Prolog

1.1K 167 165
                                    

Hello guys👋

Selamat datang di cerita ZERGANIO ANDERSON New Version (Judul nya emang sengaja di ganti)

Tepat di jam ini, 00.00 Caca ulang tahun, jadi sengaja publishnya bertepatan ditanggal 22 April☺️🙏

Prolog? Kalian pasti tau apa itu prolog.

Happy Reading ✨

~Ini bukan akhir tapi awal dari kehidupan dimasa depan~

•Takdir•

Empat orang laki-laki tengah berada di rooftop sekolah. Terlalu males mendengarkan ocehan guru yang mengajar, akhirnya mereka memutuskan untuk bolos.

Ini bukan pertama kalinya mereka seperti itu, mereka akan bolos jika merasa bosan.

Empat remaja itu sibuk dengan urusan masing-masing. Ada yang bermain game, makan, membaca buku dan tidur.

Tempat ini selalu menjadi tujuan mereka ketika sedang membolos, selain aman dari guru, tempat ini juga sangat nyaman.

“Ck! Kenapa lo abisin makanannya?!” seru laki-laki yang baru saja selesai bermain game, kepada laki-laki yang tengah santai memakan snack dengan wajah polosnya.

“Laper gue,” balas laki-laki itu santai.

Laki-laki yang sedang membaca buku itu menatap dingin ke arah dua sahabatnya. “Beli lagi aja, Van.”

“Gue males turun, sono lo aja yang beli, Yo,” perintah Alvano.

Yang diperintah berdecak. “Siapa lo, berani merintah gue?”

“Woah, belagu lo! Tanggung jawab dong, lo yang habisin makanannya berarti lo juga yang harus beli lagi!” balas Alvano ngegas.

“Yang mau makan elo, kok yang repot gue?” ucap Gio masih dengan wajah santai.

“Ngajak gelud lo, ya!!”

Alvano berdiri dari duduknya, mengambil ancang-ancang untuk menyerang Gio yang masih santai dengan posisi duduknya.

Melihat itu, Alvano semakin geram, rasanya ia ingin memakan sahabatnya itu.

“Ayok sini, kita gelud!” tantang Gio yang juga ikutan berdiri.

“Nggak usah kek anak kecil lo berdua!” tegur Azka, awalnya ia males meladeni dua sahabat gesreknya itu, tapi karena acara membacanya terganggu akibat dua orang itu, mau nggak mau, ia harus menghentikan perdebatan antara keduanya.

“Vano tuh yang mulai duluan,” adu Gio.

Alvano melotot. “Lo yang mulai duluan ya!”

“Apaan sih? Orang dari tadi gue cuma diam.”

“Diam-diam habisin makanan, maksud lo?!”

“Berisik,” ketus laki-laki yang kini bangun dari tidurnya.

Gio tersenyum lebar memperlihatkan giginya. “Sorry, Gan.”

Zergan tidak menghiraukan sahabat-sahabatnya, laki-laki itu berjalan menuju pintu rooftop. Melangkahkan kakinya menuruni setiap anak tangga, ia akan pergi ke kantin karena sekarang sudah waktunya jam istirahat.

Sahabat-sahabatnya pun mengikutinya dari belakang, dengan Gio dan Alvano yang tebar pesona kepada siswi-siswi yang mereka lewati.

Tentu saja hal itu membuat siswi-siswi itu memekik heboh, kapan lagi mereka bisa berpapasan dengan para most wanted tampan itu.

“Hai, Neng cakep,” sapa Gio pada salah satu gadis.

“H-hai,” balasnya gugup.

“Neng tau nggak, kenapa air laut itu asin?”

Gadis itu menggeleng pelan membuat Gio melanjutkan ucapannya. “Ya, karena kalau yang manis itu senyum kamu.”

“Huuu ….” Suara heboh dari siswa/siswi lain membuat gadis itu menunduk malu.

Alvano terkekeh pelan, ia mendekati temen gadis itu. Berdehem sebentar, atensi semua orang tertuju pada keduanya. Sedangkan yang didekati menautkan jari-jarinya karena gugup, rasa senang hinggap dihatinya.

“Nama lo siapa?” tanya Alvano lembut.

“Ananta Alya Adipta,” jawab gadis itu.

Alvano mengangguk. “Nama yang indah untuk menjadi urutan kedua setelah nama gue dikartu keluarga kita.”

Perkataan Alvano membuat suasana koridor semakin heboh. Beberapa siswi berteriak meminta diperlakukan seperti itu, sekalipun Alvano terkenal buaya dikalangan siswi-siswi SMA Starlight tapi tidak ada yang bisa menolak pesona laki-laki itu.

Alvano mengangkat tangannya, seolah meminta semua orang diam. Seakan paham, orang-orang yang berada dikoridor itu diam dan kembali memperhatikan apa yang akan dilakukan oleh laki-laki itu.

Menggenggam tangan gadis yang bernama Alya seraya menatap lembut gadis itu. “Lo mau jadi pacar gue?” tanya Alvano to the point.

Dengan malu-malu gadis itu mengangguk. Koridor kembali ramai dengan kehebohan para siswa/siswi yang sedari tadi memperhatikan mereka. Banyak siswi-siswi yang hatinya patah akibat perkataan dari Avano.

“Ck! Playboy cap tikus,” decak Azka melihat dua sahabatnya.

Zergan menggeleng pelan, tetap dengan wajah datar dan dingin khas dirinya. “Udah?” tanyanya, sahabat-sahabatnya pun mengangguk. “Cabut!”

Well, kalian penasaran dengan kelanjutan ceritanya?
Vote dan komen dulu😚

🌹🌹🌹

"Jangan pernah menentang takdir, ikuti alurnya tanpa mengubah apapun!"

Stupid girl。◕‿◕。

"Jangan pernah membohongi diri sendiri dengan perasaan yang tengah kau rasakan, ingat! Dia pergi, lo hancur!"

A.L

ZAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang