16. Tidak Pernah Bisa Akur

33 1 0
                                    

Belum genap satu bulan pria ini menjadi guru wali kelas 11 Silver. Tapi kelakuannya sudah berhasil membuat sisi galak Shea terbangun.

Shea yang selama setahun menjadi pribadi yang tenang, seolah dibangunkan dari tidurnya.

" Awas aja itu orang, gue bales entar. " Gerutu Shea sambil mengerjakan soal di papan tulis, memberi penjelasan pendek pada teman-teman sekelasnya.

" Udah kali, She, nggak usah ngomel mulu. Sekali-kali ngajarin kita kan pahala. " Sahut Kharis yang duduk paling depan.

Seketika Shea menghentikan goresan spidolnya di papan, memutar kepalanya dan menatap datar ke arah sumber suara. " Sekali-kali ya ? " 

Kharis menggaruk telinganya, tangan lainnya terangkat membentuk V. " Hehe, peace, She, mata lo keluar laser entar. "

Padahal nyatanya sejak kelas 10, Sheana sering membantu Kharis dan teman-teman lainnya untuk menyelesaikan rumus yang sulit. Namun memang untuk pertama kali Shea mau capek-capek menulis dan menjelaskan di depan kelas.

Biasanya Shea akan menuliskan di lembar kertas untuk diperlihatkan pada beberapa temannya. Baru nanti penjelasan itu akan menyebar ke seisi kelas.

" Bagaimana, sudah selesai ? " Suara berat tegas menginterupsi pertengkaran dua siswa itu.

" Kenapa belum selesai ? Harusnya 10 soal saja cukup dengan 30 menit. Ini satu jam saya tinggal rapat masih belum juga. " Sosok yang baru memasuki ruangan itu membuat semua siswa menelan ludah.

" Kurang satu doang, Pak. " Jerry nyeletuk.

" Ini kalian yang susah diajarin atau TA saya yang kurang kompeten ? Sampai soal segampang ini saja kalian butuh waktu selama ini. "

Dugh...

Suara keras bagian belakang spidol menghantam papan tulis. Membuat Jerry dan teman-temanya terlonjak kaget.

Gawat, singanya marah.

" Kenapa ? Kamu nggak terima ucapan saya ?! "

" Pak, Sheana nggak salah kok. Kitanya aja yang agak lemot jadi kurang cepet bisa nangkap penjelasan Sheana. Jadinya Sheana harus ngulang beberapa kali di beberapa soal. " Premita ikut membela.

Beberapa orang mengangguk serempak.

Hufft...

Sudahlah, sepertinya kesabaran Sheana menipis.

" Nggak, memang saya yang kurang kompeten. Jadi coba bapak saja yang menjelaskan rumus-rumus ini ! Kan bapak punya IQ setinggi langit. " Sheana memprovokasi dengan wajah menahan kesal.

Sungguh batas kesabaran seorang Sheana Ditya benar-benar sedang diuji.

Mulai deh.

Seisi kelas bungkam dan menghela nafas, sudah mulai terbiasa dengan perang sengit teman dan guru mereka itu.

Padahal ini sudah hampir sebulan, kenapa dua manusia ini belum bisa akur juga sih.

" Saya cuma minta bantuan kamu sekali kamu sudah protes. " Arka membalas dengan datar kalimat sinis gadis itu.

Sheana menyeringai, " Seingat saya ada yang pernah bilang PD dengan kemampuannya dan tidak akan merepotkan siswanya. " Balas Shea santai tapi cukup menusuk.

Married Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang