Pagi hari, Lyn membuka matanya, dan mengedip beberapa kali hingga Lyn sepenuhnya tersadar. Mencoba untuk mengingat kejadian sebelumnya. Namun tak akan pernah bisa. Baru saja Lyn mencoba untuk mengambil barang yang ada dimeja tepat sebelahnya, seseorang mengetuk pintunya dari luar. Dan itu adalah kakaknya, Raffa.
Setelah Raffa mengetuk pintu beberapa kali, Raffa langsung membuka pintu yang tidak dikunci itu secara perlahan. Dan menampilkan sesosok Lyn sedang berdiam diri duduk dipinggiran kasurnya. Lyn memperhatikan kakaknya linglung, mencoba mengenalinya, dan sesaat ia bisa mengetahui bahwa itu adalah kakaknya. Sejak kejadian itu, Lyn hanya bisa mengingat keluarganya sendiri. Selain itu, Lyn tak mengingatnya.
Raffa memberitahukan Lyn untuk segera mengecek handphonenya, karena Raffa sudah tak tahan membaca chat dari Teph yang muncul setiap menitnya untuk memberitahukan Lyn supaya mengecek handphonenya. Lyn mengangguk mengerti, dan Raffa keluar dari kamar Lyn.
Lyn mencoba berdiri untuk mengambil handphone yang berada diatas meja belajarnya. Pusing dan hampa yang Lyn rasakan sekarang. Pikirannya kosong. Lyn akhirnya mencoba berjalan perlahan sambil menahan sakit di kepalanya. Satu langkah… dua langkah… dan ketika Lyn menggerakan kakinya untuk langkah yang ketiga, seketika penglihatannya buram dan tubuhnya tak terasa apapun, penglihatannya semakin gelap, dan akhirnya Lyn jatuh pingsan.
Baru saja Raffa akan turun kebawah, tepat ketika dirinya melangkah ke anak tangga yang kesatu, Raffa mendengar sesuatu. Suara itu terdengar dari ruangan milik Lyn. Raffa membalikan badannya, dan segera menuju kearah kamar Lyn. Raffa mengetuk pintu beberapa kali namun tak ada jawaban. Hingga akhirnya Raffa membuka pintu itu dan melihat Lyn tergeletak dilantai mengenaskan dan kepalanya yang keluar darah karena tergores benda sebelum Lyn terjatuh.
**
Lyn akhirnya tersadar, namun tubuhnya masih sangat lemah hingga Lyn tak bisa membuka matanya sekalipun. Ruangan yang Lyn tempati sekarang berbau seperti obat-obatan, tak lain adalah rumah sakit. Lyn mencoba membuka matanya perlahan, mengedipkan matanya beberapa kali hingga Lyn bisa melihat secara jelas bahwa Lyn sekarang berada dirumah sakit.
Lyn memegang dahinya perlahan, terasa sakit disitu. "A-aw,"
Raffa yang dari tadi menjaga Lyn, namun dirinya terfokuskan kepada gadget yang ia pegang, langsung menengok ke arah Lyn. Raffa langsung menarik tangannya Lyn yang sedang memegang perban di dahinya.
Orang tua Lyn, pagi ini baru saja pergi keluar kota untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dan sekarang, hanya ada Raffa disitu. Raffa menghelakan nafasnya, lega mengetahui bahwa Lyn sudah sadar. Setidaknya tidak seperti empat bulan lalu, kondisinya lebih parah dari yang ini.
Raffa mengetikan sesuatu di handphonenya lalu kembali memperhatikan Lyn. “Gimana? Masih ada yang sakit?” tanyanya dengan nada datar, namun itu sudah cukup lembut menurut Lyn.
Lyn menggelengkan kepalanya. Bibirnya terasa kaku untuk diajak bicara. Raffa menganggukan kepalanya mengerti.
Tiba-tiba, suara pijakan kaki terdengar dari luar ruangan, menandakan seseorang akan masuk kesitu. Terdengar suara ketukan pintu, lalu memunculkan dua orang perempuan, seorang perempuan dengan rambut pendek berwarna merahnya dan seorang lagi perempuan dengan rambut ikal panjang berwarna coklat. Teph dan Clara.
Teph yang baru saja masuk langsung memeluk Lyn walaupun letaknya sedikit terhalang oleh Raffan yang tak beranjak pergi dari situ. Teph membisikan sesuatu ditelinga Lyn. “Gue Teph, itu Clara,” namun Clara tak menghiraukan bisikan itu karena Teph membisikan itu saat ia memeluk Lyn.
Clara masuk kekelas Teph untuk memberitahukan sesuatu, namun sayang Lyn tak ada disitu. Clara hanya ingin bilang bahwa hubungannya dengan Nathan tidak seperti yang mereka kira, Clara hanya berbohong saat Clara bilang bahwa dirinya dengan Nathan lebih dari seorang sahabat, itu hanyalah rencana Clara untuk memanas-manaskan Evan.
Namun, saat Clara bilang bahwa dirinya akan menuju kerumah Lyn untuk memberitahukan hal itu, Teph seakan-akan menghalangi dirinya. Percuma Clara cerita semua itu, Lyn tidak mengingatnya sama sekali. Lyn hidup seperti dari awal kembali. Tetapi, Clara tetap memaksanya hingga Teph menyerah dan memberitahukan Lyn yang sedang berada dirumah sakit sekarang, tanpa memberitahukan bahwa Lyn mempunyai penyakit hilang ingatan karena Lyn ingin hal itu dirahasiakan dari yang lain.
Teph melepaskan pelukannya dari Lyn, dan menampilkan senyuman hangatnya. Berbeda dengan Clara, sekarang Clara diam terpaku melihat keberadaan Raffa.
Raffa, yang dari tadi sibuk dengan gadgetnya merasa dirinya sedang diperhatikan. Raffa mendongkakan kepalanya dan menatap Clara datar, setelah itu Raffa hanya pamit kepada Lyn untuk keluar sebentar.
“Bentar, gue cari makan dulu,” Raffa pun beranjak keluar tanpa basa-basi dengan mereka.
Clara menggerakan kepalanya searah dengan kepergian Raffa, dan akhirnya Clara berbicara. “Siapa—,“ Clara menghentikan ucapannya sesaat, ragu untuk melanjutkannya. “—yang barusan.”
Senyuman tipis terukir diwajah Lyn, tersenyum karena melihat Clara sebegitu penasarannya terhadap kakaknya.
Saat Raffa berumur dua belas tahun, dan Lyn berumur sepuluh tahun terjadi sebuah peristiwa yang akhirnya Raffa tak menganggap Lyn sebagai adik, dan tak akan pernah. Namun, Raffa menganggap Lyn sebagai seorang sahabat, menurutnya ‘sahabat’ lebih cocok untuk Raffa dan Lyn. Dan Lyn, menyetujui hal itu, karena Lyn terlalu gengsi untuk memiliki kakak seperti Raffa. Dan mereka sepakat untuk tidak memberitahukan siapapun bahwa mereka adalah adik-kakak.
Seketika, senyuman diwajah Lyn menghilang. Bingung, apa yang harus Lyn katakan kepada Clara. “Umm, dia tadi ka- eh sahabat,” ucap Lyn sambil mengangguk pasti.
Clara pun ikut mengangguk sambil menggerakan mulutnya hingga berbentuk O.
Memang Lyn memiliki penyakit hilang ingatan, namun hal ini hanya berlaku untuk hal tertentu. Lyn masih mengingat tentang pelajaran, dan keluarganya sendiri. Tiba-tiba Lyn teringat untuk menanyakan keadaan disekolah barusan. “Disekolah ada apaan aja, eh?”
Senyum Clara mengembang, Clara sangat ingin membicarakan hal barusan kepada Lyn. Lyn mendengarkannya dengan suka hati, terkadang mereka tertawa bersama saat Teph bercerita tentang Arron yang bertingkah sangat gila saat mengetahui Lyn ada dirumah sakit kini.
Lyn terheran-heran, mengapa Arron — orang yang tadi mereka ceritakan— tidak ikut bersama mereka. “Terus Arron kenapa gaikut sama kalian?”
Clara dan Teph saling menatap, dan akhirnya Teph yang berbicara. “Arron barusan katanya mau—,” Teph terlihat sedang berfikir, seperti mengada-ngada. Namun Lyn membuang jauh-jauh fikiran negatifnya. “—mau belajar katanya,” lanjut Clara.
Lyn mengerutkan dahinya, tak percaya untuk seorang ‘Arron’ terlihat seperti mendahulukan pelajarannya dari yang lain. Lyn hanya mengangguk seolah-olah percaya.
Clara tanpa pemberitahuan apapun langsung membicarakan tentang Fox. “Fox gamasuk barusan.”
Teph melanjutkan. "Karena lo fake couplenya dia selama satu minggu ini, lo harus kerumahnya nanti kalau lo udah sembuh."
Lyn yang baru saja berhenti dari tawanya langsung terdiam sambil mengerutkan keningnya. "Eh?" bahkan Lyn saja tidak mengetahui, siapa Fox.
**
a.n
mau lanjutin cerita ini Cuma gaada ide banget)): dan akhirnya jadilah part ini yang pendek, dan yaa gitudeh. Jadi gini, konfliknya itu diadain kayaknya antara 1 atau 2 part lagi. Dan konfliknya pun gabegitu berat, Cuma konflik ringan gitu deh~~ kasih bocoran dikit, konfliknya itu sebenernya dateng dari orang itu itu aja, dan pas dipart sebelumnya, ada pemain yang numpang lewat kan? jadi kira-kira gabakal nambah tokoh(?) ok. Bocorannya berlebihan.
maaf jg buat chapter sebelumnya, ada beberapa paragraph yang ke bold. Padahal pas aku ngetik di ms.word itu gaada boldnya bagian situ, dan terus ada yang komen kalau bagian situ ke bold, nah pas itu di hp itu gaada yg kebold, pas barusan banget aku buka lagi part itu, jadi kebold gitu, aneh deh. Tp aku udah benerin kok, Cuma ya anehnya gakeubah-ubah. Lama banget keubahnya):
Tentang cover, aku ganti karna yang dulu itu kepolosan, nah aku buat baru malah kerame-an malah kayak cover majalah:v segera aku ganti lagi deh wkwk
Vommentnya sepi ya~~ pada kemana ini? Wkwk.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovelipop
Teen FictionCewek penyuka lollipop yang mengagumi seseorang dari jauh. Dulu, semakin kau mendekat, aku menjauh. Kini, semakin aku mendekat, kau menjauh. Mengapa? Tapi apakah kau tahu? Aku menyukaimu sekarang!