"Sopan sedikit sama calon suami. Jangan pake lo-gue, GANTI!" Imbuhnya sedikit ngegass. "Hih, kan belom tentu gue nerima tawaran lo sih Pak-- eh, Kak." "Saya yakin kamu akan bilang iya." "Pede sekali anda!" "Harus dong, kalo orang seperti saya tidak punya kepercayaan diri, apa gunanya wajah ganteng saya?" "Dan kepercayaan diri yang saya punya itu salah satu bentuk syukur saya pada Tuhan yang telah memberi saya visual seperti ini." "Astaghfirullah." Pria itu lagi-lagi terkekeh melihat ekspresi Shea yang seperti muak padanya, "Kamu memang harus banyak-banyak istighfar, karena mulai detik ini saya akan buat jantung kamu berdebar tiap liat wajah ganteng saya." Ucapnya diiringi kekehan kecil. "Dih, nyebelin. Pulang sana!" Sewot Shea sambil membuka pintu dan keluar dari mobil. Lagi-lagi pria itu tertawa, "Yang kamu bilang nyebelin ini yang nantinya akan terus berada disisi kamu, yang akan kamu lihat sebelum tidur dan juga saat bangun tidur. Kalo perlu saya yang akan menyiapkan susu coklat panas setiap malam sebelum kamu tidur." Ujar si pria sambil melongokkan kepalanya di jendela pintu mobil yang sudah terbuka. "Berisik." Habis sudah kesabaran Sheana. "Good night too, calon istri." Balasnya tak nyambung. Wajah yang biasanya datar dan jutek itu hari ini banyak cengengesannya. "Sinting." Shea menggelengkan kepalanya, tak sanggup lagi meladeni pria bermulut buaya itu.
20 parts