SHORT DIRTY STORY [Brayden&Stella 2]

24.1K 481 12
                                    

Page 07–Brayden&Stella
.
.

JLEB

"Aahhh.." Stella mendesah ketika seluruh batang kejantanan Brayden memasuki lubang vaginanya. Stella mendongak, melihat pria itu yang turut mengerang. Tangan Brayden juga mencengkeram kuat buah dada Stella yang membusung karena tusukannya.

"Brayden," Stella menggapai wajah sahabatnya, menarik rahang tegas itu agar mendekat padanya lalu menyambar bibir Brayden. Stella menggigit pelan bibir bawahnya, meminta pria itu agar membuka mulutnya sehingga ia dapat memasukkan lidahnya di dalam mulut Brayden. "Uhmm."

Tubuh Stella berguncang pelan ketika Brayden mulai menggoyangkan pinggulnya, menusuk lubang vaginanya dengan kejantanan pria itu yang keras dan panjang. Stella mendesah nikmat, tangannya ganti memegang punggung tangan Brayden yang sedang meremas buah dadanya.

"Ahh, Braydenhh.. Hhhaah, ahh."

Stella merasa gerakan sahabatnya kian cepat. Ia melepaskan ciuman keduanya, menatap mata biru Brayden yang juga tengah menatap tajam dirinya. Mulut gadis itu sedikit terbuka, mengeluarkan rintihan nikmat saat Brayden semakin bergerak liar dan memperdalam sodokannya.

Jleb

Jleb

Jleb

"AH!" Stella menjerit, vaginanya terasa sangat penuh karena penis Brayden. Tubuhnya bergerak-gerak saat merasa orgasmenya semakin dekat. "B-Brayden, I wanna cum."

"What?" Bisik Brayden dengan suara berat dan serak. Pria itu menundukkan wajahnya dan menjilat leher jenjang Stella. "Wanna cum?"

"Y-yeshh!"

JLEB

Brayden menghentak kuat kejantanannya sekali sebelum menariknya keluar, membuat Stella yang nyaris mencapai pelepasannya mengumpat dan merengek. "Brayden, kau jahat sekali padaku."

Brayden menyeringai, tangannya memegang penisnya yang tegak sempurna dan mengusapkannya ke area kewanitaan Stella. Menggoda klitoris dan vagina gadis itu dengan kepala penisnya. "Jahat? Baiklah, bagaimana jika aku menyudahinya saja, Stella?"

"No! Don't! Ahh.."

Stella mendesah kecil ketika Brayden memasukkan sedikit kepala penisnya, kemudian menariknya kembali dan mengusap belahan kewanitaannya. "Brayden!"

Brayden terkekeh, ia menunduk dan mencium bibir Stella lembut. Tangannya memasukkan kembali kejantanannya ke dalam liang kenikmatan gadis itu secara perlahan, salah satu tangannya yang menganggur menangkup payudaranya dan meremasnya lembut.

"Ahh, Brayden, fasterhh, please..."

Brayden menuruti permintaan sahabat kesayangannya, kejantanannya semakin liar menusuk vagina Stella. Tangannya juga meremas payudara gadis itu semakin kuat.

"Argghh.. Stella, ahh." Desah Brayden saat merasakan kejantanannya dihisap oleh vagina Stella.

"Ahh, ah.. Ahhh!"

Crooott

"AHH!"

Stella mendesah kuat merasakan tusukan Brayden yang semakin dalam dan menyemburkan banyak spermanya di dalam sana. Stella juga turut mencapai pelepasannya. Tangan Stella memeluk erat leher Brayden yang sedang menyembunyikan wajah di lekukan lehernya.

"Ahh, bagaimana Stella?" Brayden menggeram di lehernya, kemudian menarik pelan kejantanannya untuk memulai percintaannya kembali.

****

"Stella, I am sorry."

Stella berjalan dengan dagu terangkat menyusuri lorong sekolah yang sepi, gadis itu menghiraukan ucapan Isaac yang mengganggunya. Bahkan kini Stella menyumpal kedua telinganya dengan earphone dan menyalakan musik dengan keras.

"Stella!"

Stella menghempaskan cengkeraman tangan Isac ketika pria itu menarik lengannya dan membalikkan badannya. Stella melepas satu earphonenya kemudian bersedekap di depan pria itu. "Apa? Kau memiliki masalah denganku?"

Isaac menggeram marah, "Kau tidak bisa memutuskan hubungan kita begitu saja, Stella!"

"Ya, aku bisa! Dan aku sudah melakukannya."

"Kau telah mengambil keputusan yang salah, nona." Isaac memajukan tubuhnya cepat dan menarik tengkuk Stella begitu saja. Pria itu langsung menyambar bibirnya dan melumatnya kasar, membiarkan Stella meronta dan memukuli badannya.

Bugh!

"Fuck you, asshole!" Geram Brayden yang tiba-tiba hadir di belakang Isaac. Brayden langsung menarik punggung Isaac menjauh dari Stella dan melayangkan tinjuan untuk kedua kalinya bagi Isaac. Napas Brayden memburu mengingat mantan kekasih gadis itu mencium paksa Stella.

Bugh

Satu tinjuan lagi di daratkan Brayden pada wajah Isaac, setelahnya ia menendang perut pria itu hingga limbung. "Pergilah dari sini sebelum aku membunuhmu."

"Fuck!" Isaac berjalan menjauh dari mereka dengan tertatih, lengan pria itu memegangi perutnya setelah di tendang oleh Brayden.

Brayden membalikkan badannya hingga iris mata tajamnya bertemu dengan Stella, pria itu menarik lengan Stella agar mengikuti dirinya. Brayden melangkah menuju salah satu ruang kelas, beruntung sekolah sudah sepi sejak satu jam yang lalu, dan beberapa ruangan belum dikunci oleh penjaga sekolah.

"Akh, Brayden." Stella meringis saat pria itu tiba-tiba mengangkat bokongnya dan meletakkannya di meja. Stella mendongak untuk mengamati wajah sahabatnya, namun wajah pria itu sudah lebih dulu mendekat dan mencium kasar bibirnya, seolah ingin menghapus jejak bibir Isaac yang beberapa menit lalu menciumnya. Tangan Brayden juga menjelajah tubuh Stella, mengusap lembut lengannya dan naik ke bahu gadis itu kemudian turun dan menangkup buah dadanya.

"Ahh.." Stella mendesah saat tangan besar pria itu meremas keras payudaranya. Stella menangkup rahang pria itu dan menjauhkannya dari wajahnya. "Brayden, hentikan. Bagaimana jika seseorang datang?"

Brayden menggeram tidak peduli, ia terus meremas buah dada Stella yang bulat dan ranum. Brayden mengerang di depan mulut gadis itu, "I don't care. Bagaimana jika kita mencobanya di sini, Stella?"

Tanpa menunggu gadis itu menjawab, Brayden langsung menurunkan celana dalam Stella dan beralih melepas kaitan celananya sendiri. Brayden mengocok sebentar kejantanannya yang telah menegak sempurna, kemudian memasukkannya ke dalam vagina Stella dengan sekali hentakan.

"Argghh!"

"Ahh, Brayden." Tangan Brayden menaikkan salah satu kaki Stella agar bersandar pada bahu lebarnya. Brayden mengerang saat melihat kejantanannya yang keluar-masuk pada kewanitaan gadis itu. Kepala Brayden mendongak, matanya terpejam menikmati jepitan liang vagina Stella pada batang kemaluannya.

"Stella–" Brayden mendesahkan nama sahabatnya ketika merasa dirinya akan mencapai pelepasan. Gerakan pinggul Brayden semakin cepat dan liar, salah satu tangannya hinggap di dada gadis itu dan meremas-remas payudaranya.

Jleb

Jleb

JLEB

Croott

Crooott

"ARGGHH!" Brayden mengeluarkan cairannya ketika hentakan terakhir, ia menusuk lubang vaginanya semakin dalam dan merasakan semburan hangat dari cairan gadis itu. "Stella, ahh!"

"Ahhh!" Stella mendesah panjang, matanya menunduk mengamati bagian tubuh keduanya yang menyatu rapat. Napas Stella memburu, dirinya tidak menyangka akan bercinta dengan sahabatnya di dalam ruang kelas.

_______________

Emm, dari chapter-chapter sebelumnya, mana yang pengen kalian jadiin cerita??

Hihihi🤭🤭

ONEshoot : Short Dirty StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang