Chapter 6 : Tatap Mataku!

109 10 2
                                    

'Mas Niko nggak sengaja kah? Atau memang dia nggak sadar dengan sebutannya padaku?' Ais bertanya-tanya pada hatinya.

Kemudian, Niko langsung menyeletuk.

"Jangan percaya diri dulu, itu kan mau kamu, jadi, apa boleh buat, citra suami yang baik harus aku lakukan dan salah satu caranya adalah dengan menuruti pinta kamu," jelas Niko.

'Oh, jadi itu tujuannya Mas Niko!' gumam Ais.

Tapi, terlepas dari itu, Ais tak ambil pusing karena, pada intinya, Niko mau menuruti pintanya dan ia senang akan hal tersebut.

"Ya udah mas, kalau begitu, aku pamit yah! Assalamualaikum ...." Ais pamit kembali dan melangkah keluar dari ruangan Niko.

Kepergian Ais membuat jantung Niko aman. Sebab, tak bisa dipungkiri jika direktur muda itu sangat gugup akan sikap manis Ais kepadanya.

"Cukup Niko! Lo nggak boleh baper sama cewek itu, dan ingat, lo udah punya Lina!" Niko mencoba menghilangkan rasa gelisahnya pada Ais.

Namun, entak kenapa, semakin ia berusaha melupakannya, semakin kuat pula bayangan wajah manis Ais di pikirannya.

"Sial! Kenapa gue kebayang-bayang terus sama wajahnya? Manah semalam dia manis betul!" Niko tengah teringat raga Ais yang sengaja dilihatnya ketika sudah terlelap dan tak sadarkan diri.

***

"Kenapa aku sesenang ini yah? Apa aku mulai bisa membuka hatiku untuk Mas Niko?" Ais tengah bingung sekaligus senang karena beberapa menit lalu, dirinya bisa melakukan hal manis pada Niko.

Namun, Ais tak mau dirinya larut dalam haluan belaka. Jadi, Ais segera mengakhiri pikiran tak karuan itu dan bergegas mengambil beberapa bukunya untuk dibaca.

Sampai akhirnya, siang hari berganti dengan senja yang indah, dan tak lama lagi, keindahan sinar jingga pada senja akan tertutup oleh kegelapan malam.

"Bunda, apa Mas Niko udah pulang?" tanya Ais kepada Kirana yang tengah dilihatnya di ruang tengah.

"Belum sayang, mungkin sebentar lagi," jawab Kirana dengan santai.

Selepas mendengar jawaban Bunda Kirana, Ais langsung masuk kembali ke kamarnya.

***

"Malam ayah, malam bunda!" sapa Niko yang baru saja tiba di rumah mewahnya tepat pukul sembilan malam.

"Malam sayang, baru pulang yah!" balas Kirana.

Niko pun mengangguk sebentar dan dirinya langsung pamit untuk masuk ke kamar.

Namun, belum sempat Niko memasuki kamarnya, tangan kekar menghadangnya.

"Ayah!" kejut Niko.

Iya, dialah ayah kandung Niko, Aji Nandirawata.

"Kenapa Yah?" tanya Niko dengan heran.

"Kamu tahu bukan, kalau keluarga kita sudah sangat harmonis dan hampir tak ada kabar miring yang menyelubungi. Jadi, ayah harap, kamu pertahankan citra baik itu!" jelas Aji.

Niko sempat tak paham dengan perkataan ayahnya. Akan tetapi, setelah ia pikir kembali, ayahnya pasti sudah tahu perihal hubungannya dengan Ais yang tak selayaknya.

"Maksud ayah apa?" tanya Niko seraya pura-pura tak tahu.

"Jangan merasa tak bersalah begitu, Niko! Ayah tahu semuanya, dan ayah mau kamu mengubah sikapmu pada Ais. Jangan dinginkan dia, apalagi sampai tidur terpisah!" jawab Aji.

'Oh, ternyata masalah ini,' gumam Niko.

"Kamu dengar ayah tidak Niko?" tegas Aji.

"Dengar, Yah, dan aku akan melakukan perintah ayah, tenang saja!" balas Niko dengan santai.

"Ingat Niko, kalau kamu melanggar aturan ayah, kamu harus menanggung konsekuensinya, yakni dicoreng dari kartu keluarga!" Aji melayangkan ancaman pada anak kandungnya sendiri.

"Iya ayah, iya!"

Tak lama kemudian, Aji akhirnya membiarkan Niko untuk pergi dan anak sulung itu akhirnya bisa masuk ke dalam kamarnya.

***

"Si polos ke mana yah? Kok kamarnya sepi?" tanya Niko ketika mendapati kesunyian di dalam kamarnya.

Setelah ia telusuri, ternyata, Ais ada di balkon kamarnya dan tengah memandang langit dengan tatapan takjub.

Namun, Niko tak menghampiri istrinya lantaran ia perlu mandi untuk menyegarkan raganya dan setelahnya, ia bisa tidur dengan nyenyak.

***

"Udah mau jam sepuluh, tapi, Mas Niko kok belum pulang yah? Apa dia lembur?" Ais memang tak sadar dengan kedatangan Niko lantaran dirinya terlalu serius menatap langit dan telinganya ditutupi oleh headshet.

Untungnya, sebelum pukul sepuluh, Ais sudah menyadari kelalaiannya dan hendak mengecek keadaan di luar untuk memastikan apakah Niko sudah pulang atau belum.

Namun, baru saja Ais ingin membuka pintu kamarnya, tiba-tiba saja, gendang telinganya mendengar sesuatu.

"Kamu mau ke mana?"

Segeralah Ais berbalik badan dan menjumpai Niko yang lagi-lagi telanjang dada di depannya.

"Kamu udah pulang mas?" tanya Ais sembari menutupi wajahnya dengan kedua telapak tangan miliknya.

"Udah, dan jangan tutupi wajah kamu lagi!" jawab Niko dengan sedikit penekanan.

"Tapi mas ...." Tolak Ais.

"Nggak ada kata tapi, yang ada kata harus, ingat! Aku ini suami kamu, dan istri harus nurut sama suami!" tegas Niko.

Akhirnya, dengan perlahan, Ais menurunkan telapak tangannya.

"Tatap mataku!" perintah Niko yang entah mulai kapan sudah berdiri di depan raga Ais dan menatapnya lekat-lekat.

'Mas Niko kenapa sih!' geram Ais yang mulai tak sanggup untuk menatap mata Niko secara terus menerus. 

***

Nggak mau suudzon,

Udah blur aja yup...

Bye...

Simpul Paksa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang