Six

485 72 2
                                    




"Hai nyonya Hans" sapa erik, yang membuat Hans terkejut. Hans pun menoleh kebelakang lalu hans pun berbisik ke Jihan.

"Gua mohon lo pura-pura jadi istri gua, gua ga mau dia tau kalo gua masih sendiri. Gua mohon sampe dia pergi aja." Ucap Hans yang berbisik ketelingga Jihan, Jihan yang mengdengar ucapanya sontak tidak menyangka meggerutkan dahinya lalu menatap Hans tidak percaya  jika harus berpura-pura menjadi istrinya.

"Pliss Gua mohon kali ini aja, setelah semuanya selesai lo. Boleh marahi gua. Tapi untuk saat ini. Iya in aja apa yang dibilang. Gua mohon bangett." Lanjut Hans, Jihan pun yang manatapnya lagi. Dan ia pun bersedia pura-pura menjadi istrinya. Jihan pun manarik nafas dan mengdengunya dengan kasar. Lalu menggangguk pelan.

"Hai, saya Erik, ini istri saya dan ini anak saya." Sapa erik memperkenalkan diri dan istrinya  dan anaknya. Lalu mengulurkan tangan untuk berjabat tangan.

"Oh haii, saya Jihan." Jawab Jihan dengan senyum palsunya, lalu membalas uluran tangan erik

"Jihan" lanjut Jihan memperkenalkan ke wanita disampingnya.

"Amel" Ucap amel dengan senyuman.

"Hallo tante, aku iqbal" ucap anak kecil lalu menyalam tangan jihan. Jihan pun tersenyum dan mencium kening anak laki-laki itu.

"Jihan boleh kamu temeni aku untuk keliling Mall ini, aku belum sempat membeli. Karena Erik dari tadi sibuk dengan pekerjaannya." Ajak Amel dan anggukan oleh Jihan ia pun mengajak Aqilla dan Iqbal. Mereka pun meninggalkan Erik dan Hans.

"Emang dasar yah, para istri. Kalo ga ngegosip, yah ngabisi uang suami." Ucap Erik, mereka pun tertawa.

"Oo ya Hans, lo udah berapa lama nikah? Kok enggak ngundang gua atau ngabari gua? Biar gua bisa pulang." Ujar Erik yang membuat Hans terkejut dengan pertanyaannya.

"Eemmmm... Iniii, semuanya terjadi secara mendadak." Jawab Hans dengan gugup, lalu dianggukan oleh Erik.

Disisi lain Jihan, Aqilla, Amel dan Iqbal kini masih berkeliling.

"Jihan apakah kalian, menikah didasarkan oleh cinta?" Tanya Amel yang membuat Jihan terdiam.

"Jihann" panggil amel. Jihan pun terkejut

"Iyaa, kita menikah atas dasar cin-ta." Jawab Jihan terbata-bata saat mengucapkan kalimat terakhir. Amel pun mengganguk

"Apakah kalian sudah mempunyai anak? Maksudnya selain Aqilla?" Tanya Amel yang membuat Jihan kembali terpaku, pikirannya dikuasai dengan keadaannya yang sekarang dan membuat ia merasakan kesedihan yang cukup mendalam. Namun ia menutupinya dengan senyuman

"Kami sudah punya Aqilla dan bagi aku dia sudah cukup dari segalanya." Jawab Jihan memadang Aqilla yang sedang memakan ice cream bersama Iqbal. Ia menyayangi Aqilla sepenuhnya bahkan lebih dari dirinya sendiri. Amel pun kembali mengangguk.

Disisi lain Erik dan Hans yang sedang berbicara, kini datanglah Andre yang baru selesai bertemu kliennya ditempat makan samping Mall.

"Ini diaa.. bapak Andre yang sangat tampan." Ujar Erik lalu berdiri memeluk Andre.

"Kok kalian bisa disini? Mana Istri lo? Tanya Andre lalu melepas pelukannya

"Istri gua, lagi keliling bareng nyonya Hans, maksudnya Jihan." Jawab Erik kembali duduk. Andre yang mendengar jawaban dari Andre lalu menatap Hans dengan tatapan penuh tanya. Hans pun merespon dengan senyum tipisnya.

Kemudian Jihan, Amel, Aqilla, dan iqbal pun Datang menemui Hans Erik dan Andre dengan belanjaan yang bnyak bhkan satu troli penuh dengan belanjaanya, tapi tidak dengan Jihan yang hanya menenteng beberapa belajaan, itupun punya Aqilla semua mainannya.  Andre yang benar-benar terkejut bahwa Jihan memang berada disini.

UNTUK AQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang