Happy Reading ^_^
***
Selama ia menjadi kepala kepolisian ia tak pernah se-terkejut ini saat membaca sebuah surat dari seorang pembunuh.
Pengkhianat? Di dalam kekuasaannya? Sialan, itu artinya selama ini bisa saja ia tak pernah menemukan titik terang karena orang ini terus menghalangi tugasnya menangkap V.
"Joon, kau baik-baik saja?" Yoongi bertanya hati-hati, raut wajah Namjoon sekarang sungguh mengerikan, pengkhianat dalam kekuasaannya, sangat tidak dapat dimaafkan.
"Jika aku menemukan pengkhianat diantara semua anggota, aku akan menebas kepalanya saat itu juga, itu sumpahku!"
Yoongi berusaha menangkan pria itu, "Tenanglah Joon, bisa saja itu hanya tipuan, itu adalah pengalih supaya kita kehilangan fokus memecahkan teka-tekinya."
Namjoon pun menghela napas, yang dikatakan Yoongi benar, jika dia menangkap V, maka ia akan mendapatkan siapa pengkhianat diantara semua anggotanya selama ini.
"Aku mengatakan kita tidak boleh gegabah bukan? Aku menemukan kejanggalan dalam kalimat surat itu Namjoon." Yoongi menunjuk kalimat tanggal pembunuhan akan dilakukan ketika pabrik Willy Wonka dibangun.
Dengan santai Yoongi mengira segelas air diatas surat itu, seketika hal spontan tersebut mengundang pekikan Namjoon.
"Kau gila? Itu bukti kita satu-satunya!"
"Tenangkan dirimu, lihatlah!" sebelum Namjoon kembali memarahi Yoongi, ia seketika membelalakkan kedua matanya, karena tinta-tinta diatas itu luntur dan digantikan oleh tulisan lain.
"Sekarang kau masih marah?" ujar Yoongi datar.
Namjoon terperangah, "Kenapa kau tidak mengatakan padaku sebelumnya?"
"Aku akan mengatakannya tapi kau terus terpaku pada penemuanmu, bangsat!" Kali ini Yoongi marah, Namjoon menjadi lebih overreact dan tidak fokus sekarang.
"Maafkan aku, kali ini aku akan lebih fokus." pikiran Namjoon yang takut apabila jabatannya turun terus menghantuinya, dalam otaknya hanya berisi pembunuh itu harus mati ditangannya.
Yoongi tak peduli, kemudian membaca isi surat tersebut.
"Kau pikir semudah itu? Mimpi saja Namjoon.
Ini akan menjadi pembunuhan besar-besaran, tepat pada tempo waktu, dimana saat kau harus mengakui dosa-dosamu di masa lampau.
Dosamu terbesarmu yang telah kau lupakan, dan bahkan kau sengaja menghapus semua demi ambisi dan keserakahanmu!"
Tangan Namjoon gemetar, apa ini? Dosa terbesarnya? Ia tak pernah mengerti, karena selama ini banyak nyawa telah menjadi korban pistol nya.
Apalagi saat peperangan antara rakyat komunis Korea Utara dengan Korea Selatan berlangsung, ratusan nyawa telah ia pertaruhkan demi tanah airnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killer [Kim Taehyung]
Fanfiction"ᴊᴀɴɢᴀɴ ᴍᴇɴɪʟᴀɪ ʙᴜᴋᴜ ᴅᴀʀɪ sᴀᴍᴘᴜʟɴʏᴀ!" Mungkin kalimat itu merupakan penggambaran yang tepat pada Shin Aelita saat ini. Sekarang ia menyesal karena ia hanya menilai seseorang hanya dari wajah. Karena sekarang ia tengah terikat tak berdaya dengan tang...