Page 04-Kimberly&Shaw
.
."Ya, si murid baru itu."
Kimberly semakin menundukkan kepalanya ketika telinganya menangkap beberapa suara yang tengah membicarakan dirinya. Bukan bermaksud percaya diri, namun hanya ada satu murid baru yang dalam dua puluh empat jam terakhir memasuki sekolah ini.
"Beasiswa?"
Ya, dan satu-satunya murid penerima beasiswa. Kimberly baru memasuki masa senior high-school nya di sekolah elit ini seminggu setelah penerimaan murid baru karena kendala dari pihak sekolah. Namun Kim tidak mempermasalahkannya, gadis itu sudah mempelajari apa yang dipelajari teman-temannya di rumah semenjak dirinya lulus junior high-school. Bahkan Kim sudah menguasai seluruh mata pelajaran untuk semester 1-nya.
"Hello, murid baru."
Kim menghentikan langkahnya saat tiga perempuan menghampiri dirinya. Kimberly mendongak ragu, kemudian dirinya terpana saat melihat kecantikan ketiganya. Perempuan di hadapannya memiliki struktur wajah yang tajam, alisnya melengkung sempurna dan bibirnya yang kini sedang tersenyum terlihat penuh dan seksi. Dua gadis yang berada di kanan dan kirinya juga terlihat cantik, namun tetap saja tidak tidak bisa dibandingkan dengan kecantikan perempuan itu.
"Kau tidak ingin menjawabku?" Perempuan itu tersenyum, jenis senyum aneh yang terkesan mengejek. "Bagaimana rasanya menjadi orang pintar? Kau tahu, kau satu-satunya siswa yang memasuki sekolah ini dengan jalur beasiswa. Hebat sekali,"
"Ya, tapi tetap saja dia bisu." Celetuk salah satu perempuan di samping gadis tersebut.
Hey, Kim tidak bisu! Kim hanya sulit berkomunikasi dengan orang baru. Bahkan di sekolah sebelumnya, Kim hanya memiliki dua orang teman. Dan yang paling parah, Kim hanya mengetahui sebagian nama teman kelasnya.
"Aku tidak menyangka sekolah ini menerima murid sepertinya hanya karena otaknya yang pintar," lanjutnya. Kim menunduk lagi, meskipun dirinya lebih cerdas jika dibandingkan dengan mereka, namun para penghuni Miles Mann School lainnya merupakan orang-orang kaya dan sebagian terpandang. Bukan salah Kim jika dirinya merasa tidak ada apa-apanya dengan mereka.
"Maaf, aku permisi," ucap Kim saat dirinya tidak tahu harus menanggapi mereka bagaimana. Gadis itu menggeser badannya dan melanjutkan langkah untuk ke kantin. Beruntung sekolah ini melarang keras adanya tindakan bullying, jadi mereka yang tidak menyukainya hanya bisa melontarkan kata-kata tanpa dapat bertindak lebih jauh, sebab jika pihak sekolah mengetahuinya, mereka akan langsung mengambil tindakan untuk mengembalikan si pelaku pada orangtuanya. Bahasa kasarnya, mereka akan langsung di keluarkan.
Kimberly memelankan langkahnya ketika gadis itu sudah memasuki area kantin. Kimberly berkedip dua kali, dirinya yakin jika uang sakunya tidak akan cukup hanya untuk membeli sebotol air mineral. Salahnya juga hari ini ia tidak membawa roti dan air mineral dari rumah. Menurut Kim, ini namanya bukan kantin- namun seperti kafe di dalam sekolah. Bahkan luas kantin ini lima kali lipat luas rumahnya. Kim nyaris sesak napas melihat harga makanan yang di pajang di sebuah papan di atas dinding.
Terdapat banyak menu pilihan. Breakfast, rice bowl, salad, creezy beef, burger, cake-yang mungkin sebagai dessert dan macam-macam minuman. Mata Kim meneliti setiap nama menu, ia menemukan harga yang paling murah adalah oatmeal. Itu pun harganya dua kali lipat dari uang sakunya.
"Ada yang kau inginkan, nona?"
Kim mengerjab mendengar pelayan restoran-ralat. Pelayan..kantin itu memergoki dirinya yang telah melihat harga menu tersebut lekat-lekat. Kim menggeleng cepat, kemudian tersenyum menjawab pelayan tersebut, "Ah, tidak.. Aku sedang mencari temanku, dan kupikir aku baru saja tergiur untuk membelinya. Tapi uangku tertinggal di dalam tas," Kim berpura-pura tertawa malu, membuat orang itu turut tersenyum-berpikir bahwa gadis manis di depannya berkata jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONEshoot : Short Dirty Story
Historia CortaHarap bijak dalam memilih bacaan⚠️ . . Cerita ini mengandung unsur dewasa.