Cerita Ketiga Puluh

1.7K 270 36
                                    

"Taya tidur rumah Bude yuk. Nanti tidur sama Om Angga."

Taya sedang asik dengan mainan Dino miliknya yang ia bawa bersama roti dan kue tadi.

Tidak lupa bocah gembul itu ikut makan makanan yang ia bawa. Baik kan yah.

"Nanti lumah Taya ndak ada Taya." jawabnya tak fokus, ia lebih fokus dengan roti dan Dinonya.

"Dino maam loti ndak sih Bude? Kasian."

"Nggk dong, Dino bukannya makan daging atau tumbuhan yah Bang?"

Bude Mayang senang saja meladeni obrolan bersama bocah gembul ini, walaupun sering kali obrolan mereka loncat dari satu topik ke topik lainnya.

Jangan harap runut deh. Bukan lagi buat skripsi yah.

"Kasian...."

"Kasihan kenapa?"

"Ndak maam loti. Ini yummi, maam loti lumah Bude ndak apa apa?"

Eh sudah makan baru tanya.

"Nggak apa-apa dong, kan Bude tawarin Taya." gemas sekali melihat tingkah Taya. "Jadi mau nginap sini nggak? Sama Om Angga nanti tidurnya." bujuk Bude Mayang lagi.

Walaupun tahu hasilnya tak akan berhasil, senang saja sih mengajak bocah gembul itu menginap.

"Ndak ada Mama. Mau sama Mama sama Ayah. Ndak bobo sini."

Iya sih, apa-apa masih sama mama kok. Jadi kalau mau ajak Taya menginap harus satu paket.

"Kalau gitu nanti Abang pulangnya habis magrib yah. Tunggu Pakde pulang."

"Pakde pakai cal?"

"Iya, jauh jadi pakai mobil kerjanya."

"Taya mau punya cal. File tluck, sama Dino. Bude sudah....."

"Ayo cuci tangan..."

Lumayan berantakan, lelehan coklat sudah mengenai baju dan celananya. Pasti nanti mamanya tanya kenapa bisa kena.

Salah Taya sih, Taya memilih melap tangannya dengan baju atau celana miliknya. Padahal ada tisu.

"Ada file tluck, led kan. Sama Ayah pelgi sana, lihat file tluck."

Ada yang pernah bilang nggak sih, kalau bersama Taya tuh nggak akan kehabisan topik.

"Wah keren yah, sudah pernah lihat fire truck." puji Bude Mayang dengan senang.

Tentu saja bocah gembul itu lebih senang.

Pamer tiada akhir pokoknya.

Taya menghabiskan sore harinya di rumah Bude Mayang, banyak hal kok yang bisa Taya lakukan. Misalnya memakan kue Bude Mayang, kasih makan ikan juga. Taya punya ikan satu disitu, dikasih Pakde. Taya simpan sini saja.

"Bude ayo tidy up... Ada olang suala ngaji sana."

"Abang sudah mau pulang? Bude saja yah yang beresin."

"Ndak, Taya tidy up."

Bude Mayang berniat membantu, namun sepertinya bocah gembul itu tak suka.

"Ndak Budeeee, Taya tidy up."

"Hati-hati. Bekas tisunya taruh tempat sampah yah."

Taya sibuk merapikan semua benda yang ia gunakan tadi. Pakan ikan ia letakan lagi ditempat semula, piring isi kue ingin diangkutnya juga dan disimpan dalam kulkas. Tisu bekas sudah dibuang ditempatnya.

"Taya tidy up."

"Iya, Abang Tidy up. Terimakasih yah." terharu deh. Walaupun nggak rapi-rapi amat tapi lumayan lah.

"Huuh." angguknya semangat.

Suara orang mengaji terdengar dari speaker masjid. Taya tahu kalau sudah ada orang mengaji tandanya Taya harus pulang dan mandi.

"Bude antar yah..."

"Taya sendili. Ndak antal-antal Bude..." tolaknya cemberut.

Kenapa sih harus diantar, Taya bisa kok sendiri.

"Nggak jadi nginap?"

"Ada suala ngaji, Taya pulang sana. Sama Mama..."

"Besok main lagi yah..."

Taya hanya mengangguk saja, tak terlalu mendengar dengan serius. Bocah gembul itu fokus dengan tangan yang penuh berisikan mainan Dino miliknya. Entah ada berapa yang ia bawa tadi.

Nataya and DinoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang