BAGIAN 2

104 26 0
                                    

"Gaiss, gua mau nembak cewek." kata Julio dengan bangga kepada teman temannya itu.

Kini Julio dan beberapa teman temannya tengah berada di kantin sekedar nongkrong dan mencari wifi geratis.

Yolga yang tengah main game di ponselnya mendongak dengan ekspresi kaget.

"Hah?"

"Ada angin apa lo mau nembak cewek? Ku pikir elo belok." Jawab Juni.

"Widihh, akhirnya lu suka cewek. Horaa." Kata Haidar merasa senang dengan kabar ini.

Satria menatap temen temennya itu datar, pandangannya berhenti kepada Julio.

"Siapa yang lagi lu incer?" Tanyanya.

Julio menyengir lebar atas pertanyaan Satria.

Julio tersenyum bangga.
"Udahh, nanti lihat aja, siapa yang bakal gua tembak." ucapnya sedikit percaya diri.

Senyuman mengembang begitu saja di wajah ganteng cowok itu.

Julio bengkit dari duduknya.
"Yok, ke kelas." ajaknya sedikit semangat dan langsung melangkah pergi tanpa menunggu respon dari temen temennya itu yang masih asik mengemil.

Juni membisikan sesuatu kepada temen temennya itu.

"Gila tuh kenya." celetuk Juni.

Helon menghela napasnya. Cowok yang sedari tadi diam itu pun berucap.
"Biasalah mukin tuh anak emang lagi jatuh cinta, biasanya kan cinta kan emang bikin gila, bisa bikin ilang akal."

"Haduh kenya udah berpengalaman ya mas." Sahut Yolga menyengir lebar seakan mengejek Helon.

Helon yang melihat hanya melipat kedua tangannya di atas meja dan memalingkan pandangannya ke arah lain.

Juni garuk garuk kepalanya binggung.

"Tapi siapa ceweknya? Masak iya Yula? Curiga deh gua." Kata Juni.

"Iya, diakan suka nempel terus sama Yula." Jawab Yolga.

"Bukan nempel, emang dasarnya Julio suka banget deket deket sama Yula." Kata Haidar berasumsi.

"Kenya iya dah." Satria berucap sembari mengetuk dagunya. Semua mata pun tertuju padanya.

Juni memencengkan kepalanya.
"Hah?"

"Julio selalu minjem pulpen atau alat tulis ke Yula, itu adalah satu bukti kuat kalo Julio suka sama Yula."

"Masak?" Celetuk Yolga.

"Hei, kalian tau kan Julio itu bisa pinjem ke kita, kenapa malah larinya ke Yula?" Heran Juni.

Helon mengetuk dagunya juga.
"Bener, dan masalahnya juga ada pada Yula."

"Kenapa?" Ucap mereka berbarengan seakan kaget dengan apa yang di katakan Helon.

Helon menatap teman temannya.
"Yula juga suka sama Julio."

Semua mata melotot.

"Apa?" Juni mendelik kaget.

"Gak salah Yula suka sama Julio?" Lanjut Juni.

Satria tersenyum miring.
"Benar, kalian pikir deh kenapa Yula selama ini masih mau minjemin barang ke Julio? Padahal Julio gak pernah balikin barang itu."

Semua mengangguk.

"Ada benarnya juga." Kata Haidar.

Yolga tersenyum tipis.
"Kalo ini benar, semoga deh hubungan keduanya bisa langsung dari sat set sat set. Langsung jadian."

***

"Kata kelas sebelah nanti kita bakal ada ulang bahasa Indonesia. Gak tau sih bener apa enggak, tapi katanya tadi mereka abis ulangan." ucap Lala yang kini tengah duduk di kantin bersama kedua sahabatnya.

Kara menganggukki ucapan Lala.
"Hooh, kabarnya sih kek gitu, jadi kita harus persiapin ini semua. Jaga jaga saja kalo emang bener. Tau sendiri kan guru bahasa Indonesia sekolah kita kek mana? Gak ada angin gak ada hujan, langsung di suruh ulangan." Kara geleng geleng membayangkannya ngeri.

"Mana gak di kasih buat belajar lagi." Kesal Lala.

"Iya nanti dia bilang. 'Emang ya murid jaman sekarang, kalo gak ulangan gak bakal belajar, kalian ngapain aja pas pelajaran biasa?'" kata kara menirukan guru bahasa Indonesia-nya.

Yula menahan tawa melihatnya. Namun ia hanya tersenyum dan mulai membuka buku paket bahasa Indonesia.

"Ya udah ayok belajar, jangan malah ngomongin orang."

Lala dan kara saling pandang dan langsung tertawa begitu saja.


Lala mulai membuka buku paketnya.
Kara juga ingin melakukannya tapi ia malah salfok dengan cahatan yang terpampang di ponsel milik Yula.
Yula terlalu serius membaca chat itu sampek ia tidak menyadari Kara melihat chat itu juga.

Julio kang pinjem barang

Besok balikin barang yang
Udah lo pijem dari gua.
Mulai dari penghapus, pensil
dan pulpen

Aduh Yul, maaf, tapiiii
Pulpennya hilang semuanya 😞

Lah, gimana bisa. Pokoknya
Gak mau tau, balikin besok

Aduh, gimana yah, gua lagi
Gak ada uang buat ganti, berneran
Serius 😭👌

Lo pikir gua percaya?
Lagian elo udah janji kan tadi di sekolah

Iyah tapi kan, gua lagi gak
Ada uang Yul. Gimana kalo
Gua ganti dengan gua ngerjain
Tugas lo, tapi lo tetep
Pinjemin gua pulpen gitu

Kayak simbo Lilis mutualisme
Gitu.

Simbiosis mutualisme njir😊🙏

Nahh😭 itu maksud gua.
Gimana? Lo mau?

GAKKK, POKOKNYA BALIKIN
BARANG BARANG GUA YANG
LO PIJEM.

iya dehh😞

Read!

"Kok dia gak chat gua lagi sih?" Omel Yula tiba tiba.

'Cuma bales iya doang, di pikir gua tahu apa harus apa lagi? Tanya apa kek ke gua.' batin Yula mencengkram kuat ponselnya.

Sontak kara tersentak kaget dengan ucapan Yula. Sampek Sampek ia hampir akan terjungkal akibatnya.

Yula menoleh ke kara.
"Lo ngapain sih kar?" Tanya Yula heran.

'haduh untung Yula gak lihat kalo gua tadi sempet baca chatan dia sama Julio' batin Kara tersenyum lega.

Kara mengelus dadanya.

Lala mengangkat dagunya mendengar kegaduhan itu.
"Lo kenapa kar?"

Kara menatap kedua temennya itu aneh, bisa bisanya pertanyaan yang di lontarkan kepadanya sama.

"GAK TAHU."

_pulpen_

BOLPOIN✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang