Kini sampai dirumah sakit, Jerome pun diperiksa karena hidungnya sudah cukup banyak mengeluarkan darah, Shinta yang terus menangis menatap dari luar pintu. Ia pun menghubungi saudaranya jerome yang bernama David.
''Hallo, Jerome sekarang ada.dirumah sakit xxxx. Kamu cepatt kesini.!'' ucap Shinta dengan suara lemahnya.
"Shittttt!! Kenapa bisa masuk sih? Oke aku kesana sekarang" jwab david lalu mematikan telponnya.
Sesampainya dirumah sakit, David pun mengampiri Shinta yang duduk tertunduk sambil menutup wajahnya dengan dua tangannya.
"Apa yang terjadi?".Tanya David
Shinta pun menceritakan.yang terjadi tadi.
"Anjinggg!!!!! Lo salah orang Hans, gua ga akan ngebiari hidup lo tenang setelah apa yang lo buat ke adik gua!" guman david dengan semua kebenciaanya.
Disisi lain Hans yang masih menahan emosinya karena mantan istrinya yang datang setelah sekian lamanya dan datang ingin mengambil putrinya agar tinggal bersama Shinta.
"Udah bang, lo mendingan hubungi pengacara kita aja. Minta ke dia untuk dibuati proposal supaya wanita itu ga berani dateng kesini lagi." Ujar Khalil memberi saran. Hans pun mengangguk setuju.
Hans pun mengambil ponselnya, lalu menghubungi Pengacaranya.
"Hallo Yo, besok lo dateng kekantor gua, gua ada urusan sama lo. Ini menyangkut hak asuh Aqilla. Besok gua tunggu jam 10 pagi" ucap Hans
"Iya Hans, nanti gua dateng nemui lo" jawab Rio.dan dimatikan Hans secara sepihak.
Kini Hans yang melihat Mamanya tidak berhenti menangis. Ia khawatir kalo shinta akan berbuat lebih nekat lagi.
"Udah ma jangan nangis terus, nanti Aqilla denger. Jangan sampai ia tau kalo Shinta dateng kesini mau ngambil dia secara paksa. Aku janji ga akan pisahi Aqilla dari kita. Udah ya ma" Ucap Hans lalu memeluk Mamanya dan mengusap punggung mamanya dengan lembut.
"Pipi kamu Hans bengkak, biar mama kompres yaa." ucap mama yang melihat pipi hans memar karena pukulan dari Jerome.
"Udah gapapa ma, ini nggak sakit. Nanti juga bakal ilang sendiri. Sekarang mama tidur aja ya, pa tolong aja mama kekamar." pinta Hans lalu dianggukan oleh Papa dan membawa istrinya untuk masuk kekamar.
Dan yang lainpun ikut masuk kekamarnya masing-masing dan meninggalkan Hans yang masih duduk disofa.
"Gua ga akan ngebiari lo bawak putri gua, karena gua tau lo akan ngehasut dia buat ngebenci gua. Seperti lo ngehasut Aditya yang semakin benci sama gua karena ulah yang lo buat. Dan gua yang harus nanggungny." Ucap Hans yang kini telah meneteskan airmata, lalu ia mengusapnya dengan cepat.
Ia pun masuk kekamar Aqilla menatapnya dengan sendu, melihat putrinya yang tidur dengan nyaman. Lalu Hans pun menghampiri putrinya, dan duduk disampingnya sambil mengusap rambut Aqilla dengan lembut dan penuh kasih.
"Ayah nggak akan biari kamu tinggal sama Bunda kamu. Dia itu jahat, dan dia akan merubah pola pikir kamu. Ayah janji." Ucap Hans dengan pelan, lalu mencium kening, pipinya Aqilla dan meninggalkannya.
Hans pun masuk kekamarnya, lalu ngambil satu botol wine dan duduk dikursi. Lalu meminumnya tanpa gelas. Ia ingin menghilangkan pikirannya sejenak. Dan ia pun teringat kejadian dimana Aditya berbicara didepan Hakim karena ia selalu dipukuli Hans. Padahal itu semua tidak pernah terjadi, itu hanya ulah Shinta agar hak asuh Aditya jatuh ditangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK AQILLA
Teen Fiction"tante mau kan jadi ibu aku". Ujar Aqilla kepada Jihan...... "Maaf sayangg, tante ga bisa." Jawab Jihan lalu mengusap kepala Aqilla dengan lembuatt