Azam mengernyit kala melirik jam digital yang ada di meja belajarnya. Jam udah nunjukin pukul 8 lebih 15 menit tapi Rachel belum juga buka blokir-annya semalem. Azam masih berusaha untuk berpikir positif, mungkin aja Rachel bangun kesiangan.
Hingga dering hengpon boba di atas nakasnya membuat Azam tersentak kaget dan mengerutkan keningnya ketika membaca display name sang penelpon disana. "Mami? Tumben pagi-pagi nelpon?"
"Hallo, assalamualaikum mi..." ucap Azam begitu sambungan telepon itu terhubung.
Dua detik lamanya mami masih terdiam membuat Azam kebingungan. "Kalian lagi berantem?"
Azam semakin memperdalam kerutan di keningnya pagi itu. "Aku sama Rachel? Enggak kok mi, cuma bercanda aja semalem."
Azam berkata jujur, semalem emang dia cuma bercandain Rachel, dia nggak beneran ada niat buat lamar Cindy. Azam sendiri juga makin kebingungan, walaupun di blokir tapi Rachel nggak bakalan baper sampe ngadu ke maminya.
"Beneran nggak berantem?" Tanya mami lagi untuk memastikan.
Azam mengangguk walaupun mami nggak bisa liat kalo dia lagi ngangguk. "Iya mi, aku sama Cel baik-baik aja kok. Cel kenapa mi?" Pertanyaan itu terlontar begitu saja dari Azam. Mendadak eh bukan mendadak emang dari semaleman Azam nggak bisa tidur kepikiran Rachel terus. Karena dia di blokir jadi dia nahan banget padahal aslinya Azam ini butuh kepastian tentang keadaan Rachel.
Bisa Azam dengar mami disana menghela napasnya panjang. "Dari pagi mami pulang dia diem terus, papinya udah bujuk buat keluar kamar tapi Cel tetep diem. Mami kira kalian lagi berantem atau kenapa, makanya mami telfon kamu."
Azam membeku mendengar penjelasan mami pagi itu hingga kalimat selanjutnya dari mami membuat Azam kalang kabut sendiri di dalam kamarnya. "Mami takut kalo anak mami kenapa-napa. Apalagi tiap mami sebut nama kamu Cel langsung nangis."
Azam segera menyambar kunci motornya dan meluncur menuju garasi rumahnya mengabaikan panggilan mbok Rum asisten rumah tangganya yang memanggilnya buat sarapan. "Yaudah mi, aku kesana sekarang. Biar aku aja yang ngurus Acel."
"Iya hati-hati ya Zam. Jangan ngebut-ngebut. Maaf mami jadi ngerepotin kamu." Ucap mami sebelum akhirnya Azam membalas dan mami mematikan sambungan teleponnya terlebih dahulu.
Azam segera mengambil helm bogonya yang men-starter montor vario hitamnya dan melaju membelah jalanan kota yang bisa dibilang cukup ramai pada pagi hari itu.
Pikiran Azam nggak henti-hentinya mikirin Rachel, kenapa dan bagaimana bisa keadaannya jadi seperti itu.
Waktu tempuh antara rumah Azam dan Rachel sebenernya nggak lama-lama banget, sekitar 15-20 menit. Kalo Azam ngebut paling enggak cuma makan waktu sekitar sepuluh menit.
Setibanya di kawasan perumahan mewah para sultan, Azam segera melajukan motor hitamnya menuju garasi dan langsung men-standartkan motornya kemudian berlari masuk ke dalam rumah setelah sebelumnya melepas helm bogonya. Nggak usah ditanya gimana paniknya Azam pagi itu.
Bughh!!!
"Lo apain Rachel anjing???!!!" Itu suara bogeman Juna disusul dengan nada suara yang sirat akan emosi oleh cowok tampan mirip member boygrup korea itu.
Azam meringis kala punggungnya bertabrakan langsung dengan dinding di belakangnya dan juga merasakan sudut bibirnya robek. Azam memilih menghiraukan Juna dan menerobos masuk ke dalam kamar Rachel.
Disana dapat Azam lihat dengan jelas Rachel hanya memandang lurus dengan tatapan kosongnya. Di sekitarnya ada mami dan juga Hana yang masih berusaha membujuk Rachel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ii] A S M A R A L O K A
Fanfiction[Completed] 15+ 📌 Kim Sunwoo Alternate Universe Azam si another level boyfriend bersama kisah cintanya dengan Rachel╰(*'︶'*)╯♡ Pub: 210721