23
"Pertarungan itu ibarat seleksi alam, siapa yang dapat bertahan hingga akhir, dialah pemenangnya,"---Smasher Tim Aldebaran.
.
.
.
."Ayo! SMA Alastair Go Go!"
Dan berbagai koor penyemangat lainnya terdengar riuh. Siang ini, penonton lebih heboh dari sebelum-sebelumnya. Bahkan siswa-siswi sekolah yang timnya tereliminasi ikut meramaikan suasana. Babak grand final telah ditentukan antara kedua tim. Tim dari SMA Alastair; Aldebaran, dan SMAN 1 Java; Grenade, untuk pengambilan juara satu dan dua.
Tim Aldebaran bergerak dengan dinamis, terjadi peningkatan semenjak setiap malam berlatih di lapangan dekat komplek. Cowok berbaju biru dengan nomor punggung 8 itu memfokuskan arah pandangnya pada gerakan lawan. Mengecoh lawan dengan dum play.
Sesaat setelah transisi, tim Grenade menjadi agresif dalam menyerang. Dalam keadaan seperti itu, tim Aldebaran menutup daerah serangan dengan rapat. Untungnya bola-bola smash yang datang dapat dihalau dengan tepat dan akurat.
Setelah dirasa tim lawan agak lengah dari kebrutalannya. Kini giliran tim Aldebaran untuk beraksi. Meski ada banyak kekhawatiran, akhirnya Quic, semi, push smash, yang dilakukan telah berhasil menambah poin. Mengejar poin lawan yang saat ini hanya selisih satu, 20 : 21.
Bergerak dan terus bergerak, gesekan antara sepatu dan lantai menimbulkan decitan yang bertubi-tubi. Hingga penentuan pertandingan terakhir. Detik demi detik di mana kedua tim mendapat gelar tim juara dan tim tersisih.
Untuk melawan tim Grenade yang kebanyakan menyerang dengan agresif, tim Aldebaran memiliki banyak trik untuk bergerak menipu. Dan gerakan-gerakan tipuan itu berhasil membuat tim lawan misuh-misuh. Jika kebanyakan pemain memiliki kemampuan smash lurus, kali ini Reyes memilih untuk smash silang.
Sang tosser--Abyan-- mengumpan bola kepada smasher--Reyes, bola diterima dan langsung dipukul menyilang ke daerah kosong milik lawan.
Gedebukh
Bola tepat di daerah kosong dan memantul hampir ke arah tribun. Koor, jeritan, dan tepuk tangan para pendukung tim Aldebaran kembali ramai terdengar. Reyes dan Abyan melakukan tos ala-ala, yang akhirnya satu tim saling merangkul satu sama lain.
Salah satu dari tim Aldebaran dengan nomor punggung delapan, mengamati penonton yang duduk di tribun depan, tepatnya di mana anak-anak dari SMA Alastair berada. Matanya terlihat seperti mencari seseorang. Namun, sepertinya seseorang itu tidak ikut hadir di sana. Reyes menggeleng cepat dan kembali berpusat pada permainan.
Hasil dari kedua tim adalah 25 : 21.
Bunyi peluit ditiup, menandakan permainan telah berakhir.
Kedua tim diharapkan saling berjabat tangan. Meski awalnya terlihat enggan satu sama lain, akhirnya mereka tetap melakukannya.Ke sembilan cowok berbaju biru itu membawa hasil yang memuaskan, dengan piagam dan trophy kemenangan. Mereka berhasil mengharumkan nama SMA Alastair.
"TIM ALDEBARAN SELAMAT YAA!"
"HUAAA... REYES KEREN BANGET!'
"SMA ALASTAIR JUARA, YEE!"
"IDOLA GUE KEREN BANGET, HUAAA!"
"SELAMAT YAA, KALIAN TOP BANGET!"
------------------
Malam ini, meski bulan dan bintang bersinar terang. Gadis yang sedang termenung di depan meja belajar masih merasa ada yang kurang. Ditatapnya layar ponsel yang menunjukkan pukul 9 malam dengan lesu. Tidak ada balasan dari chat yang ia kirimkan kepada sahabatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Mas Atlet
Teen FictionAisha Valerie yang menyukai dalam diam, dan malah berkesempatan dekat dengan atlet volly most wanted, Reyes Delvin Anderson. Gara-gara nilai matematika yang anjlok. Lantas apakah pertemuan antara Aisha dan Reyes memiliki timbal balik? Apakah Aisha b...