6. BINGUNG

3.5K 234 6
                                    

Selamat membaca


🍃 6.BINGUNG 🍃

Zeyra melangkahkan kaki memasuki kawasan apartemen Viera dengan langkah santai, ia tiba didepan pintu dan menempelkan ibu jarinya pada fingerprint lock lalu membuka pintu dan melangkah masuk.

Zeyra menyimpan tasnya diatas sofa dan berjalan ke arah jendela. Gadis itu menyeret gorden putih dijendela itu, membuka jendela dan melihat pemandangan dari situ. Zeyra tersenyum.

Dering telfon dari Hp nya kembali berbunyi, membuat Zeyra terpaksa berjalan untuk mengambil ponselnya didalam tas. Saat melihat layar itu...

Ayah is calling...

Ayahnya lagi.

Zeyra menatap ragu pada layar Hp nya untuk menerima atau membiarkan saja panggilan itu hingga mati dengan sendirinya.

Panggilan pertama mati.

Panggilan kedua pun begitu.

Namun dipanggilan ketiga, dengan berat hati Zeyra menekan tombol bewarna hijau.

"Zeyra? Zeyra? Kamu dimana?"

Nada itu terdengar panik, tapi sebisa mungkin Zeyra menghalau rasa tidak tega pada Ayahnya agar ia bisa menentang perjodohan itu hingga tuntas dan berakhir kemenangan.

"Zeyra, jawab Ayah,"

"Apa?" Nada Zeyra terkesan cuek.

"Kamu dimana? Baik-baik aja kan?"

"Baik,"

"Kamu nggak sekolah?"

"Hm,"

"Dimana kamu sekarang?"

Zeyra tak menjawab.

"Zeyra?"

"Aku baik baik, jangan sok khawatir gitu. Bikin nggak enak hati, padahal lagi akting,"

"Zeyra, Ayah serius. Kamu dimana sekarang?"

"Aku aman,"

"Pulang,"

"Nggak mau dan nggak akan,"

"Pulang, Zeyra,"

"Untuk apa? Mau dijual kan, dih. Bagus aku diem disini aja,"

"Zeyra, jangan buat ayah khawatir,"

"Jangan bersikap baik lagi didepan aku, Yah. Muak tau nggak?"

"Zeyra, pulang dulu, kita bicarain ini,"

"Pulang juga percuma,"

"Sekarang Ayah dikantor, kamu dimana biar Ayah susulin,"

"Nggak perlu, makasih,"

"Zeyra jangan kayak gini!"

GHAZEYRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang