12. Prioritas

2.9K 526 78
                                    

TAEYONG menatap Johnny sejenak. Masker sudah terpasang dan ia tak lupa memakai tudung hoodie untuk menyembunyikan wajahnya.

"Kembalilah, Manager Hyung akan marah jika tahu kau mengantarku kabur."

Mata Johnny terbelalak sementara itu Taeyong justru keluar mobil dengan santainya. "Wait, aku pikir aku juga ikut bersamamu!"

"Tidak. Terima kasih, Johnny."

"Setidaknya biarkan aku ikut, jadi manager bisa percaya kalau aku menjagamu di luar. Jika manager marah kita bisa dihukum berdua!"

Namun Taeyong dengan tegas menolak. "Akan lebih baik kalau hanya aku yang dihukum, ini murni kesalahanku dan kau tak boleh ikut dimarahi."

"Lalu bagaimana caramu pulang? Kau butuh tumpangan!"

Taeyong tertawa kecil karena Johnny terus berusaha meminta tinggal. Padahal suasana sedang serius dan tidak ada hal yang lucu.

"Aku bisa naik taksi, tak usah khawatir."

"Taeyong-ah,"

Ia mengangguk demi meyakinkan Johnny. Meski masih ada keraguan di hati, pada akhirnya Johnny menuruti permintaan Taeyong dan kembali menyetir pulang.

Sebelum melangkahkan kaki masuk ke dalam gedung Taeyong mematikan ponselnya. Jika tidak, manager pasti meneror Taeyong dan memarahinya untuk segera pulang.

Gugup jelas dirasakan oleh Taeyong, terutama di saat ia akan membuka pintu apartemen milik Lisa. Namun Taeyong berusaha untuk tidak memikirkannya karena kondisi Lisa lebih penting.

"Lisa?"

Suara meongan justru menjawab panggilan. Seluruh kucing pemilik rumah berlari kecil menghampiri lalu mengeluskan tubuh mereka dengan manja ke kaki Taeyong.

Taeyong berjongkok sambil tersenyum kecil. "Pasti dispenser makanan kalian belum dinyalakan. Ayo kita cek."

Leo mengeong keras berkali-kali sehingga Taeyong pun menggendongnya. Sesuai dugaan, Leo langsung terdiam setelah di pelukan Taeyong.

"Oke, oke, ikuti Daddy."

Kucing-kucing itu semua seakan mengerti dan berjalan berdampingan bersama Taeyong. Tak butuh waktu lama menyiapkan makanan para kucing.

Setelah itu Taeyong melangkah pelan menuju kamar Lisa. Dan di sanalah sosok yang ia cari berada, tidur dalam balutan selimut. Kemungkinan Lisa tidur saat menunggu kedatangan Jaehyun.

Lalu ketika Taeyong memeriksa suhu badannya ia cukup terkejut karena Lisa tak hanya mengalami pusing, tapi juga demam. Hidung Lisa pun tampak memerah.

"Haish, ke mana semua orang?" gerutu Taeyong kesal. Gadisnya sedang sakit tapi justru ditinggal sendirian.

Pada akhirnya Taeyong mengurus Lisa dengan telaten. Ia membenarkan letak selimut, mengambilkan kompres, menyiapkan obat, serta membuat bubur untuk dimakan Lisa.

Satu setengah jam kemudian Lisa terbangun. Matanya terbuka perlahan dan langsung terpaku pada lampu kamar yang menyala, saat itulah Lisa sadar ada kompres di dahinya.

"Eonnie?"

Tidak ada jawaban.

Lisa memijat pelipis kepalanya perlahan, berusaha melenyapkan pusing masih tersisa.

Yang Lisa ingat, ia meminta Jaehyun untuk datang mengambilkan obat di dapur. Sayangnya Lisa justru ketiduran.

Sebenarnya tadi Lisa baru pulang pagi buta karena sebuah jadwal. Badannya sudah sangat lelah dan tidak enak, tapi ia berusaha menguatkan diri.

AlwaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang