Sehat selalu ya sayang 🥺
~~~~~
Selamat membaca
Monggo enjoy~~~~~
NCT 127 – Back 2 U
~~~~~
“Aku ke selatan aja yah, soalnya rasa ini tidak dapat ku utarakan.”
~~~~~
Suara klakson bersahut-sahutan, memenuhi jalanan utama kota Surabaya. Mobil-mobil itu berjalan layaknya semut, padat merayap. Suasana panas di siang hari semakin membuat emosi para sang pengemudi meluap, entah karena jalanan yang macet ini atau beban pikiran lain.
“Maju dong mas! Gak lihat di belakang masih banyak mobil?!”
“Sebentar pak, ini baru aja mau saya injak pedal gasnya.”
“Baru belajar mobil ya mas? Kalau belajar jangan di jalan raya dong, udah tahu posisi sibuk masih belajar di jalan raya.”
“Yaampun sabar pak, di depan juga masih banyak. Orang sabar disabar Tuhan,” ucap Pandu mereda emosinya. Jangan sampai dia ikut termakan emosi hingga menyebabkan pertumpahan darah disini. “Lagian kamu gimana sih Vega? Ambil mobil juga yang udah umur, nih liat makin panas kan situasinya,” decak Pandu menyalahkan sang kekasih.
“Mau gimana lagi, orang juga mobil curian.”
Keempat orang yang berada di dalam mobil itu hanya diam, secara tidak sadar menghela nafas bersamaan menanggapi Vega. Mereka tau benar curian apa yang dimaksud oleh perempuan seksi itu, curian milik ayahnya sendiri. Siapa yang tidak tahu jika Vega adalah termasuk golongan atas, uang jajannya sangat banyak dan sering dibagikan ke anak-anak punk gerombolannya. Jadi hal lumrah jika Vega memiliki banyak mobil.
“Orang kaya masa AC mobilnya rusak.”
“Masih mending punya mobil.”
“Untung cewek.”
“Untung ganteng, kalau gak ganteng mah udah cari yang lain aja kali ya El?”
Elsa tidak bisa menyembunyikan senyumannya, dia tersenyum singkat melihat Pandu yang hanya diam dengan jari telunjuk yang mengetuk stir mobil. Pemuda itu dipastikan tengah kesal, terbukti dengan wajahnya yang memerah. “Sabar ya mas Pandu.”
Pandu berdecak, perjalanan yang seharusnya hanya memakan waktu 1 jam terasa begitu lama karena terjebak di depan pintu tol, mengulur waktu hingga 2 jam berada di dalam mobil. Dirinya bosan bukan main hingga membuatnya melepaskan kaos dan bertelanjang dada, menghiraukan beberapa remaja yang tengah memekik di mobil yang berada di sebelahnya.
“Kita sebenarnya mau kemana sih Yasa?”
“Mas Pandu ikut aja, pasti juga bakal seneng kok,” jawab Elsa.
“Gue bilangin ya sama lo El, gue paling gak suka sama ketidakpastian, jadi kalo lo cuma bisa janji-janji doang mending gak usah deh.” Pandu melirik Vega dengan singkat dan kembali melanjutkan kata-katanya. “Udah capek 2 tahun cuma digantung terus.”
Vega tersenyum pongah, menepuk lengan Elsa yang berada di sampingnya dengan gemas. “Udah semester lima masih aja suka nyindir.”
“Cowo kamu gitu,” timpal Elsa.
Kedua perempuan itu asik bercerita, meninggalkan Yasa dan Pandu yang tengah dengan pikirannya sendiri. Keduanya menoleh saat Pandu bertanya dengan nada lumayan keras, menunjuk Yasa dengan jari telunjuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ora Ngiro
FanfictionSemua berada di luar nalar, siapa yang menyangka jika legenda itu masih ada hingga sekarang? Elsa Rahmawati memungut seekor kucing yang kedinginan di pinggir pintu masuk perpustakaan kota. Dia masih mengingat benar bagaimana dekilnya kucing kurus it...