Wattpad Original
Ada 1 bab gratis lagi

Bab 13

4.2K 639 34
                                    

"Bagaimana liburanmu?"

"Baik, aku bertemu dengan teman lama."

"Kalian bersenang-senang?"

"Tentu saja. Makan, nonton, dan keliling kota naik mobilnya Alvo yang keren itu. Wah, rasanya seperti jadi anak gaul."

"Apa kau tidak dimarahi tantemu jika pulang malam?"

"Diomeli tentu saja, tapi aku bergerak gesit, kabur ke atas dan setel musik keras-keras."

Kyle menatap Nesya dengan satu alis terangkat, tidak menyangka kalau gadis itu akan punya keberanian untuk menentang sang tante. Setahunya, Nesya sangat penurut dan bukan tipe gadis penyuka masalah. Bisa jadi karena kerinduannya dengan Audrey yang membuat keberaniannya meningkat.

Ia tahu kalau adiknya dan Nesya bertemu kemarin. Ia sendiri sudah memberikan ancaman agar tidak ada yang membuka kedok penyamarannya. Bukannya ia tidak percaya dengan Nesya, tapi untuk sekarang akan lebih baik kalau gadis itu tidak tahu apa-apa.

"Malam ini kamu lembur?" tanya Kyle.

Nesya menggeleng. "Tidak, tuh. Aku mau ke kampus, ada kelas."

"Mau aku antar?"

"Hah, lumayan jauh dari sini."

"Tidak apa-apa, sekalian jalan-jalan. Memang, mobilku kalah jauh dari siapa tadi yang kamu bilang?"

"Alvo?"

Nesya terkikik. "Santai saja. Aku sudah terbiasa dengan mobil tuamu. Aku cukup menyukainya."

"Hei, pacaran aja! Kerja!" Ana datang dan membanting dokumen di atas meja Nesya. Gadis itu menatap sinis secara bergantian pada Nesya dan Kyle. "Ini kantor, bukan tempat pacaran!"

Nesya memeriksa dokumen di atas meja. Tanpa mendongak ia menjawab, "Ini kantor, bukan tempat orang melampiaskan cemburu!"

Ana melotot. "Apa katamu? Aku cemburu?"

Nesya mengangguk. "Iya, asal kamu tahu, Ana. Dari dulu aku tidak pernah suka dengan gebetanmu itu, siapa namanya? Pak Soni."

Ana tertawa sinis, menyenggol tumpukan dokumen di atas meja hingga jatuh berserak dan berucap keras, "Kamu percaya diri sekali, bilang kalau Pak Soni suka sama kamu. Jangan mimpi!"

Dengan tenang Nesya memunguti dokumen di atas lantai, mengibaskan debu, dan mengangkat bahu. "Pak Soni kebangganmu itu, terus mengirimiku pesan dan mengajakku berkencan. Aku bukan hanya menolak, tapi juga memblokir nomornya. tidak percaya? Tanya dia."

Kyle yang mendengarkan perdebatan dua gadis itu, merasa salut dengan ketenangan Nesya. Ia baru tahu kalau perkara cinta bisa membuat dua gadis berseteru.

Ana mengepalkan tangan, menahan geram. "Kamu memang kecentilan dengan laki-laki, makanya Pak Soni terperdaya. Kamu tidak cocok sama dia, cocoknya sama si culun ini." Ia menunjuk Kyle dengan penuh penghinaan.

Nesya tertawa lirih, bangkit dari kursi dan menghampiri Kyle. Dengan sengaja meletakkan tangannya di punggung pemuda itu dan merangkulnya lembut. "Wah, aku akan senang hati menjadi pacar Willi. Setidaknya Willi jauh lebih baik dari Pak Soni. Itu menurutku, ya?"

"Dasar! Selera rendahan!"

Mengentakkan sebelah kaki, Ana bergegas pergi. Nesya menegakan tubuh dan tersenyum ke arah Kyle yang sedari tadi terdiam.

"Maaf, Willi. Aku terpaksa."

Kyle tersenyum. "Tidak masalah. Memangnya Soni ganggu kamu lagi?"

Nesya mengangguk. "Iya, terpaksa aku blokir nomornya. Mengesalkan!"

Temptations Of VendrosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang