Lovelipop - 10

2.1K 174 6
                                    

Setelah dua hari Lyn berada dirumah sakit, kini dokter membolehkan Lyn untuk kembali ke rumahnya. Lyn pikir kesehatannya sudah cukup membaik untuk bisa masuk kembali bersekolah.

Sebelum itu, Teph sempat memberikan sebuah video. Video itu berisikan tentang kegiatan-kegiatan yang telah Lyn lakukan bersama yang lainnya. Entah bagaimana cara Lyn berterimakasih kepada Teph. Video itu membuat beban Lyn sedikit meringan karena bisa sedikit demi sedikit menghafal kembali nama teman-temannya.

Memang, biasanya orang-orang yang memiliki penyakit seperti Lyn; lupa ingatan, terkadang hanya memiliki sedikit teman, karena ingatannya yang begitu buruk. Berbeda dengan Lyn, Lyn berusaha untuk menutupi kekurangannya dengan memperlihatkan kelebihannya, yaitu berusaha terlihat hangat saat berada diantara mereka. Tentu saja, sebagian temannya Lyn dapatkan dari Teph. Lyn ingin terlihat kuat dimata orang lain. Tanpa seorangpun tahu maksud dari keinginan Lyn untuk tidak menjadi lemah

Entah bagaimana jika Lyn tidak mengenal Teph sampai sekarang. Mungkin kekurangannya tersebut sangatlah mudah untuk diperlihatkan kepada orang lain.

Lyn membuka buku diarynya yang sudah usang, membaca halaman pertamanya saat Lyn bertemu dengan Teph.

Lyn melihat dibuku diarynya.  Lyn mengenali Teph hanya melalui sebuah game dan mereka cukup dekat selama sekitar satu tahun, dan Teph akhirnya merencanakan untuk bertemu Lyn. Saat itu mereka masih SMP. Sejak pertemuan itu, Lyn dan Teph semakin dekat, sampai-sampai Teph memiliki mimpi untuk satu sekolah lagi dengan Lyn. Dan impiannya terwujud.

Lyn tersenyum membaca tentang Teph , untung saja dulu Lyn menuliskan cerita hariannya dalam buku diarynya. Kalau tidak, semua kenangannya akan terhapus.

**

Lyn terbangun dari tidurnya, bersiap-siap untuk kesekolah. Lyn tidak sabar untuk menemui mereka semua.

Setelah beberapa menit Lyn habiskan untuk berdebat bersama Raffa. Raffa melarang Lyn pergi kesekolah hari ini, tetapi Lyn tetap saja memaksa. Hingga akhirnya Raffa mengalah dengan satu syarat, Raffa pergi bersama Lyn hari ini. Padahal, Lyn hanya tinggal berjalan sekitar lima sampai sepuluh menit untuk sampai disekolah. Tentu saja Lyn menolak.

Raffa dan Lyn bersekolah ditempat yang sama, hanya saja mereka pergi dan pulang di waktu yang berbeda. Hanya untuk menghindari kecurigaan dari yang lain bahwa mereka serumah. Tetapi tetap saja, Raffa sering membawa teman-temannya ke rumah. Sampai-sampai Lyn harus mengurung dirinya di kamar seharian agar tidak terlihat oleh teman Raffa.

"Kalau mau masuk hari ini, lo harus pergi bareng gue," kata Raffa dengan nada menyentak.

"Gue. Bisa. Pergi. Sendiri. BYE!" Lyn langsung mengambil tasnya setelah Lyn baru saja selesai sarapan, tanpa mendengar ocehan Raffa yang sudah seperti Mamanya jika memberi nasehat.

Raffa akhirnya segera menyusul Lyn yang sudah keluar dari rumahnya. Dengan roti yang ia sumpalkan dimulutnya.

"Raffa, ini masih pagi. Kenapa lo gaabisin dulu sarapan lo, terus baru pergi," omel Lyn yang akhirnya berhenti berjalan, menunggu Raffa yang sedang berjalan rusuh dibelakangnya.

Raffa mengerutkan dahinya bertanda dirinya sedang kesal. "Nah, lu tau sekarang masih pagi."

"Gue emang pergi jam segini."

**

Sesampainya disekolah, beberapa pasang mata menatap Lyn dan Raffa curiga. Hingga akhirnya Lyn melebarkan jarak diantara Raffa. Namun, Raffa kembali mendekatkan jaraknya dengan Lyn.

Lyn mempercepat jalannya, hingga akhirnya Lyn sampai dikelasnya. Lyn terheran-heran, walaupun Lyn sudah menjauh dari Raffa, tetapi malah semakin banyak orang yang memperhatikannya. Lyn melihat tatapan seorang temannya, dan ternyata dia bukan memperhatikan Lyn. Melainkan memperhatikan yang ada dibelakang Lyn.

LovelipopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang