6. ZAVIO

397 92 147
                                    

Hay 😽

HARGAI CACA! JANGAN SIDERS DAN PLAGIAT CERITA INI!!

BANTU PROMOSIIN DI INSTAGRAM/TIK TOK/TWITTER/ AKUN SOSIAL MEDIA KALIAN YANG LAIN💓

CERITA AKAN CEPAT UP KALO KALIAN VOTE DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAFNYA🐣

Happy Reading 🌹
••••••••••••••••••••••••••••••

“Astagfirullah, kita telat lagi,” pekik Devina.

Aurestella Devina Lesham a.k.a Devina, gadis cantik dengan lesung pipi ketika tersenyum. Ia merupakan gadis bar-bar tapi sedikit alim dari sahabat-sahabatnya yang lain. Sifat friendlynya kadang suka hilang kalau harus berhadapan sama orang yang tak ia sukai.

“Lo sih mandinya lama banget,” kesel Marsha pada gadis disampingnya.

Marsha Alexzhandra a.k.a Marsha, gadis dengan sejuta pesona. Gadis bar-bar, hyperaktif, galak, cuek tapi friendly jika ke sesama jenis. Suka overthinking dengan hal-hal kecil, ia juga tidak suka berdekatan dengan lawan jenis, kecuali orang itu special.

“Kok gue sih?!” balas Meila tak terima.

Meila Ratu Cleo a.k.a Meila, gadis manis dengan wajah blasteran. Gadis emosian, suka ngomong kasar, kalau kesel semuanya kena imbas. Namun, dibalik itu semua, ia merupakan sahabat paling peka dan peduli dengan sahabat-sahabatnya.

“Bisa diam? Kita bisa ketahuan sama Butut,” timpal Rani menatap sahabatnya jengah.

Rani Olivia Maharaja a.k.a Rani, cewek terkalem dari yang lain. Gadis itu galak, jarang senyum tapi sekali senyum dapat membuat para buaya mengantri untuk menjadi pacarnya. Ia sahabat yang dapat mengerti perasaan sahabat-sahabatnya.

“Kita manjat?” tanya Meila.

Marsha mengangguk. “Nggak ada cara lain.”

“Gue duluan,” ucap Devina.

Rani hanya menatap sahabat-sahabatnya yang mulai memanjat, ia memperhatikan sekitar. Setelahnya ikut memanjat tembok yang berada dibelakang sekolah, tembok itu selalu menjadi sarana untuk murid-murid telat ataupun untuk membolos.

Mereka melompat dari atas tembok, tidak ada rasa takut karena mereka memang sudah sering melakukannya. Marsha menghela nafas lega, tidak ada yang melihat aksi mereka. Memutar tubuhnya menghadap sahabat-sahabatnya.

“Kita telat satu jam, mending bolos aja,” ajak Marsha.

Meila menoyor kening sahabatnya. “Heh! Udah kelas dua belas juga masih aja mau bolos, belajar yang benar biar bisa lulus.”

“Dih, tumben lo bijak? Biasanya mah sesad mulu,” ejek Devina.

“Lo nggak mau ikut? Yaudah, sana lo ke kelas, gue yakin lo bakalan di hukum sama Pak Surya.” Marsha mengendikkan bahunya santai, meninggalkan sahabat-sahabatnya.

Tujuannya saat ini adalah kantin, perutnya terasa perih karena belum sarapan, lebih tepatnya tak sempat sarapan akibat bangun kesiangan.

ZAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang