Wattpad Original
Ada 12 bab gratis lagi

Bab 2

7.6K 790 52
                                    

"Eh, maaf, Kak. Saya salah." Pemuda berkacamata itu menyahut cepat.

Tita menaikkan dagu, menatap dengan pandangan menyipit. "Kamu mau ngapain ke sini?"

"Saya programer baru."

"Kamu? Programer baru?" Tita menatap penampilan orang baru di depannya. Meskipun berpenampilan biasa saja dengan rambut model culun, tapi diakui kalau tinggi badan pemuda itu cukup mengintimidasinya. Ia yakin, lebih dari 180 sentimeter. "Jam berapa ini, kamu tahu? Berani sekali nyalimu, datang terlambat di hari pertama kerja!"

Semburan kemarahan Tita pada programer baru yang datang terlambat, membuat pegawai di ruangan menarik napas lega. Sebenarnya, mereka tidak mau dikatakan tertawa di atas penderitaan orang lain. Entah kenapa rasanya melegakan melihat Tita mengalihkan omelan dari mereka.

Nesya mencuri pandang pada pemuda yang baru datang. Merasa kasihan, tapi tidak berdaya untuk menolong. Ia paham betul bagaimana perangai si manajer. Tidak akan berhenti mengomel kalau belum puas.

"Mobil saya mogok, Bu-eh, Kak!"

"Alasan saja. Mobil mogok kamu bisa naik ojek."

"Tapi, saya juga harus memasukkannya ke bengkel dulu. Maaf, jadinya terlambat."

"Maaf-maaf terus. Memangnya maaf bisa menebus kesalahanmu karena terlambat? Sudah merasa hebat kamu? Belum kerja sudah membuat kesalahan!"

Diam-diam Kyle merutuk dalam hati. Pertama kalinya dalam hidup, ia dimarahi oleh orang lain. Bahkan kedua orang tuanya tidak pernah mencaci dan membentaknya seperti ini. Kalau bukan demi pekerjaan, ia tidak akan tinggal diam. Ia mengangkat wajah, menatap lurus ke dalam ruangan yang berisi sekitar sepuluh orang. Semuanya membeku di kursi mereka, mendengarkan wanita berambut pendek ini mengomel. Di kursi paling ujung, seorang gadis berambut sebahu menatapnya lurus. Pandangan mereka bertemu sesaat dan Kyle menahan diri untuk tidak tersenyum. Ia mengenali gadis itu.

"Apa kamu lihat-lihat, sana masuk! Duduk di meja belakang Nesya!"

Kyle mengangguk, langkahnya terhenti di pintu. Ia tidak bisa begitu saja menghampiri Nesya karena pasti akan menimbulkan kecurigaan. Dengan terpaksa ia celingak-celinguk dan berlagak bingung.

"Hai, sini!"

Rapat bubar. Nesya bangkit dari kursi dan menatap pemuda berkacamata yang menghampirinya. Ia melambaikan tangan dan tersenyum.

"Meja kamu di sini." Ia menunjuk meja kosong tepat di belakang mejanya. "Sebenarnya, untuk programer ada ruangan tersendiri, tapi belum selesai dibangun. Jadi, sementara kamu di sini."

Kyle membalas senyum gadis itu. "Hai, juga. Aku Willi."

"Panggil aku, Nesya."

Kyle menempati mejanya, menatap seluruh ruangan di mana tidak ada satu pun orang yang berniat menyapa, kecuali Nesya. Ia meletakkan tas di dalam laci dan mulai menyalakan komputer. Dari tempat duduknya, ia bisa melihat sosok Nesya dari belakang dengan rambut yang indah terurai. Ia memperhatikan bagaimana gadis itu kini mengikat rambut dan mulai sibuk dengan pekerjaannya. Kyle tersenyum dalam hati. Setelah bertahun-tahun berlalu, akhirnya ia kembali menemui gadis itu. Teman sang adik yang tidak pernah beranjak pergi dari ingatan masa kecilnya. Dengan penampilannya sekarang, Nesya memang tidak mengenalinya, tapi keramahan dan kebaikan gadis itu tidak berubah.

Ia mulai mengutak-atik komputer, membuat beberapa password dan tak lama seorang anak muda bertubuh kurus dengan pakaian yang terlihat kebesaran menghampirinya. Pemuda itu menjabarkan beberapa tugas untuk dikerjakan dan ia menerima tanpa banyak kata.

Ruangan sunyi saat semua orang mulai bekerja. Kyle mengintip dari tempat duduknya ke layar komputer Nesya. Gadis itu sedang menggambar sesuatu dan begitu serius. Sesekali meraih botol berisi air minum dan meneguknya dengan anggun.

Temptations Of VendrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang