatin apaan sih?" Binggung Kara.Kara mengarahkan pandangannya dengan apa yang di lihat Yula tadi.
Yula gelagapan.
"Ahh bukan, ini ituhh."
"Ohhhh, gapapa kok kalo mau di lihatin, toh gua juga gak ada hak buat mar.."
"STOPPP" Yula menutup mulut Kara dengan tangannya.
"Gak usah di lanjutin, gua mengerti." kata Yula sembari menjauhkan tangannya pada bibir kara.
Lala menunjuk Yula dengan senyuman mengejek.
"Ahhh Yulaa berati bener ya kalo Yula suka sama Julio, ayo ngaku." Goda Lala.Yula berdecak sebal. Kesal sekalih berada di posisi seperti ini.
"Bukan, bukan suka, aku cum..""Suka mah suka aja kali, gak ada yang larang, itu hal yang wajar juga kok." Kara tersenyum tipis, sesekali ia juga melirik Julio dan teman temannya di seberang sana.
"Yula, kalo kamu suka, terus kenapa kamu tolak Julio waktu itu? Kamu itu udah sakitin perasaannya loh, kan enak kalo kamu suka juga dan terima, Julio enggak akan malu dan hati kam..."
"Kalian itu enggak ngerti." Ucapan Lala terpotong.
Yula mendongak menatap dinding kelasnya.
"Gua cuma..... Ngerasa suka doang, enggak cinta sama Julio.""CK omong kosong macam apa itu?"
Yula melotot kaget mendengar suara itu. Lala dan kara pun sama. Mereka pun membalikkan badannya dan menatap seseorang yang sekarang tengah bersedekap dada dan tersenyum miring menatap ketiga gadis itu.
"Ha?" Pekik Yula.
"Yula, ayo nyatain perasaan lu, lu ngerasa kan kalo Gelia ada rasa juga sama Julio? Yakin elo rela Julio jadi miliknya? Enggak kan, maka dari itu, ayo katakan isi hatimu sebelum semuanya terlambat."
_pulpen_
Siapa tuh yang ngomong?

KAMU SEDANG MEMBACA
BOLPOIN✓
Ciencia Ficción[complete]✓ ini tentang Julio yang selalu meminjam pulpen terus terus kepada Yula. Julio yang terus terusan meminjam pulpen pada Yula membuat gadis itu semakin risih dan gak suka pada sifat cowok itu. Namun di saat Julio sudah tidak meminjam pulpen...