Chapter 21 : Baby?

90 7 3
                                    

"Ayah benar bun, kayaknya aku dan Ais harus lebih kerja keras lagi," tanggap Niko duna menjawab ujaran ayah dan bundanya.

"Iya, bunda hargai kerja keras kalian, dan kami, sebagai orang tua kalian pun perlu mengencangkan doa agar kalian segera diberikan keturunan," sahut Bunda Kirana.

"Bismillah, semoga usaha kita semua dikabul oleh Sang Maha Pencipta," tambah Ayah Basri.

Obrolan kedua keluarga itu nampak hangat dan sayang untuk dilewatkan. Namun, Ais pun tak bisa membohongi diri bahwa ia sangat lelah dan mengantuk.

"Mau istirahat aja?" bisik Niko dekat telinga Ais.

"Aku nggak enak sama orang tua kita mas," balas Ais.

Tak lama kemudian, Niko akhirnya memutuskan untuk mengajak Ais ke kamar, walaupun istrinya itu sukar untuk menuruti ajakannya.

"Mohon maaf ayah dan bunda, Ais sepertinya kelelahan, Niko pun sama. Jadi, sepertinya, kami perlu istirahat sebentar," ucap Niko dengan sopan.

"Iya Nak Niko, nggak masalah, kalian pasti lelah dan kita juga memaklumi itu," balas bunda Ais dengan segera.

Tanggapan yang baik itu pun membuat senyuman manis terukir di bibir Ais dan Niko.

Setelah itu, kedua sejoli tersebut meninggalkan ruang tamu dan melangkah menuju kamar mereka.

***

"Makasih yah mas," ucap Ais dengan tulus.

"Makasih untuk apa?"

"Ya, makasih karena berkat kamu, aku bisa istirahat sekarang,"

"Nggak cuma kamu yang ingin istirahat, aku pun lelah,"

Niko tidak munafik dan ia berterus terang pada Ais akan lelahnya raga dia. Apalagi, di sela liburan kemarin, Niko masih menggarap laporan meetingnya dan sesekali sibuk dengan laptopnya guna mengecek arus kas perusahaan.

"Ya udah mas, kamu istirahat di kasur aja. Biar aku istirahat di sofa panjang itu!" Ujar Ais dengan melangkah ke dekat sofa.

Namun, langkah itu langsung terhenti karena Niko menariknya untuk duduk di atas ranjang.

"Kita tidur seranjang dan seterusnya akan begini!" Tegasnya sembari membaringkan raganya dan mengajak Ais untuk mengikuti langkahnya itu.

Kini, tepat pukul sepuluh pagi, keduanya memejamkan mata dan tertidur.

***

"Wah, sudah kumpul semua yah!" seru Ayah Aji yang baru sampai di meja makan dan mendapati besan serta anak menantunya telah berada di ruang makan.

Sekarang ini, keluarga Niko dan Ais tengah melangsungkan makan malam dan seperti biasa, Ayah Aji selalu datang terlambat.

"Ayah nih selalu terlambat! Bunda kan jadi nggak enak sama Pak Basri dan Bu Nirma," kesal bunda Niko.

"Ah iya, maafkan saya Ri, maafkan saya pula Mba Isma," balas Ayah Aji dengan segera.

"Iya Man, nggak masalah," sahut Ayah Basri.

Setelah itu, suasana kembali hangat dan makan malam pun bisa dilangsungkan kembali.

"Oh iya Is, ayah dan bunda akan pulang besok pagi," celetuk Ayah Basri.

"Loh, kok mendadak Yah, Bun," kejut Ais.

"Iya sayang, soalnya bunda harus bantu Tante Riana yang lusa akan mengadakan acara arisan di rumahnya," balas Bunda Nirma.

"Ayah dan bunda akan pulang jam berapa?" tanya Niko yang ikut menimbrung.

"Iya, biar Niko yang menyiapkan semuanya," tambah Ayah Aji.

"Mungkin sekitar jam 9 nan Niko," jawab ayah Ais dan Niko langsung mengiyakannya.

Selang beberapa detik, Ais hendak menimbrung obrolan itu lagi. Namun, belum sempat Ais menimbrungnya, telepon genggamnya sudah berdering dan salah seorang asisten rumah tangganya memberitahukan hal tersebut.

"Dari siapa bi?" tanya Ais.

"Di ponsel Nona Muda tertera nama Laras," jawab asisten rumah tangga itu.

"Oh Laras, ya udah bi, makasih yah," balas Ais.

Sebelum menjawab telepon dari Laras, Ais berpamitan dengan keluarga besarnya itu.

"Iya sayang, silakan," sahut bunda Niko.

Tak lama kemudian, Ais menepi dari ruang makan dan mengangkat telepon dari sahabatnya itu.

"Ada apa, Ras?"

"Besok kamu berangkat ke kampus, kan?"

"Iya, Ras, aku berangkat. Kenapa emangnya? Ada perubahan jadwal kah?"

Ais sudah mencecar Laras. Namun, sahabatnya itu malah terdiam dan hal ini tentulah mengundang penasaran di hati Ais.

"Kamu kenapa sih Ras? Kok jadi aneh begini?" tanya Ais yang sudah geram sendiri.  


***

Kembali lagi nih sama Mas Niko dan Ais.

Semoga suka sama ceritanya ...

Stay health semua ...

See you di next chapter :)

Simpul Paksa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang