6. Pria Asing

445 71 5
                                    

Jangan lupa vote yah 🥺

~~~~~

Selamat membaca
Monggo enjoy

~~~~~

NCT Dream - We Go Up

~~~~~

"Menginginkan yang sempurna tapi diri sendiri tidak pernah berkaca."

~~~~~

"KOWE SOPO MAS?!"

Elsa kaget bukan main, tubuhnya beringsut mundur ke belakang menempel dengan kepala ranjang, bahkan masih ada sisa getaran di tubuhnya akibat menahan rasa keterkejutan yang luar biasa. Mungkin jika dia memiliki riwayat jantung, sudah dipastikan saat ini dirinya bagaikan orang sekarat.

Bagaimana tidak? Bayangkan saja jika kalian berada di posisinya saat ini, tertidur lelap bagaikan seorang putri tidur, lalu terbangun dengan seorang pangeran tampan di atas tubuhnya, menimpanya, menindihnya, atau bahkan bisa saja pria ini menidurinya!

"Ka-kamu sse-siapa mas, kamu siapa?" susah payah Elsa mengeluarkan kata-kata singkat itu, jujur saat ini dirinya masih bergetar takut. Takut jika pria itu telah menodainya, juga takut jika pria itu akan menyerangnya setelah ini.

Jangan pernah percaya terhadap orang baru.

Itulah prinsip Elsa, sebaik apapun orang itu di pertemuan pertama, namun dan pasti di pertemuan selanjutnyalah sifat orang itu akan terlihat. Entah saat kau masih kenal dengannya ataupun saat dia sudah melupakanmu.

"Aku?"

Pria itu masih belum sepenuhnya sadar, namun dengan jelas Elsa melihat jika pria tampan itu berusaha menyadarkan tubuhnya. "Shit ganteng banget anjing."

Puk puk puk

Elsa menepuk bibir cukup kuat , merutuki kebodohannya saat tanpa sadar memuji pria di depannya ini. "Bodoh, bodoh anjir, kenapa bibir sama hati gak sama sih?"

Elsa mengalihkan pandangan, bibirnya seketika terbuka mendapati pandangan menyilau bak terkena sinar matahari langsung. Kepalanya menggeleng, bagaimana dia baru sadar jika pria ini mengenakan perhiasan melebihi dirinya saat akan menghadiri acara pernikahan? Dan jika pria ini sudah mengenakannya sejak tadi, maka saat tidurpun dia memakai perhiasan?

Toko mas mana yang dia curi?

Tetapi tunggu, benarkah itu emas murni? Bagaimana mungkin seseorang mampu membeli barang berharga namun tidak mampu membeli pakaian? Lihatlah pria ini, bahkan dia hanya memakai celana kulot panjang berwarna hitam, itupun di bagian bawah sudah robek-robek seperti dimakan rayap.

"Mas siapa?" tanya Elsa sekali lagi dengan gemas, bahkan dia sudah berdiri untuk menjauh, guna menjaga jarak dengan pria asing nan tampan ini.
Dengan sedikit emosi Elsa mengalihkan pandangan saat matanya tidak sengaja kembali fokus ke arah perut berbentuk itu. Entahlah, matanya ini memang sangat paham dan pintar jika menyangkut hal-hal yang bisa menimbulkan dosa.

"Jandu."

"Hah?!" Elsa berjalan mendekat, membuka mulut tidak percaya. "Mas tau aku punya kucing? Tunggu, jangan bilang kalau mas ini pencuri kucing?" tanya Elsa curiga.

Dan tunggu, dimana Jandu, dimana Jandunya? Dimana kucing hitam super mengeselkan yang pernah membuatnya dan Vega bertengkar hebat karena telah memecahkan botol serum milik perempuan cantik itu? Jadi perkiraanya benar, perkiraanya benar jika pria ini benar-benar pencuri kucing. Pantas saja banyak desas-desus yang sedang tenar di lingkungan ini, banyak anak kecil yang mengeluh jika kucingnya hilang.

"Jandu, jandu kamu dimana sayang."

Elsa berputar, mengelilingi kamar dan menghiraukan seseorang yang tengah berada di dalam kamarnya kost miliknya. Saat ini yang terpenting adalah Jandu, Jandu merupakan hal pertama yang harus dia temukan jika kost inipun roboh.

"Jandu, ini bunda sayang, ayo makan dulu...." ucap Elsa dengan posisi berjongkok di bawah ranjang.

"Aku Jandu Bunda."

Bibir yang sedari tadi menggerutu kesal kini terdiam, dengan posisi jongkok itu Elsa berdiam kaku. Tangan dan kakinya seketika berhenti bergerak, tujuannya yang ingin berdiri seketika hilang. Keningnya terlipat ke dalam, lelucon apa yang sedang pria ini bicarakan? Mengingat ini bukan bulan April.

"Maksud Mas apa?" Elsa bertanya dengan heran, melipat tangan di dada dengan mimik wajah bingung yang khas. "Dan oh yah, sebaiknya Mas segera keluar dari sini sebelum aku teriak dan Mas digebukin sama warga kost."

Bukannya pergi dan meninggalkan kamar, pemuda itu justru merebahkan tubuh dengan nyama di ranjang milik Elsa. Membuat sang empu semakin kesal dan menahan emosi yang akan meledak di atas kepala.

"Aku benar-benar ngga bohong Mas yang gak aku ketahui namanya, kalau Mas gak keluar dari sini aku bakalan teriak. Aku hitung, satu, dua, tiga, empat, lim-"

"Mau bagaimana lagi Bunda, aku memang Jandu."

"Gak lucu Mas," ucap Elsa kesal.

Pria itu membalikkan badan, mendudukkan diri di tengah ranjang dengan malas dan wajah khas bangun tidur yang masih sangat ketara di wajahnya.

"Ceritanya panjang Bunda, kalo aku cerita sekarang yang ada selesainya minggu depan."

Elsa berdecak. "Aku gak minta Mas buat cerita, aku cuma minta Mas buat keluar dari kamarku. Lagian jangan nyuri Jandu, dia kucingngnya nakal, mas juga yang bakal kesusahan. Cari aja kucing angggora punya orang bawah, pak RT sini punya kucing anggora lima, kan lumayan tuh. Ngambil Jandu mah gak bisa nguntungin, susah malahan nanti kamu Mas," saran Elsa. Perempuan itu berusaha membujuk sang pencuri kucing untuk segera pergi dari kamarnya, dan jikalau bisa sekalian pergi dari area kost tempatnya tinggal.

"Toh gini lho Mas, nyuri-nyuri kayak gini untungnya berapa sih, dikit kan? Aku saranin Mas nyari kerja bener, bantu orang tua dan orang-orang sekitar dengan uang yang bener, banyak kok kerja yang bisa dilakuin anak muda saat ini." Elsa bergerak, mengambil selembaran lowongan kerja yang dia dapat di jalan. "Ini aku punya lowongan kerja buat Mas, udah ambil aja. Syaratnya cuma niat dan kerja keras, Mas bisa kan?"

"Jangan seperti ini, keluar masuk kamar orang lain apalagi kmar anak gadis sangat tidak sopan. Apapun bisa terjadi jika seseorang mengetahui ini Mas. Lagipula Mas tampan, pasti banyak perempuan cantik di luar sana yang pengen bersanding sama Mas."

Pria itu menghela nafas telinganya terasa panas mendengar bahwa dirinya telah dituduh sebagai pencuri kucing. "Hal apa yang bisa bikin Bunda percaya kalau aku Jandu hem? Aku Jandu Bunda..."

Elsa gemas bukan main, kedua tangannya saling meremas meluapkan kekesalan yang ada. Bagaimana cara memberitahu pria ini jika dia tipe orang yang tidak suka lelucon? Tolong siapapun bantu dia, bantu dia untuk mengeluarkan makhluk tampan ini dari kamarnya!
.
.
.

STAY SAFE

28 November 2021

Ora NgiroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang