2. Es Teh Maut

16.3K 1.2K 507
                                    

Denpasar, 17 November 2021. Pukul 11.29 WITA

Cerita ini terinspirasi dari After We Fell dan Forgotten. Bagian yg Tessa kemungkinan ga bisa hamil yg bikin aku terinspirasi sama sifat negatif Hardin adalah Arjuna, cuma bedanya Arjuna gak punya hati xizixi

Diperingatkan agar tidak membawa karakter dan tokoh lain ke lapak ini, ya🥰

Bebas ya guis buat kritik dan saran

Cerita ini bakal ada unsur action, thriller dan sedikit teka-teki xixiix

Absen dulu guis🤙🏻

Asalnya dari mana nih?

Coba bilang "halo" pake bahasa daerah kalian

Kalo makan bubur tuh enaknya diaduk gak sih?😋

Arjuna baik banget, kan?🤪

Btw, part ini panjang, yaa. Terima kasih juga buat yang udah vomment. Ai lop yu sekebon!

Maaf banyak bacot, mari cus baca. Happy reading❤️‍🔥

Dian dan Arjuna kini diam di luar kelas sembari menunggu jam mata kuliah selanjutnya, sedangkan Kiara tengah belajar guna presentasi di mata kuliah selanjutnya. Terlihat kedua insan itu asyik berbincang. "Arjuna, gue punya ide biar nanti lo mainnya enak."

"Apaan?" tanya Arjuna antusias.

Dian tersenyum penuh arti. "Mainnya sambil pake penutup mata warna merah."

Seketika, cowok itu terbelalak, membuat Sheila, Mita dan Avram refleks menengok ke arah mereka. "What?"

Sadar menjadi perhatian para mahasiswa di sini, Dian mendekatkan telinganya ke Arjuna agar perbincangan menjijikan ini tak terdengar. "Biar seru, anjir. Jangan lupa pasang kamera kecil biar momen lo sama Kiara terekam jelas."

Arjuna tertawa mendengar saran gila dari Dian. "Edan! Untung gue bukan sahabat lo, Dian. Kiara mana nyangka lo bakal nusuk dia dari belakang."

Senyuman miring ditampilkan oleh Dian. "Tapi, lo demen, kan?"

"Asal urusan kebutuhan biologis, gue pasti demen," jawab Arjuna.

"Makanya, gue bantuin lo," balas Dian.

"Oke, gue setuju sama saran lo," ujar Arjuna tersenyum senang. Ia tak sabar nanti sore hendak "menyantap" gadisnya.

Di sisi lain, Mita menunjuk ke arah Arjuna dan Dian. "Eh, tuh lihat mereka berduaan. Emang temen nusuk dari belakang si Dian."

"Yang lo lihat belum tentu kayak gitu," ungkap Avram.

Sheila berdecak malas. "Sok positive thinking aja lo."

Arjuna sadar dirinya diperhatikan oleh Avram dan kawan-kawan. Kilatan amarah begitu membara di kedua retina sang pria. "Kenapa lo lihat-lihat, hah?"

"Gue punya mata gunanya untuk ngelihat," jawab Avram dengan senyuman tengil.

Arjuna tak bisa menahan emosi. Ia menghampiri Avram, lalu mencengkram kerah jaket jeans-nya. "Bangsat! Mending lo urusin Bokap lo yang jadi tersangka karena bunuh orang, Anjing!"

Dian terkejut melihat pertikaian itu. Namun, ia tak berani melerai dan memilih untuk masuk kelas. Kiara sempat menengok ke arah Dian, ekspresinya seolah bertanya, "Ada apa?" Namun, Dian hanya menggeleng.

Kiara melirik ke arah luar, rupanya Arjuna tengah ribut dengan Avram. Ia tahu betul pacarnya memang sering bertengkar dengan Avram. Akan tetapi, ia tak mau ikut campur, takutnya tambah memancing emosi Arjuna.

Doom (On Hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang