10. ZAVIO

382 99 391
                                    

Hay bestie👋

HARGAI CACA! JANGAN SIDERS DAN PLAGIAT CERITA INI!!

BANTU PROMOSIIN DI INSTAGRAM/TIK TOK/TWITTER/ AKUN SOSIAL MEDIA KALIAN YANG LAIN💓

CERITA AKAN CEPAT UP KALO KALIAN VOTE DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAFNYA🐣

Happy Reading 🌹
••••••••••••••••••••••••••••••

“BuTut terlalu disiplin, buat kita yang suka melanggar peraturan.”

_Marsha Alexzhandra_

“Bisakan kalian bersikap seperti murid normal? Setiap hari, selalu kalian yang saya hukum!”

“Kalian tidak capek saya hukum terus?” Bu Tuti berdiri di depan empat murid perempuan yang terkenal bandelnya.

“Ibu nggak capek hukum kita terus?” Marsha bertanya balik tanpa memperhatikan wajah Bu Tuti yang merah padam menahan amarah.

“Diam!!” marah Bu Tuti.

Serempak Marsha dkk mengatup mulut mereka. Wajah Bu Tuti terlihat sangat menyeramkan, mereka juga menundukan kepala, tidak berani menatap guru BK itu.

Bu Tuti menatap satu per satu Marsha dkk. “Mau jadi apa kalian setelah lulus nanti, kalau tingkah kalian selalu seperti ini.”

Ratu mermaid, batin Marsha menjawab.

Ultraman, batin Rani.

Sesepuh dugong, batin Devina.

Jadi beban keluarga, batin Meila.

Keterdiaman mereka membuat Bu Tuti kembali membuka suaranya. “Kenapa diam? Nggak punya mulut buat ngomong?”

“Ribet lo!” sentak Meila tidak sengaja.

“Kan Ibu yang nyuruh buat diam!” balas Marsha tidak terima.

“Giliran kita ngomong disuruh diam. Kita diam malah dibilang nggak punya mulut. Mau Ibu apa sih?!” kesal Devina.

Rani menghela napas pelan. “Mending Ibu langsung kasih hukuman, dari pada ngomel terus!”

“Kalian ini tidak punya sopan santun sama yang lebih tua!” Butut menunjuk ke arah lapangan. “Berdiri dan hormat di lapangan!”

“Gitu kek dari tadi,” gerutu Meila.

Marsha dkk berjalan dengan santai ke lapangan. Mereka sudah sering di hukum bahkan setiap hari, jadi hukuman seperti ini bukanlah hal yang sulit bagi mereka.

Memang sangat suka membuat masalah dengan guru BK satu itu, bukan tidak sopan tapi agar guru BK ada perkerjaan.

“Panas banget,” keluh Devina.

“Ini udah ke lima belas kalinya lo bilang gitu.” Rani menatap malas sahabatnya yang kini tersenyum padanya memperlihatkan deretan giginya.

Meila mengibas rambutnya ke samping hingga mengenai wajah Marsha. “Meilanjing!!” umpat Marsha.

Meila terkekeh pelan. “Sorry … sengaja.”

ZAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang