9. ZAVIO

318 69 188
                                    

Hay bestie👋

HARGAI CACA! JANGAN SIDERS DAN PLAGIAT CERITA INI!!

BANTU PROMOSIIN DI INSTAGRAM/TIK TOK/TWITTER/ AKUN SOSIAL MEDIA KALIAN YANG LAIN💓

CERITA AKAN CEPAT UP KALO KALIAN VOTE DAN KOMEN DISETIAP PARAGRAFNYA🐣

Happy Reading 🌹
••••••••••••••••••••••••••••••

"Takdir memang lucu tapi masih lucuan Reader's nya Caca dong."

_Cacantik🍼_


Kringg ….

Suara bel istirahat menggema di seantero sekolah. Siswa-siswi SMA Starlight berdesakan memasuki kantin. Stan makanan penuh dengan siswa-siswi yang ingin membeli makanan, mengisi perut mereka setelah bertempur dengan pelajaran.

Bugh

“Bangsat!!” teriak seorang laki-laki yang tengah memukul lawannya.

Mendengar suara keributan yang berasal dari lapangan outdoor, sontak para murid berhamburan keluar kantin menuju arah suara. Dapat mereka lihat, seorang ketua OSIS dan salah satu trouble maker saling memberikan pukulan.

Hal ini memang sudah sering terjadi, tapi ini kali pertamanya seorang ketua trouble maker memperlihatkan raut wajah emosi. Selama ini, jika laki-laki itu berkelahi, ia hanya akan memperlihatkan wajah tenang.

“Mau lo apa, hah?!” sentak Zergan, pemilik julukan ketua trouble maker.

Laki-laki dengan almameter OSIS –Arga- menatap lawannya tajam. “Lo nggak usah sok berkuasa disini!”

Bugh

Bugh

Bugh

Zergan kembali menghajar Arga, membabi buta lawannya tanpa mengindahkan jika sang lawan sudah terkapar lemah.

Selama ini memang Arga sangat suka mencari masalah dengannya, maka jangan salahkan dirinya karena telah membuat ketua OSIS itu hampir mati.

Namun, kali ini sepertinya Zergan lepas kendali. Terdapat beberapa guru yang mencoba melerai keduanya, tapi Zergan tetap memukul Arga tanpa henti.

“ZERGAN, STOP!!” teriak seorang guru wanita.

Teriakan guru itu tidak mampu membuat Zergan meneghentikan aktivitasnya. Bahkan kini Arga sudah tidak sadarkan diri dan itu membuat beberapa orang meringis melihatnya.

“Berhenti!!” Seorang gadis dengan seragam SMA Starlight yang melekat di tubuhnya berlari ke arah Zergan dan Arga berada.

“Lo apa-apaan sih?!” sentak gadis itu pada Zergan.

Zergan langsung menghentikan aksinya, menatap tajam gadis yang telah berani dengannya. Gadis itu sepertinya memang tidak takut dengannya. Buktinya saat ini, gadis itu dengan terang-terangan membalas tatapannya.

Mata gadis itu melotot, membuatnya terlihat sangat menggemaskan. Zergan menggeleng pelan, mengusir pikirannya yang baru saja memuji gadis di depannya. “Kenapa lo geleng-geleng? Terpesona sama kecantikan gue?” tanya gadis itu pede.

Zergan melangkahkan kakinya, mengikis jarak di antara dirinya dengan sang gadis. Membungkukkan tubuhnya agar bisa menyamakan tinggi gadis yang hanya setinggi bahunya.

ZAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang