☀️ Harum Manis

61 13 21
                                    

Azam membuat gerakan abstrak di sebuah kertas dengan pensil di genggamannya. Azam nggak tau kenapa dia bisa se-overthinking itu sama ucapan Nayeon beberapa saat yang lalu.

"Rachel is bad, buat apa kamu bertahan sama dia?"

Azam tau kok di dunia ini nggak ada yang sempurna. Rachel emang buruk di mata orang yang menganggapnya buruk, tapi buat Azam itu bukan alasan untuk dia mertahanin Rachel.

Lantas mata boba Azam bergulir menuju jam digital yang dia tempatkan pada salah satu sisi meja kerjanya. Jam udah menunjukkan pukul 5 sore berarti di Indonesia baru pukul 3 sore.

Beberapa kali layar hengpon bobanya menyala tanda ada beberapa notifikasi yang masuk. Tapi bukan itu yang Azam harapin. Notifikasi dari orang favoritnya belum juga muncul sejak pagi tadi.

Kegelisahan mendadak menghampiri Azam kala itu. Azam lantas berdiri bersiap untuk mengemasi beberapa barangnya dan pulang ke apartment-nya.

Dengan langkah pelan Azam melangkah melewati lobby menuju basement luas gedung agensinya.

"Azam-ssi mau minum kopi bersama?" Tiba-tiba suara yang nggak Azam harapin datang menyapa.

Azam bergeming di samping mobilnya yang masih terparkir disana.

"Enggak. Capek mau pulang." Azam langsung jawab pada intinya. Azam terlalu capek buat sekedar minum kopi apalagi sama orang yang modelan kek begini.

"Yah...padahal ada yang mau aku omongin sama kamu." Sosok itu menekuk bibirnya dramatis hingga melengkung ke bawah.

Azam segera menghela napasnya perlahan kemudian berbalik membalas tatapan sang lawan bicara. "Lain kali aja ya Haeun?"

"Atau kalo pengen sekarang juga boleh lo ngomong." Lanjut Azam sembari sesekali memutar kunci mobil di tangannya.

Haeun seketika menundukkan kepalanya malu persis kayak anak-anak yang banyak mau kalo diajak ke pasar malem. "Aku suka sama kamu." Ucapnya cepet banget kayak rapper.

Azam membolakan mata bobanya. Udah bisa ketebak dari awal gelagat Haeun kalo cewek cantik berdarah pure Korea ini suka sama Azam. Bahkan Rachel juga tau kok kalo Haeun suka sama Azam, tapi nahan-nahan aja nggak ngelabrak Haeun karena di larang sama Azam. Kan nggak lucu kalo ada berita anak direktur agensi A dilabrak sama anak direktur rumah sakit ternama di Indonesia gara-gara suka sama pacarnya:))

Tapi yang bikin Azam nggak nyangka itu adalah kenapa Haeun confess-nya sekarang? Nunggu momen pas Rachel nggak ngintilin Azam apa gimana nih bu?

"Yes, I know." Balas Azam. Persis banget kek buaya pinggir jalan kalo korbannya udah masuk ke perangkapnya.

Di sisi lain Haeun langsung terperangah, bukan jawaban itu yang Haeun harapin. "Hah?"

"Iya gue tau kalo lo suka sama gue. Tapi maaf, lo sendiri keknya udah tau kalo gue udah punya pacar."

"Kalo lo berharap gue bakalan bales perasaan lo, keknya lo salah besar. Gue nggak bisa dan nggak akan pernah bisa bales perasaan lo." Lanjutnya sebelum akhirnya berbalik meninggalkan Haeun yang masih mematung di radius 3 meter dari tempat dimana Azam berdiri sebelumnya.

"Makasih ya udah suka sama gue." Imbuh Azam lagi sebelum akhirnya beneran masuk kedalam mobilnya dan menyalakan mesin mobil itu.

Haeun si anak ditektur agensi itu kemudian meluruhkan kakinya yang melemas akibat tertolak. Kepalanya menunduk menyembunyikan wajahnya yang mulai memerah beruaraikan air matanya.

Bersamaan dengan itu, mobil Azam berhasil keluar dari gedung agensi gendut itu sembari senyum tipis yang mulai terpasang di wajah tampan bak pangerannya.

[ii] A S M A R A L O K ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang