Jangan lupa vote yah 🥺
~~~~~
Selamat membaca
Monggo enjoy
~~~~~
Adelle – Easy On Me
~~~~~
"Mungkin dia mengira bahwa aku akan sakit hati, pada kenyataanya aku tidak perduli."
~~~~~
"Sekali lagi aku bilang, im fine everbody."
"Aku bener-bener gak papa Ve, sumpah."
"Ya Tuhan, ga percaya?!"
Elsa benar-benar merasa tidak percaya dengan Vega, perempuan cantik itu masih membututinya hingga akan masuk ke dalam kamar kost. Di bagian mana Vega kurang jelas atas pembicaraannya yang bagaikan Bengawan Solo, atau sepanjang sungai Amazon? Elsa rasa dia sudah sangat jelas, lalu kenapa sekarang Vega masih menanyainya?!
"Gini lho beb, lo tau kan gue keponya akut sampai to the bone. Nah gue mau tanya satu lagi, beneran cuma satu kali lagi. Tapi lo jangan marah," Vega menjeda ucapannya dengan menyatukan tangan di atas dada. "Air liurnya ada?"
Elsa melipat kening, otaknya berpikir keras menyaring apa yang sedang Vega bicarakan. Dia paham betul jika pikiran anak ini tidak jauh dari hal-hal mesum yang selalu dia bicarakan, matanya membola saat mengetahui kearah mana pertanyaan Vega. Dengan bibir mencebik pelan, Elsa menampar lengan Vega cukup kuat hingga sang empu mengaduh sakit.
Plak
"ADUH! Ada apa sih beb?!" Veg mengusap lengannya, menggerutu kesal kearah Elsa. "Lagian lo mah gak tau gimana rasanya pengen tapi masih takut dosa juga, lo gak tau rasanya beb, sumpah."
"Pikiranmu itu lho, yaampun!" ucap Elsa menggelengkan kepala merasa gemas.
"Gue cuma tanya anjir, toh kita udah dewasa beb. Wajarlah pembicaraan kayak gini, iya ga sih sayang?" tanya Vega terhadap Pandu, mencari pembelaan berharap sang kekasih berpihak kepadanya.
"Mbak aku pulang dulu yah," pamit Rangga kepada Elsa dan Vega. Hanya Elsa yang menanggapi, mengingat Vega yang tengah sibuk memperhatikan Pandu di ujung ruang tamu.
"Tidur lho yah, udah malam. Besok belajar lagi, ambis boleh tapi inget waktu yah."
"Iya mbak, mbak Elsa juga istirahat. Gak usah dipikiran lah cowok kayak gitu, emang pantes banget di tinggalin, aku yakin pasti sana yang nyesel udah ngelepasin mbak Elsa yang secantik ini, cantik fisik juga cantik hati. Emang goblok tuh orang," ucap Rangga panjang lebar.
Elsa hanya tersenyum, dan mengangguk mendapat nasihat dari pemuda yang lebih muda darinya. "Makasih yah support-nya, tidur sana gih," ucap Elsa menepuk pipi Rangga.
Meninggalkan Elsa dan Rangga, kita beralih ke Pandu. Pemuda yang paling tua dari ketiganya tadi tengah mengumpulkan nyawa itu hanya mengangguk, terlalu malas mendapat perlakuan kasar dari Vega yang sudah di atas batas wajar hingga membuatnya sedikit gila. Bayangkan saja, kalian tengah tidur dan mendapati bahwa leher kalian seperti dimakan oleh serangga. Hingga terbawa mimpi, itulah yang Pandu rasakan saat ini. Beruntung dia memiliki mental yang kuat.
"Taulah anjir."
Vega dan Elsa saling berpandangan, tidak lama setelah itu terdengar suara nyaring kekehan ringan dari kedua sahabat itu. "Hahahahaha, hahahaha beneran kebawa mimpi sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ora Ngiro
FanfictionSemua berada di luar nalar, siapa yang menyangka jika legenda itu masih ada hingga sekarang? Elsa Rahmawati memungut seekor kucing yang kedinginan di pinggir pintu masuk perpustakaan kota. Dia masih mengingat benar bagaimana dekilnya kucing kurus it...