Nine

435 60 8
                                    

Satu bulan kemudian, hubungan antara Jihan dan Aqilla semakin dekat ya walaupun Hans tidak suka dengan Jihan.

Jihan yang kini telah tengah jogging, dia melakukannya setiap pagi sebelum pergi keklinik. Saat ia menuju rumah ia melihat Aqilla yang duduk dikursi panjang tak jauh dari rumahnya dengan memegang seekor kucing kecil, Jihan pun menghampir gadis kecil itu.

"Hemmm" ucap Jihan dan Aqilla pun menoleh.

"Kenapa?" Tanya Jihan sambil mengangkat kedua alisnya.

"Aku mau merawat Ciku, tapi kata nenek dia alergi sama kucing." Jawab Aqilla dengan lemah dan menyebut nama kucing yang sedang dipangkunya.

"Terus?" Tanya Jihan lalu duduk disampingnya

"Kata nenek letakan saja dikandang jangan sampai ia berkeliaran didalam rumah. Aku nggak mau kalo anakku cuma didalam kandang." Ucap Aqilla, Jihan pun terkekeh saat dia menyebut kucing itu sebagai anaknya.

"Yaa sudah kalo gitu, sini biar tante jiji yang ngurus anak kamu." Ucap Jihan lalu mengambil kucing itu dari pangkuan Aqilla.

"Terus gimana kalo aku kangen anakku? Tanya Aqilla sambil mengelus kucing itu.

"Yaa nanti kita ketemu terus disini, dan aku janji untuk bawa anak kamu ini ketemu sama ibunya." Jawab Jihan lalu mencubit hidung Aqilla dengan pelan. Aqilla pun tersenyum lalu mengangguk setuju.

"Sekarang kamu pulang, nanti kamu dicariin nenek kamu." Ucap Jihan Aqilla pun mengganguk dan berdiri, sebelum melangkahkan kaki ia pun mencium pipi Jihan terlebih dahulu.

Muchhhh...

"Dahh Tante Jiji, dahhh ciku." Pamit Aqilla dan melambaikan tangan, Jihan pun membalaskan dengan lambaian tangan, dan ia menggerakan tangan kucing itu seperti dadah. Setelah Aqilla masuk kerumah, Jihan pun beranjak meninggalkan tempat itu dan pulang kerumah.

****

"Assalamuallaikum" Ucap Jihan setelah membuka pintu.

"Waallaikumsalam" Jawab papa dan mama bersamaan. Jihan pun duduk disofa, bersama kucing yang dibawanya.

"Itu kucing siapa ji?" Tanya mama

"Ohh ini kucingnya Aqilla, dia nggak diboleh neneknya untuk dirawatnya. Terus aku ktemu dia tadi duduk didepan, dan aku nawari kalo kucingnya biar aku aja yang ngerawat dan dia mau." Jawab Jihan yang masih sibuk dengan kucing itu. Mama pun mengangguk mendengar penjelasan Jihan.

"Sekarang kamu bersih-bersih, udah duluu maini kucingnya." Ucap mama dan ddijawab dengan anggukan dari Jihan.

"Ciku kamu disini dulu yaa jangan nakal, nanti aku beliin makanan kamu." Ucap Jihan ke ciku lalu meletakannya dilantai.

"Dia nggak ngerti bahasa kamu ji" ucap Papa,

Meong, meonggg ,,meongggg

"Nahh ini di jawab, berarti dia ngerti ucapan aku." Jawab Jihan dengan tersenyum, mama papanya pun menggelengkan kepala melihat tingkah putrinya itu.

"Daahh aah aku mau kekamar, mau mandii gerah bangett." Pamit Jihan sambil mengibaskan tangannya kewajahnya.

Skipppppp.........

Kini dikantor Hans dan Andre menuju ruangan Hans sambil membicarakan tentang metting hari ini. Sampai diruangan mereka pun duduk, Hans yang duduk dikursinya dan Andre duduk didepan meja Hans.

"Metting kita hari ini sama David dan Jerome, lo yakin Hans mau ngambil proyek ini?" Tanya Andre tidak yakin.

"Nggak peduli sama siapa gua berhadapan, dan gua nggak mau kalo sampai proyek ini hilang sia-sia." Jawab Hans tanpa ragu. Andre pun mengangguk.

UNTUK AQILLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang