Chapter 23 : Kepulangannya

136 5 13
                                    

“Apa syaratnya?” tanya Niko sembari menatap mata Ais lekat-lekat.

“Besok kan aku berangkat ke kampus, dan kayaknya aku perlu tumpangan untuk sampai ke sana. Jadi ...” gantung Ais yang sepertinya sudah bisa diterka oleh Niko.

“Mau diantar?”

“Iya, mas, mau!” girang Ais karena Niko benar-benar tahu apa keinginannya sekarang.

“Oke, aku bakal antar kamu. Bahkan, kalau kamu mau, aku bisa antar jemput kamu tiap hari,” Niko benar-benar membuat hati Ais amat tenang. Pasalnya, lelaki yang dikenal cuek nan dingin itu sangat jarang menaruh perhatian langsung kepada istrinya.

“Apaan sih mas, ngga perlu tahu! Aku cuma mau diantar besok pagi, dan selain hari itu, aku bisa berangkat dan pulang sendiri,” tolak halus dari Ais.
Niko pun menganggukkan kepalanya sekali dengan arti setuju kepada pinta Ais.

“Aku udah mau turutin persyaratan kamu, sekarang, giliran kamu yang cerita masalah Laras tadi,” celetuk Niko yang menagih janji Ais untuk menceritakan curhatan Laras kepadanya.

“Oh iya, aku sampai lupa.”
Niko menggeleng pelan, setelahnya, ia duduk di samping Ais dan menyimak raut wajah istrinya yang hendak bercerita itu.

“Oke, jadi begini. Laras itu cerita kalau dosen baru di kampusku mengiriminya pesan dan dia diajak makan siang bersama,” cerita Ais.

“Laras suka dengan dosen itu?” Niko mulai penasaran.

“Sepertinya. Soalnya, dia selalu kegirangan kalau bahas dosen itu, dan lagaknya juga kayak orang yang tengah jatuh cinta. Jadi, mungkin jawabannya iya, Laras suka dengan Pak Adit,” jawab Ais.

Benak Niko berpikir lagi dan mulai penasaran dengan tanggapan Ais mengenai dosen baru itu.

“Jangan-jangan, kamu juga suka sama dosen baru itu?” tanya Niko dengan sedikit kesal.

“Ya nggak lah mas, kan aku udah punya kamu,” jawab Ais dengan fasih.

“Ups!” Sambungnya lagi sembari menutup bibirnya dengan kedua telapak tangan.

“Kenapa? Kamu nggak salah kok, memang seharusnya begitu kan?” Jelas Niko sembari membaringkan tubuhnya di atas ranjang dan mengajak Ais untuk beristirahat.

“Udah malam, nggak baik begadang. Apalagi, aku sama kamu jelas-jelas nggak ada kesibukan,” ungkapnya dan Ais langsung menyetujuinya.

Kini, tepat pukul sebelas malam, kedua sejoli itu memejamkan matanya dan tertidur.

***

“Mohon maaf Tuan, saya izin menyampaikan kabar terbaru tentang Mba Lina,” ucap Iwan kepada Niko yang tengah dilihatnya sedang merapikan dasi di depan kaca.

“Iya Wan, sampaikan saja,” balas Niko.

“Jadi, menurut salah seorang ajudan kita yang ditugaskan mengintai di rumah Mba Lina, mengatakan jika Mba Lina sudah tiba di tanah air sedari malam tadi, Tuan,” jelas Iwan.

Kabar kepulangan Lina, seketika membuat Niko senang tak kepalang.

Namun, entah kenapa, batin Niko malah berkecamuk. Sebab, sekarang ini, status Niko adalah seorang suami yang sah dan memiliki istri yang amat baik menurutnya.

Tetapi, di lain sisi, Niko tak bisa membohongi dirinya jika di dalam hatinya itu masih terukir jelas nama Lina dan belum bisa digantikan oleh siapapun, termasuk Ais.

‘Ais adalah wanita yang baik, tapi, hati gue nggak bisa bohong kalau Lina lah yang gue cinta dan bukan Ais,’ gumam Niko.

***

Haduh, si Mas Niko dilema nih,

Kalau redaers jadi Mas Niko, bakal pilih siapa?

Istri sah atau mantan terindah? Ekek

Dan maaf readers, ini part terakhir dari cerita ini.

See you di cerita baruku nanti ...

Simpul Paksa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang