Cerita Pertama

6K 356 44
                                    

" Mama, kenapa ndak anak Dino?"

Bocah gembul itu menatap mamanya penuh minat dan rasa ingin tahu. Sangat tiba-tiba sekali menanyakan pertanyaan absurd yang terkadang membuat mamanya kaget.

" Maksudnya gimana Bang? Mama nggak ngerti, coba Abang ulangi lagi pertanyaannya." pinta Baheera lembut, sejujurnya Baheera tak paham apa yang dimaksud putra gembulnya itu.

Tak ada angin, tak ada hujan, bahkan percakapan sebelumnya sangat normal yaitu membahas cemilan, namun Taya dan pikirannya memberikan pertanyaan yang diluar dugaan.

" Iya Mama, kenapa ndak anak Dino?"

Taya gemas sekali dengan mama, masa tidak paham sih pertanyaan Taya. Taya rasa pertanyaannya sudah benar kok.

" Mama melahirkan Dino?" tanya Baheera memastikan, kan takut salah tangkap maksud dari pertanyaan putranya itu.

" Iya, nanti jadi punya Dino banyak kan Mama. Hidup semua. Mama ndak anak Dino?"

Yasalam, Baheera tak habis pikir dengan putranya. Bayangin saja punya anak Dino itu sangat aneh, lalu anaknya menanyakan hal ini. Mau marah kok gemas yah.

Kalau dipikir-pikir, kreatif juga putra gembulnya ini. Pertanyaannya tak terduga semuanya.

"Abang tahu kalau Dino itu binatang dan Taya itu manusia?" Baheera berusaha menarik atensi putranya yang masih asik menggelar mainan Dino miliknya. Mainan milik Taya bertebaran sepanjang ruang keluarga, berantakan sekali.

Tidak apa-apa. Nanti juga akan dirapikan kembali. Soalnya Taya kapok nggak Tidy Up, mainannya hilang dengan sendirinya.

"Tahu Mama, ndak manusia. Taya, Mama, Ayah, Kasan, Necan, Ami, Ama, telus Anteu Balqis itu manusia. Binatang itu Kuda, Zebla, Paus, Ikan, Cacing, Kucing, Ayam, Sapi juga kan. Taya tahu Mama."

Taya merasa bangga dengan dirinya sendiri, bocah gembul itu bisa menjawab dan memberikan penjelasan dari pertanyaan mamanya.

"Wah pintarnya, Taya tahu yah binatang apa saja. Nah Dino kan termasuk binatang Nak, nggak bisa Mama hamil dan melahirkan Dino. Soalnya beda, Mama manusia, seperti Taya, seperti Ayah. Kalau Dino itu bukan manusia, tapi binatang yah. Terus hidupnya juga di jaman dahulu yah. Taya sama Mama belum ada waktu Dino lahir dan hidup."

Baheera berusaha menjelaskan dengan bahasa sederhana mengenai ini. Sejujurnya ia masih perlu banyak belajar mengenai parenting. Tujuannya tentu saja agar putra gembulnya dapat tumbuh dan berkembang dengan optimal.

"Dino punya Mama?"

"Punya dong, Dino itu ada yang bertelur ada juga yang beranak. Jadi ada induknya yang bisa disebut Mamanya Dino." Beheera berusaha sabar untuk menjelaskan ini.

Sejujurnya takut salah informasi juga.

Akibat obsesi Taya dengan Dinosaurus yang tak terbendung lagi, Baheera dan Byakta selaku orang tua banyak belajar mengenai dunia satwa, terutama Dinosaurus. Harus banyak literasi, karena Taya suka dengan cerita satwa.

"Mama dan bisa anak Dino? Anaknya Taya saja?" tanyanya memastikan, siapa tahu kalau mama bisa melahirkan Dino, Taya jadi punya Dino banyak di rumah.

"Nggak bisa, kan Dino itu binatang. Lalu Taya itu manusia. Sudah beda spesies Bang."

Baheera masih berusaha sabar untuk menjelaskannya, harus banyak sabar pokoknya. Kalau pertanyaannya terus diulang berarti Taya tak puas dengan jawaban mamanya, walaupun itu adalah jawaban yang benar.

"Ahhh, nanti Mama Dino malah yah, baby Dinonya Mama ambil." Taya menarik kesimpulan yang tak benar.

Rasanya Baheera ingin menangis mendengar kesimpulan putranya itu. Mana mukanya terlihat polos sekali waktu menarik kesimpulan itu.

Mana bisa coba Baheera menculik anak Dinosaurus yang hidup jutaan tahun lalu.

"Bukan yah Bang, manusia tidak bisa melahirkan binatang, dan binatang juga tidak bisa melahirkan manusia. Lagipula, Dino kan hidupnya di zaman dahulu Bang. Kalau sekarang tidak hidup lagi."

" Ndak dipelihala sih Mama, jadinya ndak ada kan Dinonya."

Astaga, Baheera ingin segera melampaikan tangan ke kamera menghadapi putranya. Pokoknya Baheera harus banyak bersabar.

Nataya and DinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang