"Apakah anda membutuhkan tumpangan? Wahai Bapak yang sombong?" Tanya orang tersebut dari dalam mobil, Hans pun menoleh kesumber suara tersebut.
"Oke saya saya tanya sekali lagi, apakah anda butuh tumpangan?" Tanya orang itu, dan Hans hanya menatap datar orang tersebut.
"Saya sudah tau jawabannya. Baiklah selamat pagi, semoga anda tidak terkena macet." Ucap orang itu lalu menghidupkan mobilnya, saat ingin melajukan mobil ia pun ditahan oleh Hans.
"Tunggu! Okeh gua numpang dimobil lo anaknya Bapak Habibi." Ucap Hans lalu masuk dikursi penumpang. Namun saat duduk mobil tidak jalan-jalan. Ia dia adalah Jihan
"Kenapa diem? Ayokk jalan." Ucap Hans dengan wajah datarnya, dan Jihan menatap tajam dari kaca spion didalam mobilnya.
"Kamu kira aku sopir kamu!? Jawab Jihan dengan tatapan sinis. Hans pun menarik nafar beratnya, lalu turun dari mobil dan pindah kesebelah Jihan.
"Puasss!!" Ucap Hans dengan menaikan nada bicaranya Jihan pun tersenyum. Lalu melajukan mobilnya
Diperjalanan tidak ada pembicaraannya, hanya suara mesin. Dan dijalan tiba-tiba mobil jihan pun mati mendadak.
"Kenapa berhenti?" Ucap Hans dengan bingung
"Ga tau" jawab Jihan, lalu menghidupkan kembali mobilnya. Sudah berulang-ulang kali tapi masih saja tidak menyala
"Emang bener, mobil lo ini seharusnya ada di Meseum. Mobil tua masih dipakek." Ucap Hans Jihan yang mendengar ucapanya lalu memberikan tatapan sinis, lalu Hans pun keluar dari mobil untuk mengeceknya.
"Gimana ada yang harus diganti nggak? Tanya Jihan yang menggeluarkan kepalanya dari jendela mobil. Hans pun menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.
"Coba lo terus nyalai, biar gua sambil dorong dari belakang." Ucap Hans lalu melepaskan jasnya lalu melonggarkan dasinya dan menggulung lengan kemejanya jihan pun mengangguk.
Tapi mobil masih tidak menyala.
"Sekarang lo turun, biar gua yang coba nyalai." Pinta Hans menyuruh Jihan agar turun dan mendorong mobil.
"WHATTT.......!!! You're serious?tanya Jihan dengan tidak percaya.
"Iya cepetan turun, ntar gua telat" jawab Hans dengan datar. Jihan pun mendengus kesal lalu ia pun bergantian posisi.
Kini Jihan dengan penuh tenaga mendorong mobilnya, dan orang hanya melihatnya.
"Terus" ucap Hans dari dalam mobil. Jihan terus mendorong mobilnya dengan sekuat tenaga. Dan akhirnya mobil pun menyala. Jihan menghembuskan nafas leganya.
"Ayokk cepett naik, nanti mobil butut lo mogok lagi" pinta Hans dari dalam. Jihan pun melipat tangan didepan dadanya lalu berjalan masuk kemobil.
"Ayok cepett jalan!" Pinta Jihan lalu menutup pintu mobilnya dengan keras, Hans pun terkekeh kecil.
Sampai dikantornya Hans.
"Thanks, besok lo ga usah pakek mobil ini lagi. Mobil lo ini harusnya udah jadi barang antik. Dan lo masih makek mobil kayak gini." Ucap Hans lalu meninggalnya tanpa menunggu jawaban dari Jihan.
"Ya Tuhan salah banget aku nawari tumpangan ke orang ituu. Tolong beri dia hidayahmu Tuhan. Menyebalkan" Gerutu Jihandengan penyeselan.
Jihan pun melajukan mobilnya untuk pergi keklinik.
Sampai diklinik, ia memasuki ruangannya yang sudah ada Sari yang sibuk dengan laptopnya.
"Maaf yahh telat 15 menit." Ucap Jihan kepada Sari yang sibuk pada laptopnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNTUK AQILLA
Novela Juvenil"tante mau kan jadi ibu aku". Ujar Aqilla kepada Jihan...... "Maaf sayangg, tante ga bisa." Jawab Jihan lalu mengusap kepala Aqilla dengan lembuatt