Hai!
Ada yang kangen ga sama ceritanya? //gaada:v
di part ini semuanya tentang flashback ya! Jadi sekedar tambahan aja, dan semoga kalian tau sudut pandang ‘seseorang’ disini siapa, flashback disini bakalan diceritain pertahun –per tingkat kelas-smp-sd-tk– kuharap kalian ngerti:v dan disini bakalan pake kata aku-kamu soalnya kan galucu kalau anak tk bilang lo-gue:v .dan kuharap kalian tau siapa ‘seseorangnya’. Ok maaf kepanjangan.
-
Seseorang POV
Flashback
TK (Tahun Pertama)
Pertama hari aku datang ke-tk karena tak lain dari paksaan orang tua ku, padahal saat aku SD aku bertanya kepada teman-teman ku dan separuh dari mereka tidak mengikuti tk. Entahlah, mungkin orang tuaku kelelahan menjagaku seharian dan mungkin dengan memasukan ku kesini akan meringankan beban mereka, kau tahu kenapa? Aku menyuruh kedua orang tua ku setiap hari untuk bermain denganku, mungkin dengan ini aku akan memiliki banyak teman.
Saat aku masuk kesini, kulihat tak ada yang special dari sini. Hanya segerombolan anak kecil yang bahkan mereka masih ingusan –maaf tak termasuk diriku–. Namun saat melihat kearah lain, aku melihat sesosok perempuan kecil berdiam diri sendirian sambil duduk diatas ayunan yang berwarna hitam gelap, namun saat perempuan kecil itu duduk disana, seakan-akan tempat itu berwarna. Tak terlihat tua ataupun kusam.
Perempuan kecil itu menatapku dari kejauhan, aku menghampirinya, namun saat itu juga ia menghindari ku. Mungkin jika ia tidak menghindariku tadi, kupikir ia bisa menjadi temanku. Ya, teman pertamaku disini.
TK (Tahun Kedua)
Perempuan kecil itu sama sepertiku, tak memiliki seorangpun teman. Namun saat aku melihatnya kembali di ayunan yang usang itu dari kejauhan, aku mengetahui terdapat rasa kesepian hadir dalam dirinya. Namun wajahnya yang polos nan anggun itu dapat menutupi rasa kesepian itu supaya tak terlihat oleh orang lain.
Kerap kali aku mencoba mendekatinya, ia selalu menjauh. Dan mungkin cara terbaik untuk dekat dengannya yaitu menjauh darinya. Ku perhatikan dirinya jauh dari sini, namun tiba-tiba sesosok laki-laki seumuran denganku –juga dengannya– mendekati perempuan kecil itu dan menghampirinya,anehnya ia tak menjauh dari anak laki-laki itu.
Kulihat anak laki-laki itu memberimu sebatang lollipop, dan kurasa kau masih suka memakan lollipop sejak anak itu memberimu lollipop. Sejak itu, kulihat rasa kesepian yang terpancar dari wajahmu seakan-akan menghilang dengan sendirinya.
Aku tahu aku tak dapat berteman denganmu, bahkan berkenalan saja tak bisa. Akhirnya untuk dapat melihatmu dari jauh, aku mengambil foto dirimu dari kamera kecil milikku.
Satu fakta yang tidak kau ketahui, aku masih menginginkanmu sebagai temanku, dan aku mengagumimu dari foto milikmu.
SD
Apakah aku tak boleh untuk menginginkanmu sebagai temanku? Namun aku masih ingat dengan caraku, semakin aku mendekat kau menjauh, dan semakin aku menjauh bahkan kau tak sedikitpun mendekat, namun aku tahu matamu melihat kesekeliling untuk mencari seseorang sepertiku, yang ingin menjadikanmu sebagai teman, namun aku tahu kau menginginkanku untuk menjauh. Maka aku lakukan itu mulai dari sekarang.
SMP
Sudah beberapa tahun aku mengetahui wajahmu tetapi aku tak mengetahui namamu. Namun bodohnya aku, untuk masih mengingatmu, dan bodohnya aku untuk iri kepada laki-laki itu dulu. Setelah bertahun-tahun terlewati dan baru sekarang aku mengetahui kalau laki-laki itu adalah sepupuku sendiri. Orang tuaku terlalu fokus pada pekerjaannya sehingga mereka membiarkan aku untuk tak mengenali keluarganya sendiri.
Kini aku tahu kenapa perempuan itu menjauhiku, karena tatapanku dingin padanya. Dan aku tahu kenapa ia membiarkan sepupuku untuk dekat dengannya, karena tatapan padanya hangat, mencerminkan sebuah persahabatan.Berbeda jauh denganku karena saat kulihat di cermin tatapanku pada orang-orang disekitar seperti diriku ingin menindas mereka semua, padahal tidak demikian. Mereka bodoh. Bodoh. Bodoh. Hanya melihat sisi seseorang dari luarnya saja. Sedangkan mereka? Fisiknya terlihat sempurna namun didalamnya sangat busuk.
Namun kini aku tak harus peduli padanya, sepupuku bilang kalau ia adalah sahabatnya. ‘ia’ yang bahkan aku menginginkan dirinya untuk menjadikan temanku saja tak bisa, sedangkan sepupuku dengan mudahnya menjadikan dirinya sahabat dekatnya.
Hingga saat aku berumur 13 tahun, sepupuku mengalami kecelakaan. Dan sebelum kecelakaan itu ia melihat-lihat foto dalam kamera milikku sewaktu aku kecil, ia melihat disana ada foto perempuan kecil yang merupakan sahabatnya sendiri, mungkin ia tahu apa maksudku masih menyimpan foto itu didalam sana.
Dan sepupuku merahasiakan kepada perempuan itu, keluarganya bilang kepadanya kalau ia sudah tiada. Sepupuku melakukan dengan cara halus untuk menjauh darinya,dan ia bilang karena itu untukku, supaya aku bisa dekat dengannya, supaya aku bisa kenal dengannya, dengan perempuan itu.
Padahal dengan itu, perempuan itu semakin jauh dariku. Karena setiap sepupuku dan perempuan itu berkunjung kerumah sepupuku, aku dapat melihat dari jauh dirinya. Dan sekarang tidak.
SMA
Sudah berulang-ulang kali aku mengatakan padanya bahwa aku tak lagi ingin mengetahui tentang perempuan itu kepada sepupuku setelah kecelakaan yang dialaminya. Sejak kecelakaan itu, wajahnya sedikit berubah, pipinya yang manis itu berubah menjadi tirus. Dan ia masih memiliki sedikit luka yang tak kunjung hilang pada bagian dahinya, tiga jahitan yang tak bisa hilang dibagian dahinya. Namun tetap saja sepupuku masih dikagumi oleh orang banyak karena wajahnya hanya sedikit berbeda, tetapi senyumnya yang manis itu bisa melebihi ketampanan wajahnya sampai-sampai orang yang melihatnya meleleh.
Dan akhirnya setelah beribu-ribu kali aku mengatakan padanya, kini ia percaya padaku. Sepupuku yang lama telah kembali, sepupuku kini ingin kembali bersahabat dengan perempuan itu sampai sampai ia pindah sekolah demi perempuan itu, sepupuku mengajakku dan akhirnya aku menyetujuinya karena ia sedikit memaksa padaku.
Kini setelah aku bisa bertemu kembali dengannya, tampaknya ia tak mengenal kami, aku tahu sekarang kami banyak berubah, dan kuharap kau segera menyadari bahwa inilah kami. Sepupuku yang dulunya sahabatmu, dan diriku yang dulunya adalah orang yang kau jauhi.
Namun kini bisa kulihat kepribadian perempuan ini tampaknya berubah.Kecuali sifatnya yang pelupa. Ucap sepupuku ia sangat sulit untuk mengenal wajah seseorang, dan dengan mudahnya melupakan wajah seseorang, itulah yang membuatnya tak mengenal kami.
Perempuan yang dulunya kesepian, kulihat ia memiliki banyak sahabat disampingnya sekarang. Perempuan yang dulunya memiliki wajah memelas, kulihat kini ia selalu ceria dihadapan sahabatnya. Ia berubah.
Dan satu fakta lagi yang kau tak ketahui, aku berada didekatmu sekarang, aku yang kau jauhi kini berada didekatmu, namun aku –dan sepupuku– datang kembali padamu karena aku ingin kau kembali bersahabat dengan sepupuku, kini aku hanya seorang ‘sepupu’ dari sahabatmu wahai perempuan kecil. Tak lebih dari itu.
Namun maafkan aku karena aku tak bisa membuang jauh sifat dinginku, kupikir itu adalah turunan dari orang tuaku, kuharap kau mengerti tentang itu. Terima kasih karena kau telah berubah.
Kata-kata ini diperuntukan untuk perempuan kecil yang pernah kukagumi dan kuinginkan untuk menjadi temanku.
--
Maaf pendek banget, gaje banget lagi yaaa wkkwkw. Ada yang bisa nebak orang-orang yang dimaksud disini siapa aja? Selamat ya kalau bisa nebak wkkwkw.
Makasih banyak ya yang udah baca, apa lagi yangbaca terus ngevote, dan loveyou banget buat yang udah baca+vote+komen aaa loveyou deh
Kritik dan saran sangat dibutuhkan untuk cerita ini, yang ngasih pengen ngasih kritik saran boleh bangett! Tinggal komen aja atau ngga chat aku aja hehe. Terimakasih!

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovelipop
Teen FictionCewek penyuka lollipop yang mengagumi seseorang dari jauh. Dulu, semakin kau mendekat, aku menjauh. Kini, semakin aku mendekat, kau menjauh. Mengapa? Tapi apakah kau tahu? Aku menyukaimu sekarang!