Lyn muak terhadap Arron. Lyn beranggapan bahwa Arron yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang. Walaupun semua masa lalu Lyn sudah hilang, tetapi Lyn yakin bahwa Arron yang dulu memiliki perasaan. Tidak seperti sekarang, Arron sama sekali tidak memiliki perasaan. Kemana Arron yang dulu? Apakah waktu mengubah semuanya?
**
Bel berbunyi, bertanda para siswa siswi diperbolehkan untuk pulang. Lyn sangat menunggu-nunggu datangnya hari ini, tentu saja karena hari ini Lyn akan bertemu Teph kembali setelah sekian hari.
Lyn berjalan menuju sebuah kafe yang berada dekat pusat kota, tak terlalu jauh dari sekolah Lyn berada. Cukup ramai disana, namun keramaian itu tidak menutupi keindahan suasana. Lyn berhenti sebentar, dan meyakinkan dirinya untuk masuk kesitu, bertemu Teph.
Entah mengapa, saat ini muka Lyn sangat pucat, tangannya bergetar, keringat dingin mengalir dengan sendirinya. Padahal, cuaca sekarang sangat bersahabat. Namun sepertinya tidak bagi Lyn. Lyn memiliki prasangka buruk untuk bertemu Teph. Jantungnya berdegup kencang saat ini.
Lyn memberanikan diri untuk masuk ke kafe itu. Kafe dimana pertama kali dirinya dan Teph bertemu, dimana Lyn tahu bahwa Fox adalah orang yang dulu selalu ingin mendekatinya. Lyn berjalan ke pojok ruangan, tempat dimana Lyn dan Teph sering berkunjung.
Mata Lyn tertuju ke meja tersebut. Lyn mengambil ponselnya lalu melihat pukul berapa sekarang. Ternyata, Lyn lebih cepat datang lima menit dari waktu pertemuannya. Semakin melangkah dekat, Lyn melihat ada sepucuk surat dimeja tersebut. Dari Teph, rupanya. Ternyata, Teph sudah meninggalkan kafe ini lebih dulu daripada kedatangan Lyn.
Teph ingkar janji, bantin Lyn. Baru kali ini Teph ingkar janji kepada Lyn, mungkin pernah beberapa kali namun hanya pada saat-saat mendesak. Akhirnya, Lyn membuka surat tersebut, dan membacanya.
Maaf gue gabisa ketemu lo untuk sesaat
Maafin gue karena gabisa jadi sahabat yang baik buat lo. Gue gaada disamping lo saat lo ada masalah.
Tapi, mungkin gue bisa ngasih tau lo sesuatu, sesuatu yang orang lain tau, tapi lo sendiri gatau. Mungkin Arron yang lo temuin sekarang bukan Arron yang dulu.
Saat lo baca surat ini, kemungkinan besar gue udah pindah keluar kota.
Gue gabisa ngasih tau lo dari kemarin-kemarin karena gue gamau lo makin banyak pikiran.
Maafin gue, Edelyn.
-Teph
Lyn segera melipat kembali surat itu, lalu dimasukannya kedalam saku seragamnya. Lyn langsung berlari keluar kafe itu, tak peduli orang-orang melihat kearah Lyn keheran. Lyn harus menuju rumah Teph sekarang. Lyn harus bergegas, sebelum Teph benar-benar meninggalkannya.
Dengan nafas yang terengah-engah, akhirnya Lyn berhenti disebuah rumah yang terlihat tua, namun bangunannya masih tetap kokoh. Walaupun Lyn tidak masuk kerumahnya, tetapi Lyn pernah mengantarkan Teph kerumah ini. Lyn mengetuk pintu kayu itu, lalu seorang wanita paruh baya membukakan pintunya.
"Maaf anda cari siapa?" tanya wanita paruh baya tersebut.
Dengan nafas terengah-engah, Lyn menjawabnya. "Stephani. Dia belum pergi kan?"
Wanita itu terlihat kebingungan. "Stephani? Rumahnya disebrang situ," jawabnya sambil menunjuk ke rumah mewah disebrang.
Lyn menoleh kebelakang. "Itu?" Lyn mengerutkan dahinya sambil memperdekat jarak dengan rumah itu. "Disita?"
Wanita itu mengangguk. "saya masuk dulu, permisi."
Lyn keluar dari rumah wanita paruh baya itu sambil menunjukan raut wajah kecewa. Kenapa Teph tidak menceritakan masalahnya kepada Lyn. Jika saja Teph membicarakan soal rumah miliknya, dengan senang hati Lyn akan menawarkan Teph untuk tinggal dirumahnya. Tetapi semua itu sudah terlambat, Teph sudah pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lovelipop
Teen FictionCewek penyuka lollipop yang mengagumi seseorang dari jauh. Dulu, semakin kau mendekat, aku menjauh. Kini, semakin aku mendekat, kau menjauh. Mengapa? Tapi apakah kau tahu? Aku menyukaimu sekarang!