Kyle mengamati jalanan panjang dan melingkar yang ditumbuhi pepohonan. Suasana terasa begitu nyaman dan sejuk. Ia ingat dulu, sering dibawa datang kemari dan diajak berkeliling hutan buatan dengan mobil golf bersama sang kakek. Bertahun-tahun telah berlalu, sang kakek pun sekarang sudah tidak ada di dunia, tapi ingatan tentang masa kecilnya tidak pernah menghilang. Sosok sang kakek yang berwibawa, melekat dalam ingatan.
"Gama, bagaimana menurutmu rapat hari ini?" Kyle bertanya pada sang asisten yang duduk di belakang kemudi.
Gama menoleh. "Tuan Muda melakukannya dengan sangat baik. Mampu menyingkirkan keraguan mereka tentang kinerja Anda."
Kyle menghela napas panjang. "Entah apa yang mereka harapkan dariku, tapi bagi sebagian orang aku yang pintar dan menguasai bisnis ini, terlihat menjengkelkan."
"Itu karena mereka berharap bisa mengontrol Tuan Muda. Mengingat tentang umur Anda yang masih muda dan juga dianggap minim pengalaman."
Kali ini Kyle tidak dapat menahan dengusan. Ia selalu heran dengan anggapan orang kalau pemuda kaya dengan warisan melimpah berarti orang yang pemalas. Karena ia tidak pernah dididik seperti itu. Semua keluarga Vendros adalah pekerja keras, tidak terkecuali dirinya. Meski memegang status sebagai pewaris utama, baginya itu adalah tanggung jawab besar dan bukan hanya sebuah kebanggaan.
Memandang sekelompok burung yang beterbangan dan hinggap di dahan pohon, Kyle berucap lirih, "Seandainya mereka tahu, dari SMA aku sudah bekerja. Setiap pulang sekolah, Daddy memintaku ke kantor dan mempelajari banyak hal. Aku melakukannya dengan senang hati tentu saja, sampai-sampai Mommy bergidik karena menganggapku workaholic dari muda."
"Dan sekarang, pengalaman dan pembelajaran itu terbukti berguna."
"Memang, semua yang aku pelajari dari Daddy, memang berguna. Tidak ada hal sia-sia asalkan kita belajar dengan sungguh-sungguh."
Kendaraan berhenti di halaman berumput. Pemandangan yang ia lihat tidak banyak berubah dari terakhir kali datang. Ada banyak sangkar besar berisi burung, kolam ikan, dan beberapa kandang dengan binatang di dalamnya, termasuk burung merak.
"Kyle, kamu datang, Nak?"
Suara seorang wanita membuat Kyle menoleh dari keasyikannya memperhatikan kolam. Ia tersenyum pada wanita cantik setengah baya yang melangkah anggun ke arahnya.
"Aunty, apa kabar?"
Evelyn membuka tangan, mendekap Kyle erat. Meski tinggi tubuhnya hanya sebahu sang ponakan, tidak lantas membuat pelukannya mengendur
"Aunty, kangen sekali, Sayang."
Kyle memeluk erat adik daddy-nya. Salah satu orang terdekat yang ia punya. Selesai berpelukan dengan Evelyn, kali ini dari dalam muncul Agra. Laki-laki tampan itu memeluk hangat dan menuntunnya masuk.
"Kami senang kamu datang. Alvo, Crisla, dan Fino, tidak sabar ingin bertemu denganmu."
"Alvo? Kami sering bertemu, Uncle. Sudah beberapa kali dia datang ke rumah atau penthouse."
"Memang aneh anak itu."
Alvo menyambut kedatangannya dengan heboh. Bersikap seolah-olah sudah lama tidak bertemu dengannya. Sedangkan dua adiknya, justru terlihat malu-malu saat bertemu Kyle. Bersama Gama, yang ikut dalam satu meja, mereka menikmati hidangan makan malam. Rasanya menyenangkan, bisa bertemu dan dekat dengan keluarga. Agra adalah salah satu kerabat favorit Kyle. Kepintaran dan dedikasi Agra pada pekerjaan, membuat Kyle kagum. Dengan wajah yang mirip Jovanka, ia merasa sedang berada di samping sang mommy, hanya saja dalam wujud laki-laki.
KAMU SEDANG MEMBACA
Temptations Of Vendros
RomanceKyle Vendros menyamar sebagai pria berpenampilan cupu, dan bekerja di perusahaan keluarganya sendiri. Tak hanya untuk menemukan pengkhianat dalam perusahaan, tetapi agar bisa lebih dekat dengan cinta masa lalu. *** Sequel dari Sang Pengantin Bayaran...
Wattpad Original
Ada 8 bab gratis lagi