Page 12-Naémi&Dane
.
.Dane terus melumat bibirnya tanpa ampun, seolah tidak memberikannya ruang untuk bernapas. Lidah pria itu mengobrak-abrik isi mulutnya, sedangkan tangannya tidak berhenti meremas buah dadanya. Naémi nyaris tak bisa bernapas, dia merintih dalam ciuman mereka dan tangannya lemas mendorong dada keras Dane. Hingga beberapa detik kemudian Dane melepaskan ciumannya setelah mulut pria itu menghisap kuat lidahnya.
"Hhh, enghhh."
Napas Naémi menderu cepat dan diselingi satu buah desahan saat Dane memberikan hisapan pada lehernya. Naémi memejamkan matanya, tidak dapat bergerak mencegah Dane ketika tangan besar pria itu menelusup masuk ke dalam kausnya. Mengusap-usap lembut perutnya dan menjalar menuju punggung Naémi.
Ctak
Tangan Dane terasa dingin saat bersentuhan dengan kulitnya. Telapak tangan pria itu menggenggam payudaranya, berbeda dengan beberapa menit lalu, kini dia meremas payudaranya lembut.
"Naémi, buka matamu."
Naémi menggigit bibirnya, menggeleng mendengar permintaan Dane. Dia malu! Sebelumnya tidak ada yang pernah menyentuh tubuhnya seperti ini, dan Dane malah melakukannya!
"Mmhh." Tubuh Naemi menggeliat merasakan remasan pada buah dadanya semakin liar.
"Buka matamu, Naémi. Atau kau akan merasakan yang lebih dari ini!"
Apa? Dane tentu tidak akan memperkosanya, bukan? Naémi masih menggeleng. Sedetik kemudian, dia benar-benar membuka mata ketika merasakan tarikan pada celana longgarnya. Naémi memekik panik.
"DANE! Apa yang kau lakukan?! Ow, jangan dilepas—Dane!!"
Naémi kewalahan menghadapi tangan-tangan Dane yang kuat. Pria itu telah sepenuhnya sembuh, dan jelas sangat mustahil untuk Naémi kalahkan karena tubuh Dane yang sangat besar dan kekar.
"Jangan melihatnya!!" Teriak Naémi saat Dane membuka lebar pahanya dengan paksa. Tangannya berusaha menggapai tubuh Dane—ingin sekali mendorong pria itu yang kini merendahkan tubuhnya hingga wajahnya sejajar dengan selangkangan Naémi yang telanjang dan terpampang jelas.
Mata Dane menggelap menatap belahan kemaluannya. Napas pria itu memburu, membuat hembusannya menerpa vagina Naémi.
"Dane! Jauhkan wajahmu dari sana!"
Dane tampak tidak peduli dengan jeritan Naémi. Pria itu mendongak sedikit, hanya matanya saja yang tertangkap oleh Naémi. Dia langsung bungkam dengan wajah memerah malu. "J-jangan melihatnya seperti itu!"
"Kenapa, Naémi?"
"Aku malu!!" Teriak Naémi, gadis itu langsung merapatkan kembali pahanya, namun kalah cepat oleh Dane yang seketika membenamkan wajahnya di antara paha Naémi—menjilat disana dengan rakus.
"Tidak perlu malu padaku, ahh." Dane menggeram tidak jelas. Lidahnya lanjut menggoda klitoris Naémi, sesekali ia menghisap dan mengulumnya, membuat gadis itu mendesah keras.
"Ahhhh!" Punggung Naémi melengkung. Kakinya bergerak gelisah merasakan rasa asing yang melingkupi dirinya. Pusat tubuhnya terasa geli, mendadak terasa sensitif ketika bersentuhan dengan lidah pria besar itu. "D-Dane."
"Hmm?" Pria itu masih berpesta, menikmati kegiatannya yang sedang melahap vagina serta belahan merekah itu. Naémi dibuat mendesah semakin keras saat lidah Dane menjilati dari klitoris lalu turun ke lubang vaginanya.
"Oh! Sshhh...ahhh."
Naémi menggelinjang, tangannya menjambak rambut Dane yang tenggelam di selangkangannya. Permainan lidah pria itu semakin liar, mulutnya juga berlomba-lomba menghisap klitorisnya. Sesekali, tangan Dane merambat ke atas mencari-cari payudaranya dan meremasnya kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ONEshoot : Short Dirty Story
Short StoryHarap bijak dalam memilih bacaan⚠️ . . Cerita ini mengandung unsur dewasa.