4. The Choice

418 75 4
                                    

Jangan lupa vote yah 🥺

~~~~~

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

Ten & YangYang – Low Low

~~~~~

“Kita selalu mendapatkan apa yang kita butuhkan, karena Tuhan selalu imbang dan tidak bimbang.”

~~~~~

“Gue kan udah bilang berkali-kali kalau anak itu player.”

“Dari tampangnya aja udah keliatan.”

“Lo sih ngeyel.”

“Diem.”

Perdebatan kecil yang terjadi antara Vega dan Pandu nyatanya tidak mengusik Elsa, perempuan itu masih saja diam dengan memangku Jandu, memeluk dengan erat sang kucing hitam super nakal yang menjadi incaran anak-anak kost lain. Lihatlah dia, sosok buntalan bulu itu menggerakkan ekor tenang seolah tidak merasakan hal yang terjadi kepada sang majikan.

Mata bulatnya menatap polos orang-orang sekitar, kembali meletakkan kepala dengan nyaman di paha Elsa. “Meow...”

“Meow…”

“Shutttt, diem dong Jandu. Lo gak liat majikan lo lagi sedih?”

Pandu menggelengkan kepala sembari menutup telinga, dirinya selalu mendengar nama Pandu daripada Jandu setiap orang-orang memanggil kucing hitam itu. Entahlah, dirinya masih belum menerima jika namanya disamakan dengan seekor kucing. Jauh lebih baik jika disamakan dengan sosok aktor maupun penyanyi luar terkenal, seperti Shawn Mendes contohnya.

“Ini kenapa sih mas Pandu kok ikut-ikutan?” tanya Elsa heran, tidak biasanya pemuda itu mencampuri urusan orang lain. “Aku nggak papa lho, beneran. Dari wajahku aku keliatan sedih gak sih? Enggak kan?”

“Halah, muka lo tebel mana tau gue,” celetuk Vega.

“Lo mah gak asik El, kita mau bantu lho.” Pandu mendekat, duduk di sebelah Elsa dan memaksa perempuan itu untuk bercerita apa yang sebenarnya terjadi.

“Tau nih, gue udah kepo akut tau Elsa….”

Elsa menghela nafas, menyandarkan tubuhnya di sofa dengan Jandu yang masih berada di pelukannya. Dirinya sebenarnya tidak begitu yakin akan menceritakan masalah memalukan ini kepada orang-orang terdekatnya namun melihat Vega dan Pandu yang sudah mendesaknya sedari tadi, mau tidak mau dia harus bercerita atau Vega akan menerornya sepanjang malam dengan ikut bergabung ke dalam ranjang miliknya.

Menggoyangkan badan dan berteriak di samping telinga, membayangkan itu saja sudah membuat perutnya mual tanpa sebab. Sudah cukup 1 kali saja dia tidak tidur, jangan sampai terulang lagi!

“Kalian beneran mau tahu?”

Keduanya mengangguk, bersemangat dan semakin mendekat ke arahnya. “Tapi ada syaratnya.”

“Yah, lo mah gitu.”

“Anjing si Elsa mah, gue udah serius juga.”

Plak

Tepukan cukup keras mendarat di paha Vega, membuat perempuan cantik itu meringis kesakitan. “Ada apa sih sayang? Mau apa hem? Jangan nyari kesempatan dalam kesempitan yah,” peringat Vega kepada Pandu yang berada di sampingnya.

Ora NgiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang