07. Graduation

33 1 0
                                    

Ada banyak cara untuk bahagia, tapi seringkali luka membuat kita hanya melihat hal-hal yang membuat hati kita terpaku pada kesedihan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak cara untuk bahagia, tapi seringkali luka membuat kita hanya melihat hal-hal yang membuat hati kita terpaku pada kesedihan.

🍁🍁🍁

Hari kelulusan sudah di depan mata, sesuai prediksi semua orang, Sheana menjadi juara umum dan juga dinobatkan sebagai siswi yang lulus dengan nilai terbaik. Banyak tawaran beasiswa dari berbagai sekolah di dalam maupun luar kota.

Karena SMP-nya memiliki portal khusus yang berisi siswa-siswi berprestasi. Hal ini memudahkan siswa mendapat panduan khusus untuk bisa memilih sekolah lanjutannya.

Dan untuk 10 peringkat atas yang menjadi lulusan terbaik, sekolah memberi layanan khusus dengan mengirim profil mereka ke sekolah-sekolah bonafit yang ada di dalam ataupun luar negeri.

Maklum, sekolah SMP Shea merupakan sekolah unggulan di kota yang pasti memiliki berbagai macam keunggulan baik dalam segi fasilitas, tenaga pendidik dan juga program-program terencana untuk menjamin kualitas masa depan siswanya.

Tak heran jika biaya masuk sekolah itu akan membuat siapapun bergidik, tidak semua keluarga kaya bisa menyekolahkan anak-anaknya disana. Selain tes masuk yang ketat juga biaya sekolah yang sangat mahal.

Lalu bagaimana dengan Shafa, sahabat Shea yang berasal dari keluarga biasa. Shafa adalah 1 persen siswa yang beruntung yang bisa memasuki sekolah bonafide itu melalui jalur prestasi murni.

Dan memang itu adalah salah satu program khusus yayasan dan para donatur yang menuntut adanya jalur prestasi secara murni. Tentu saja dengan serangkaian tes masuk yang sangat sulit.

" Shea, akhirnya kita lulus. Selamat untuk kamu sang juara umum. "

" Yup, selamat juga buat lo yang bisa bertahan sejauh ini, ciieeeh. . . " Shea berdecih jahil kemudian memeluk sahabat pertamanya itu.

" I love you, Shea. Emuach. . . " Membalas pelukan Shea dan mmperagakan gerakan bibir seolah akan mengecup Shea.

Bukannya menyambut pelukan si cewek berkacamata, Shea malah bergidik, " Gue masih normal, Fa. " Mendorong dahi Shafa dengan jari telunjuknya dan membuat ekspresi jijik.

" I don't know if that true or not because i don't see you with another boy since i know you. " [ Aku nggak tahu itu benar atau tidaknya, karena aku nggak pernah lihat kamu bersama cowok sejak aku mengenal kamu. ]

" Terus lo pikir gue doyan perempuan gitu ? "

" Maybe. "

Shea berdecak, " Dasar kurang ajar ini anak. Mentang-mentang udah gue upgrade statusnya jadi sahabat, ngelunjak nih anak. Minta di selotip nih mulut. "

" Hahaha. . . Ampun, Shea. Makanya kamu cari pacar, Shea. Sayang wajah cantik kamu kalo gak ada yang nyayangin. "

" Bener-bener sialan ini anak, udah berani ngeledekin gue, hah. Sini gue lakban tuh bibir. "

Married Mr. PerfectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang