Ini masih lanjutan yg kmrn, soalnya kepanjangan jd dibagi 2 gitu.
-
"Selama dia seneng gue juga seneng kok, lagian gue sama Clara masih sahabatan," ucap Evan sambil tersenyum tipis dengan wajah menunduk.
"Oh."
Lyn menanggahkan wajahnya melihat ke langit. "Hujannya udah reda," ucap Lyn sambil menengokkan wajahnya ke Evan.
Evan mengangguk sekilas dan mengulurkan tangan kepada Lyn untuk membantunya berdiri, Lyn menerima uluran tangan Evan.
"Thanks."
"Mau gue anterin balik?" Tanya Evan.
Lyn pun menjawab dengan ragu, "Emm, gausah. Beda arah kan?" lalu Lyn melepaskan jaket milik Evan dan memberikannya pada Evan.
"Lo pake dulu aja, belum berhenti banget kan hujannya."
Edelyn POV
Akhirnya hujannya raat, setelah beberapa menit gue sama Evan diem dibawah pohon dan cuma ngomongin hal ga penting, canggung sumpah.
Setelah gue berdiri, terus gue ngasihin jaketnya si Evan, dan dia malah nolak. Kalau gue bawa pulang sama aja nanti pun harus gue balikin, ngerepotin gue aja.
Dan akhirnya gue selipin tu jaket ditangannya, terus kabur *wing.
Author POV
Lyn pun langsung pergi meninggalkan Evan.
-
Lyn pun akhirnya sampai dirumahnya.
Ting
Handphone milik Lyn berbunyi.
Lyn pun mengambil handphone miliknya. "Palingan Evan," ucapnya sambil melihat kelayar handphonenya, ternyata ada tiga pesan masuk.
Siapa sangka? Ternyata ketiga pesan tersebut tidak ada satupun yang dari Evan, melainkan satu dari operator dan dua lainnya dari nomer yang tidak dikenal.
"Sialan, gue kira si Evan," ucap Lyn sambil mendelikan matanya.
Dan Lyn membuka dua pesan lainnya yang berasal dari nomor yang sama.
Dari : +628572*******
Hei.
Lyn pun mengerutkan alisnya menunjukan wajah yang bingung. "Palingan yang iseng," ucapnya percaya diri. Akhirnya ia membuka pesan masuk yang kedua.
Dari : +628572*******
Lo kenal gue kan? Kayaknya bentar lagi kita ketemu, see ya tomorrow.
Lyn pun membelalakan matanya sambil ketakutan.
Edelyn POV
"I-ini jelas jelas bukan orang iseng."
"Besok? Ketemu?"
Jelas gue bingung, perasaan gue gapunya temen lama selain sahabat gue yang udah gaada, atau sms nyasar? Kalau gitu ngapain ngirim dua kali, god.
Gamungkin gue bakalan ngasih liat pesan ini ke Mama, yang ada malah gue diketawain gara-gara sms iseng aja ditanggapin sampe serius, Pfft.
Gue harus kasih liat ke si Teph besok.
-
Author POV
"Wei, slow aja kali, kenapa muka lo ruwet gitu?" Tanya Teph sambil terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovelipop
Teen FictionCewek penyuka lollipop yang mengagumi seseorang dari jauh. Dulu, semakin kau mendekat, aku menjauh. Kini, semakin aku mendekat, kau menjauh. Mengapa? Tapi apakah kau tahu? Aku menyukaimu sekarang!