16. GHAIZKA MENYEBALKAN

5.4K 382 57
                                    

Holaa ulat buluuu🐛🦋

Kalian yang pelajar, udah offline apa masih online?

Pencet tombol 🌟 dipojok kiri untuk vote 🙌🏻

Jangan lupa ramein dengan komen disetiap paragraf yaauu, biar aku makin semangat update nyaa🤪

Maaf kalau ada typo yang mengganggu saat membaca✌🏼

Selamat membaca


🍃 16. GHAIZKA MENYEBALKAN 🍃

"Liat, banyak drama banget nggak sih?" Fareel berbisik kecil menoleh pada Daniel disebelahnya.

"Sstt! Jangan ngomong gitu, nanti mereka denger," tegur Daniel tajam.

Fareel berdecak kecil lalu kembali menatap sepasang kekasih yang sedang adu argumen tak jauh dari mereka duduk. "Gue kalau jadi Ghaizka, ya, sumpah udah gue tinggalin dari lama," cowok itu menggerutu.

"Lo nggak tau sejauh apa mereka udah mencoba buat mempertahankan hubungan, jadi jangan mudah ngambil kesimpulan," ujar Daniel.

"Tapi tetep sih, yang Ghaizka lakuin itu jauh dari kata bener," Arga yang duduk disisi sebelah kiri Fareel menyeletuk dan langsung diangguki cowok itu.

"Belum aja tuh bini nya gue rebut," ceplos cowok dengan kedua sisi lengan bajunya yang di gulung beberapa kali.

Daniel menoleh dan langsung memiting leher cowok itu. "Nggak gitu juga cara mainnyaaa,"

Arga, Fareel, dan Daniel sekarang sedang duduk dipinggir lapangan. Tidak jauh dari situ, Ghaizka dan Olive sedang terlibat debat.

Para siswa siswi telah berlalu pulang karena bel sekolah pun sudah berbunyi sedari tadi. Suasana lapangan hari ini sangat sepi.

"Kamu jangan egois gini, Liv," Ghaizka sudah kewalahan melunakkan ego pacarnya.

"Egois?!" Ulang cewek itu. "Mikir, Ska! Siapa yang egois. Gue atau lo!" Hardiknya, emosi.

Cowok dengan kerah kancing yang dibiarkan terbuka itu lagi-lagi harus menghela napas. "Kamu kenapa sih, Liv...? Apa yang salah coba bawa tenang dulu, kita bicarain baik-baik,"

"Udah nggak ada yang perlu dibicarain lagi! Lo udah beda dari yang pernah gue kenal!"

Ghaizka mencoba menggenggam tangan cewek itu namun Olive dengan kasar menepisnya. "Nggak udah pegang-pegang!"

Gadis dengan rambut yang dicat merah itu berniat pergi namun lagi lagi, Ghaizka menahannya.

"Liv..." tatapannya sendu. Menggambarkan raut rasa bersalah yang tidak bisa diucapkan.

Olive hanya membisu. Dia menatap ke sembarang arah karena dirinya pun bingung harus bagaimana.

"Kamu kalau mempermasalahkan uang, memang uang aku udah habis. Udah aku transfer semua ke kamu," ucap Ghaizka lembut. "Masalah mobil juga... untuk saat ini belum bisa. Mobil aku masih di sita Papa," bohongnya.

GHAZEYRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang