SHORT DIRTY STORY [Naémi & Dane]

21.2K 473 29
                                    

Page 11–Naémi&Dane
.
.

Ya Tuhan, bocah itu lagi!

Dalam hati Naémi meringis ketika melihat seorang pria yang berjalan menuju pintu kantor tempatnya bekerja. Masalahnya, hampir setiap hari pemuda tersebut datang kemari membawa dua bekal dengan alasan menitipkan untuk saudarinya.

"Excuse me, hi, Naémi," sapa pria tersebut menghampiri meja resepsionis yang menjadi singgasananya. Seperti setiap harinya, penampilan pria itu selalu menarik dan tidak pernah mengecewakan. Padahal hanya mengenakan hoodie hitam serta celana jeans berwarna senada, namun terasa mahal dan mewah ketika Dane yang memakainya.

"Good morning, Mr. Dane," balas Naémi ramah dengan senyum formalnya, namun dibalas pemuda tersebut dengan kernyitan tidak suka.

"Bagaimana harimu?" Tanya Dane sembari meletakkan dua paper bag berisi bekalnya di hadapan Naémi.

"Menyenangkan, Mr. Dane. Terimakasih sudah bertanya."

"Kau tidak bertanya balik?" Gumam Dane kepada Naemi.

Tidak. Pulang sana!

"Bagaimana dengan aktivitas anda di kampus, Mr.Dane? Apa anda membolos lagi?"

Persetan!

"Ya, aku sedikit tidak enak badan."

Kebohongan macam apa ini?!

"Jika seperti itu, bukankah seharusnya anda beristirahat di rumah?" Naémi mengerutkan keningnya pura-pura bingung.

"Hentikan, Naémi. Jangan berpura-pura." Alis Dane menekuk tajam, pria itu menoleh sejenak pada wanita lainnya yang berada beberapa meter dari Naemi karena meja resepsionis yang memang sangat besar.

"Maaf, aku sedang bekerja," kilah Naémi.

"Baiklah," untuk beberapa saat, Dane menatap lekat mata wanita tersebut lalu mengangguk dan berbalik badan. "Aku pergi."

"Terimakasih, hati-hati di jalan, Mr.Dane. Semoga harimu menyenangkan, dan semoga lekas sembuh." Naémi menghela napas panjang saat pemuda itu benar-benar pergi dari kantornya. Sedikit aneh karena Dane langsung cepat tanggap dan langsung pergi.

Naémi mengambil dua paper bag yang masih berada di depannya. Seperti biasa, satu bekal itu untuk saudari Dane, dan satunya lagi untuk dirinya sendiri.

****

"Tolong katakan terimakasih untuk Dane, dan juga katakan padanya untuk selalu mengingatkan kakak perempuannya agar jangan lupa membawa bekal."

"Hey!" Seru Lucy tidak terima, "Aku selalu membawa bekal. Dane saja yang akhir-akhir ini terlalu peduli padaku... Atau sebenernya dia hanya mencari kesempatan untuk berdekatan denganmu, Naémi."

"Ngomong-ngomong, kalian juga cocok," sambungnya. Lucy cengengesan.

Naémi dan Lucy bekerja lembur dan lampu lorong juga telah dimatikan satu-persatu. Naémi tidak heran jika Lucy bekerja sampai selarut ini, berbeda dengan dirinya. Malam ini Naémi harus merangkap menjadi night auditor sekaligus karena pegawai tersebut belum juga datang. Ia menunduk mengamati jarum jam tangannya yang telah menunjukkan pukul sebelas malam. Ia mendesah kecil.

"Maaf, sebenarnya aku tidak ingin mengecewakanmu, tapi, sungguh, aku tidak tertarik dengan seorang bocah," Naémi meringis membayangkan tubuh besar Dane yang ia sebut sebagai bocah. Tapi mau sebesar atau sekekar apapun juga, usia Dane tetap saja lebih muda 4 tahun darinya.

"Bocah?! Kau tidak tahu saja banyak para wanita janda yang mencoba mendekati dia!" Lucy tiba-tiba mencak-mencak, tangannya meninju-ninju udara—tingkahnya yang seperti anak kecil ini sangat berbanding terbalik dengan Dane yang tenang dan sedikit dingin. "Aku tahu adikku memang setampan itu, tapi—hey, coba bayangkan bagaimana seorang mahasiswa yang didekati oleh seorang wanita yang menggandeng anak perempuan dan menggendong bayinya!"

ONEshoot : Short Dirty StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang