Pagi ini Hans berniat untuk tidak kekantor, karena orang dirumah juga sedang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Hans pun menuju kekamar Aqilla, yang kini melihat putrinya sedang tidur dengan nyaman. Ia pun mendekati putrinya lalu ingin menciumnya, kemudian diurungkan karena dia teringat seseorang yang dia cintai yang sudah menghianati cinta. Ia pun melihat gelang tangan yang ada disebelah bantal guling milik Aqilla. Ia menaikkan alisnya seakan penuh tanya gelang siapa ini.
Flashback on
Setelah Aqilla selesai diobati, Hans pun menggendong Aqilla membawanya kemobil. Aqilla yang sedaritadi masih menangis, Hans pun bingung harus melakukan apa. Tak lama Jihan pun keluar, Jihan pun tidak tega melihat Aqilla yang meringgis kesakitan ia pun lalu mendekati Hans.
"Sini biar aku aja yang gendong, biar aku ikut kalian biar kamu bisa menyetir dengan tenang." Tawar Jihan, Hans pun berpikir. Lalu memberikan Aqilla pada Jihan. Entah mengapa Aqilla sedkit lebih merasa lebih baik setelah digendong oleh Jihan.
Jihan pun masuk kemobil, dan tidak ada percakapan didalam mobil. Hanya diiringi suara mesin mobil. Tak lama merekapun sampai dirumah Hans, Jihat sedikit melihat jalan tersebut seperti tidak asing. Dan ya benar, ini jalan area perumahannya.
"Rumah kamu dimana? Biar nanti sopir saya yang antar kamu.? Tanya Hans lalu mengambil Aqilla dari peluknya.
"Tidak usah, rumah aku ga jauh dari sini. Biar aku jalan kaki saja." Jawab Jihan dengan percaya diri, walaupun keadaan sudah larut tapi dia menolak tawaran dari lelaki didepannya ini.
Khalil pun baru pulang, yang entah dari mana dia baru pulang hingga tengah malam seperti ini.
"Dari mana lo?" Tanya Hans dengan nada kerasnya.
"Dari rumah temen, habis nyelesaikan skiripsi." Jawab Khalil dengan santai, Khalil pun melihat Jihan seperti tidak asing baginya.
"Ehh ini mba yang ada diMall tadikan, ngapai kesini mba? Abang saya genit-genit ya mba? Tanya Khalil sedikit melirik Hans dan diberi tatapan tajam dari Hans.
"Udah mending lo, anter dia pulang. Gua mau masuk dulu." Ucap Hans, lalu meninggalkan Jihan dan Khalil
"Dasar lelaki sombong,,bahkan dia tidak mengucapkan terimakasih." Guman Jihan dalam hati, karena geram melihat lelaki itu yang pergi meninggalkannya
"Udah mba, gau usah dipikiri. Dia emang kayak gitu." Ucap Khalil yang melihat ekspresi Jihan yang sangat geram karena tingkah laku abangnya. Lalu dianggukkan oleh Jihan
"Ya udah, ayo mba saya anter. Rumah mba dimana? Tanya Khalil.
"5 rumah dari sini, masuk kedalam." Jawab Jihan menjelaskan lalu dianggukkan oleh Khalil.
Flashback off
"Mungkin ini punya perempuan itu, biar nanti diperbaiki dulu." Guman Hans dalam hatinya. Aqilla pun terganggu dari tidurnya, ia pun membuka matanya dengan perlahan menyesuaikan cahaya matahari dari jendela kamarnya.
"Ayah." Ucap Aqilla dengan suara khas bangun tidurnya. Lalu ia memeluk ayahnya dengan sangat erat.
"Gimana gigi kamu masih sakit?" Tanya Hans dengan lembut.
"Udah ga." Jawab Aqilla dengan senyum sumrigh nya.
"Ya udah sekarang kamu mandi, dengan mba Indah udah itu kita sarapan." Ucap Hans lalu meninggalkan Aqilla dan memanggil mba indah.
Hans yang sudah menunggu dimeja makan, tak lama Aqilla pun turun dengan senyum yang tak hilang dari bibirnya. Aqilla pun mendekati ayahnya lalu mencium pipi kanan dan pipi kirinya. Hans yang diperlakukan seperti itu sedikit terharu.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK AQILLA
Fiksi Remaja"tante mau kan jadi ibu aku". Ujar Aqilla kepada Jihan...... "Maaf sayangg, tante ga bisa." Jawab Jihan lalu mengusap kepala Aqilla dengan lembuatt