Chapter 13 : Jangan Cuek, Apalagi Dingin

89 6 0
                                    

"Jangan bilang kamu malu!" pekik Niko seusai mendapati Ais yang masih basah rambutnya dan langsung ia tutupi dengan hijab panjangnya.

"Iya," jawab Ais dengan volume suara yang amat kecil dan kepala yang menunduk ke bawah.

Detik itu, rasanya, Niko ingin sekali marah kepada Ais, namun, jika dipikir kembali, itu adalah usaha istrinya untuk menjaga auratnya.

'Tapi, gue kan suaminya! Gue juga yang berhak lihat seisi tubuhnya, jadi, buat apa ditutupin!' gumam Niko.

"Kamu marah yah mas, maafin aku yah," ucap Ais ketika Niko terdiam setelah mendengar jawaban yang cukup mengecewakan baginya.

"Nggak juga, cuma nggak habis pikir aja sama kamu. Aku kan suami kamu, ngapain malu, ngapain segan!" tegasnya.

Mendengar kalimat itu, membuat Ais menjadi yakin jika ucapan Niko ada benarnya.

"Tapi, mas ..." gantung Ais.

"Tapi apa?"

"Emang ada hair dryer yah di sini?"

"Ada! Di meja rias lo itu!" Niko menunjuk ke meja rias yang tak jauh dari jangkauan Ais dan biasanya memang Ais gunakan untuk merias wajahnya.

"Lo?" kejut Ais.

Niko langsung membulatkan matanya karena paham bahwa dirinya telah melakukan kesalahan.

"Kok Mas Niko panggilnya lo lagi!" ketus Ais.

"Ya maaf, abisnya gue nggak biasa sih!" balas Niko.

"Ish, lo gue lagi." Gerutu Ais sembari melepas hijabnya dan melangkah ke dekat meja riasnya.

"Maaf deh, kan keceplosan," Niko mencoba meminta maaf kepada Ais.

"Iya-iya, aku maafin, asal jangan di depan ayah dan bunda kamu aja!" jawab Ais.

'Mana mungkin keceplosan di depan ayah sama bunda. Oh ya, dia nggak nyadar apa, kalau gue panggil sayang ke dia! Tuli kali ya!' ejek Niko dalam batinnya.

Ais yang merasa heran dengan sikap diamnya Niko pun langsung menyeletuknya.

"Kamu kenapa mas? Kok diam aja?" tanyanya pada Niko.

"Kamu tuh maunya apa sih, aku diam salah, aku banyak omong, juga salah!" jawab Niko dengan amarah.

"Ya, bukan gitu maksud aku, tapi, kalau boleh jujur, aku lebih suka kamu yang banyak omong. Jangan cuek, apalagi dingin sama istri sendiri," balas Ais.

"Jangan sok ngatur lah!" tanggap Niko.

Tak lama kemudian, Niko mengangkat tangan kanannya dan mendekatkan gawai miliknya ke telinga.

"Bagaimana Wan? Sudah kamu belikan?" tanyanya kepada Iwan yang tengah ia hubungi via telepon.

"Sudah Tuan Muda, dan maaf, apa saya baju-baju ini bisa saya antarkan sekarang?" Iwan berbalik tanya, dan Niko langsung mencegah tawarannya.

"Biar saya saja yang menghampiri kamu!" jelas Niko.

"Tapi Tuan ..."

"Udah Wan, nggak usah bantah. Kamu tunggu di lantai bawah dan saya akan ke sana untuk mengambilnya!" sela langsung dari Niko.

Selepas itu, percakapan pun berakhir dan Niko beranjak dari duduknya.

"Kamarnya kamu kunci dulu yah, soalnya aku mau turun ke bawah. Ingat! Jangan buka pintunya kalau bukan aku orang yang ada di balik pintu itu!" tegas Niko pada Ais.

Sedingin-dinginnya Niko, ternyata, ia sangat menghormati wanita. Bahkan, sejauh ini, Ais tidak menjumpai sikap tempramen pada diri Niko yang sebelumnya sering ia dengar dari banyak sumber suara.

***

"Permisi Pak Niko, dan Ibu Ais, kami dari pihak restoran Kenanga, ingin memberikan sarapan pagi kepada bapak dan ibu. Oleh karena itu, izinkan saya untuk masuk ke dalam ruang pribadi bapak dan ibu," ucap salah seorang pelayan dari luar pintu kamar Ais.

Namun, Ais tak kunjung membukanya karena ia teringat dengan perintah Niko yang melarangnya membuka pintu kamar untuk siapapun.

"Kalau waitressnya cowok juga gawat sih!" pikir Ais.

"Pak Niko, Ibu Ais, apa bapak dan ibu bisa mendengar saya? Jika bisa, apa bapak dan ibu belum berkenan untuk menyantap sarapan paginya? Atau sarapan paginya ingin ditunda saja?" cecar pelayan itu yang masih setia berdiri di balik pintu kamar Ais.

"Gimana ini? Mana Mas Niko nggak datang-datang!" Ais mulai panik.

Sampai akhirnya, entah di menit ke berapa, Ais tak mendengar suara waitress itu lagi. Namun, ada suara lain yang ia dengar dan nampaknya itu tak asing bagi telinga Ais.

"Mas Niko!" ucapnya dengan girang.


***

Setelah menyapa kalian, aku kembali dengan chapter selanjutnya nih ...

Si bos cuek kayaknya udah mulai perhatian nih sama istrinya, tapi, tetap aja sih, hatinya masih kekunci, dan gemboknya belum ketemu, hehe. 

So, ditunggu chapter selanjutnya malam nanti yah,

See you all ...

Simpul Paksa [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang