BAB 7

6.8K 585 68
                                    

-Selamat Tidur Jean|BAB 7-

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"JIHAN TAHU"

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖

"Kita tutup rapat hari ini, terima kasih atas kehadiran kalian semua. Sekian dari saya, selamat siang."

Reinand menutup rapat OSIS yang ia pimpin sejak sejam yang lalu, memberikan waktu istirahat pada seluruh anggota OSIS yang telah hadir pada rapat yang membahas tentang pentas seni tahunan untuk kelas 12.

Setelah seluruh anggota keluar dan ia membereskan berkas-berkas rapat, Reinand melangkah keluar dari ruang rapat. Jam memasuki waktu istirahat kedua, Reinand memilih pergi ke kantin untuk menikmati makan siang.

Sudah menjadi kebiasaan Reinand kemana-mana sendirian, tidak ada teman atau siapapun yang menemaninya. Bukanya tak ada yang mau berteman dengan Reinand, hanya saja Reinand yang terlalu menutup diri dan menutup pertemanan dengan siapapun itu.

Apalagi Reinand adalah ketua OSIS dan juara umum di sekolahnya. Tentu banyak yang ingin berteman dengan laki-laki itu. Baik yang serius, maupun hanya memanfaatkan diri Reinand.

Selagi menunggu pesanan makanannya datang, Reinand menyibukkan diri dengan ponsel, sekedar mengecek apakah ada pesan penting yang masuk. Reinand juga mengecek sosial medianya, melihat-lihat sejenak apakah ada berita terpanas di sekolahnya ini. Ya, sebagai ketua OSIS ia harus mengecek semua akun sosial media milik sekolah demi menjaga nama baik SMA Elang Sakti. Reinand tak ingin ada berita tak mengenakkan yang muncul di akun sosial media sekolah.

Makanan yang tadi ia pesan sudah datang dan tiba di meja hadapannya. Reinand mengucapkan terima kasih pada pelayan kantin sebelum akhirnya mulai menyantap menu makan siang yang ia pesan. Mie ayam kesukaan Reinand.

Kantin tidak terlalu ramai jika siang hari, banyak yang memilih menghabiskan waktu di taman sekolah karena tempatnya yang asri dan sejuk. Apalagi di siang hari ini, orang-orang malas untuk sekedar pergi berdesakan di kantin.

Acara makan Reinand terganggu begitu ada dua orang yang duduk di kursi depan. Laki-laki itu melirik sekilas, lalu tak mengindahkan kehadiran keduanya, tetap asik menyantap si mie ayam.

"Lo gak buta untuk ngelihat kita berdua," ujar Naren membuka ucapan. Pasalnya Reinand tak menunjukkan tanda-tanda bahwa ia akan memberi respon.

"Lo gak buta untuk ngelihat gue lagi makan," balas Reinand acuh tak acuh. Bahkan ia masih sempat menyeruput teh es manis yang terasa segar di tenggorokan.

"Cepat habisin, kita mau bicara." Kali ini Joe yang berbicara.

Kening Reinand mengernyit samar, tapi tangannya masih sibuk memegang garpu dan sendok. "Ketua OSIS gak pernah diperintah sama siswa lain. Cuma guru yang boleh kasih perintah."

Naren menggeram marah. Satu tangan yang di atas meja mengepal kuat, sedangkan yang satunya lagi berada di atas pahanya, ikut mengepal juga.

"Lebih baik lo turutin kata kita berdua, sebelum gue acak-acak nih kantin," ancam Naren.

Reinand meletakkan sendok ke dalam mangkuk, menatap si kembar bergantian dengan santai dan tanpa rasa takut sedikitpun, sambil terus mengunyah sisa mie ayam yang ada di dalam mulutnya.

"Yaudah, acak-acakin aja," tantang Reinand, dan kemudian ia memajukan kepalanya ke arah si kembar, "tapi besok jangan tonjok gue kalau Pak Dean Purnomo dapat surat panggilan dari sekolah," balas Reinand tak mau kalah. Berbicara sangat pelan agar tidak ada yang mendengarkan ucapannya.

Jean: Selamat Tidur Jean (S1, end) & Pulanglah Jean (S2, on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang