3. AWAL DARI SEGALANYA?

5.5K 301 4
                                    

Maaf kalo ada typo yang ngeganggu kalian saat membaca, ya✌️

Pencet tombol 🌟 dipojok kiri untuk vote 🙌🏻

Jangan lupa komen dan share yauu🦋

Selamat membaca


🍃 3. AWAL DARI SEGALANYA? 🍃

"Lama ya Zey, kita udah nggak makan bareng kayak gini," Juan membuka suara ketika pengisi suara tadi hanya dentingan sendok yang beradu dengan piring.

Zeyra melirik Ayahnya sekilas, lalu kembali menatap makanan didepannya. "Ayah yang jarang ada buat aku,"

Juan menatap anak semata wayangnya dengan sendu, "Ayah sibuk, demi kamu juga,"

Zeyra tak menggubris.

"Andai siang nanti Ayah nggak pergi ketemu temen bisnis Ayah, pasti Ayah sempetin ajak kamu jalan-jalan," Juan terkekeh miris

"Nggak sibuk pun, Zeyra nggak perlu. Makasih," balas Zeyra masih tanpa melihat Ayahnya.

"Padahal dulu kamu suka banget kalo Ayah ajak jalan-jalan, pasti kamu seneng ke pantai atau kolam renang. Apalagi laut, kamu selalu excited kalo ketemu dengan air,"

Zeyra yang setia mendengar tanpa menatap Ayahnya itu, hanya mengaduk-aduk nasi didepannya. "Dulu, jangan disamain dengan sekarang," kata Zeyra lalu mendongak.

"Semua udah beda, beda jauh, banget,"

"Viera sama Kai juga biasa cerita kalo kamu sering ke pantai atau ke laut sendiri,"

Zeyra tak menyahut.

"Dulu juga kamu anaknya ceria, manja banget juga. Sekarang jadi cuek begini," sambung Juan.

"Please, itu dulu!" Balas Zeyra tak suka.

"Kamu masih nggak bisa maafin Ayah?" Tanya Juan sendu.

"Kalo Ayah bisa balikin Ibu lagi, kenapa enggak?" Zeyra mengangkat bahunya acuh, lalu menyuap kembali makanannya.

Juan menghela napas, "Nggak ada syarat lain?"

"Enggak. Salahnya Ayah itu karena udah buat Ibu ninggalin aku. Kalo gara-gara Ayah nggak mau beliin aku Barbie, mungkin aku bakalan maafin dengan syarat 'nanti beliin aku Barbie, ya'" Zeyra memberi perumpamaan.

"Ibu mu bukan cuma ninggalin kamu aja tapi, ninggalin Ayah juga," sahut Juan sedikit membela diri.

Zeyra menghempaskan pelan sendok dan garpunya ke piring, "Tapi gara-gara ayah juga!" Tegas Zeyra dengan darah mendidih, kesal dan marah menjadi satu dalam kepalanya.

Ia sudah bangkit dari duduknya, bersiap akan pergi.

"Zeyra, jangan suka ninggalin kalo Ayah belum selesai bicara!" Tegas Juan pada Zeyra, membuat gadis itu terpaksa kembali ke tempat duduknya dengan kasar.

"Ada lagi yang mau disampaikan, Tuan Juan Adhinatha yang terhormat?" Tanya Zeyra mengejek.

Juan kembali menghela napasnya kasar, nasi goreng dipiringnya telah habis ia lahap. "Belajar sopan santun, Zeyra," Juan menegur.

GHAZEYRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang