12. ZAVIO

317 95 235
                                    

Hay 😽

HARGAI CACA! JANGAN SIDERS DAN PLAGIAT CERITA INI!!

BANTU PROMOSIIN DI INSTAGRAM/TIK TOK/TWITTER/ AKUN SOSIAL MEDIA KALIAN YANG LAIN💓

🐣

Happy Reading 🌹
••••••••••••••••••••••••••••••

“Bolehkah aku iri padamu, Starla?”

_Marsha Alexzhandra_

Marsha terduduk di balkon kamarnya, setiap malamnya ia sangat suka melihat bintang dari balkon. Sudah menjadi rutinitasnya seperti ini, angin malam sudah menjadi sahabatnya dan terangnya cahaya bulan yang selalu menemani nya.

“Bunda, Marsha kangen …,” lirihnya menatap salah satu bintang yang tampak lebih terang.

“Bunda tau nggak, kalau dunia lagi dibikin iri sama Starla.” Marsha berbicara seakan-akan bundanya berada di dekatnya.

“Bunda, aku juga iri sama Starla. Dia mempunyai Ayah yang hebat, menyayanginya dengan tulus, bahkan Ayahnya juga membuatkannya lagu.”

“Aku nggak minta dibikinin lagu sama Papa, aku cuma mau di sayang sama Papa. Apa permintaan aku terlalu sulit ya, Bun?”

Bibirnya tersenyum namun matanya menangis, Marsha tidak mengalihkan pandangannya dari bintang itu. Sesekali ia menyeka air matanya, mengusap dadanya pelan sambil berkata, “Sabar.”

“Bunda nanti datang ke mimpi aku, ya?” Bibirnya masih terus tersenyum. “Aku kangen Bunda, pengen di peluk Bunda ….”

Wajahnya menunduk, dapat ia lihat keluarga kecil yang nampak begitu bahagia. Keluarga itu seperti nya akan pergi ke suatu acara, terlihat dari pakaian mereka yang glamor.

Mereka adalah istri papanya serta kakak tirinya, ia hanya bisa melihat kebahagian tiga orang itu tanpa bisa bergabung.

“Aku juga pengen di elus kepalanya,” ucap Marsha menatap sang papa yang mengelus kepala Taresa penuh sayang.

Marsha menghela napasnya pelan. “Kapan ya aku bisa ngerasain di sayang sama Papa?”

Drrtt

Dering ponsel membuat atensi nya berubah. ia mengangkat panggila itu, suara lembut mengalun dari sebrang sana. Mata nya terpejam mendengar setiap ucapan penuh khawatir yang diberikan pada nya.

“Marsha … kamu dengar Aunty ngomong nggak sih?!” kesal seorang wanita dengan usia 23 tahun.

Netra cokelat terang itu kembali terbuka. “Kenapa, Aunty?

“Tuh kan, kamu nggak dengerin Aunty dari tadi!”

“Maaf kan aku, Aunty.”

“Hm … Aunty minta kamu datang ke acara birthday party nya Abang Narren!”

Aunty, aku nggak mau. Masih bisa besok buat kasih kado.”

“Kenapa nggak mau? Acaranya nggak bakal di mulai kalau kamu nggak datang. Kamu nggak kangen sama Grandpa dan Grandma? Di sini juga kita semua nya kumpul, masa Princess kesayangan keluarga ini nggak datang? Ayolah … datang dan buat mereka bungkam!!”

ZAVIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang