SHORT DIRTY STORY [Lydia & Joseph 2]

23K 494 9
                                    

Page 09-Lydia&Joseph
.
.

Lydia menyelipkan sejumput rambutnya yang terkena terpaan angin. Gadis itu melangkah sedikit tergesa karena merasa jika seseorang mengikutinya, ingin menoleh untuk memastikan, tapi terlalu takut jika firasatnya benar.

Lydia memang baru saja singgah di kafe yang sedikit jauh dari perumahannya. Sebenarnya Sam sempat menawarkan untuk menemaninya, namun Lydia langsung menolaknya. Dan kini ia menyesal menolak tawaran pria itu. Bagaimana jika orang yang mengikutinya tersebut adalah seorang penculik? Lydia semakin mempercepat langkahnya saat pikiran negatif terus bermunculan di benaknya.

Setelah beberapa menit, langkah kaki itu tidak terdengar lagi. Lydia juga tidak merasakan seseorang mengikutinya kembali. Ia memperlambat langkahnya, kepalanya menoleh ke belakang menatap jalanan yang sepi. Gadis itu menghela napas lega, tidak mendapati siapapun di belakangnya.

Sreett

Lydia berteriak, namun dirinya menyadari jika hanya gumaman tidak jelas yang keluar karena mulutnya di bekap oleh sesuatu yang lembab. Mungkin selembar kain karena baunya tercium aneh. Seperti obat...

Satu

Dua

Tiga

Lydia terjatuh ke dalam rengkuhan seseorang. Kedua matanya terpejam, hanya dalam beberapa detik saja gadis mungil itu telah hilang kesadaran-membuat orang yang sedang memeluk Lydia menyeringai.

****

Jangan tanyakan siapa yang telah menculik Lydia.

Joseph duduk santai disebuah sofa single yang terletak di sudut ruangan kamar apartemen pribadinya. Iris matanya menatap lekat tubuh seorang gadis yang sedang tidak sadarkan diri di kasurnya dan tubuh itu hanya tertutup selimut, sedangkan tangannya menggenggam sebuah gelas berisi minuman bening. Bukan alkohol, tapi hanya sebatas air mineral. Karena bagi Joseph, kesehatan adalah yang utama.

Tentang Lydia, Joseph sudah sedikit banyak mengetahui mengenai gadis itu berkat sahabatnya yang seperti ensiklopedia berjalan. Contohnya seperti; alamat rumah Lydia, usia gadis itu, kapan serta dimana ia lahir, dimana Lydia bersekolah, nomor telepon, orang-orang terdekat Lydia, dan kegiatan sehari-harinya. Memang terdengar dasar, namun menurut Joseph itu sangat membantunya.

Joseph menangkap pergerakan kecil kaki Lydia yang tertutup selimut, setelahnya tangan gadis itu bergerak mengusap wajahnya. Joseph yakin beberapa detik kemudian gadis tersebut akan segera sadar, karena ia hanya menggunakan sedikit obat bius untuk Lydia. Dan dirinya kurang lebih sudah menunggu hampir 4 jam agar kerdilnya bangun.

"Enghh."

Benar bukan? Tebakannya memang tidak pernah salah.

Joseph meletakkan gelas tersebut pada meja kecil di sampingnya, lalu menanggalkan kausnya sembari menunggu gadis itu sepenuhnya sadar. Kemudian Joseph bangkit berdiri, berjalan pelan menuju kasur tempat Lydia masih terbaring meski kedua mata gadis itu telah terbuka. Mungkin sedang mencerna tentang apa yang tadi di alaminya.

"AAA!"

Padahal Joseph belum sampai di dekat kasurnya, jangankan dekat—bahkan Lydia masih belum menyadari jika ada dirinya di kamar itu, tapi Lydia sudah berteriak. Dan Joseph mengetahui penyebab kerdilnya berteriak histeris seperti itu.

"SIAPA YANG MENCULIKKU?!" Jerit Lydia.

"Halo, kerdil. Bagaimana pingsanmu?" Sapa Joseph dengan suara ramah. Lydia langsung menoleh, tangannya menarik selimut itu agar semakin menutupi seluruh tubuh telanjangnya. "Ada apa? Aku sudah melihat semuanya. Dari kaki, bokong seksimu yang kukira mungil, sampai dadamu yang bulat dan ranum. Ah, aku sudah merasakan mereka-"

ONEshoot : Short Dirty StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang